Hadiah Cermin untuk Sultan Aceh dari Raja Perancis, 1619

in #busy6 years ago

Sekitar tahun 1619, Agustine Beaulieu, seorang utusan Raja Perancis, datang secara khusus ke Aceh untuk menemui Sultan Agung Iskandar Muda. Beaulieu (begitu dia dipanggil) datang dengan membawa banyak hadiah dari Raja Perancis. Salah satu hadiahnya adalah sebuah cermin yang waktu itu amat langka dan sangat mahal harganya.

pran1.jpg

Sayangnya hadiah yang berupa cermin itu pecah di tengah perjalanan. Benda itu tidak mampu bertahan dan kerap terantuk-antuk saat kapal diombang-ambing ombak dalam pelayaran yang sangat dari pelabuhan Perancis hingga bandar Lamuri. Akhirnya utusan itu hanya bisa mempersembahkan serpihan cermin sebagai hadiah bagi Sultan Iskandar Muda.

Agustine Beaulieu mencatat semua pengalamannya itu yang dapat dibaca sampai sekarang sebagai bukti sejarah. Dia disambut sangat baik oleh Sultan Aceh, dengan penyambutan luar biasa. Di istana yang megah dengan lantai berhiasan karpet dari Turki, rombongaanya disambut tiga puluh gadis cantik berpakain dekoratif batik perak batu permata yang indah, menghibur kedatangan Beaulieu dengan tarian, kemudian muncul lima belas gadis dengan gendang kecil, dan terakhir muncul dua gadis cantik yang sangat menakjubkan.

pran2.jpg

Dalam catatan pengalaman Beaulieu ini (sebagaimana yang dikutip Denys Lombard dalam buku Kerajaan Aceh), betapa indah dan ramahnya pemandangan dan kehidupan di Kerajaan Aceh dan Beaulieu benar-benar melihat semuanya dengan matanya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang Aceh sangat ramah dan sangat memuliakan para tamu yang datang dengan maksud baik. Apalagi yang datang itu tamu terhormat dari negeri yang jauh.

Kerajaan Aceh adalah satu-satunya kerajaan Melayu terbesar, paling berpengaruh, dan amat masyhur di Nusantara. Dalam istana yang bernama Istana Dalam Darud Donya (kini Meuligoe Aceh yang menjadi kediaman Gubernur Aceh terpilih) terdapat Balee Ceureumeen atau Aula Kaca, yang merupakan benda pemberian dari Kerajaan Perancis. Menurut catatan Beaulieu, Istana Kesultanan Aceh luasnya tak kurang dari dua kilometer. Selain Balee Ceureumeen, terdapat pula ruang Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung tiga ratus ekor gajah.


Sumber foto: Galeri Aceh



Sort:  

Sejarah yang sangat bagus,saya baru kali ini membaca sejarah ini

Di buku karangan Denys Lombard lengkap semua, mas @hafizz :)

Dimna saya bisa mendapatkan buku itu

Biasanya ada tersedia di TB Gramedia.

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by mancingikan1 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63651.41
ETH 2679.55
USDT 1.00
SBD 2.80