Bacteria Deadly Melon Fruits
Empat warga Australia dilaporkan tewas setelah mengkonsumsi semangka yang telah terkontaminasi oleh bakteri Listeria. Dilansir ABC News, Rabu 7 Maret 2018, saat ini tercatat ada 17 kasus Listeriosis di Victoria dan New South Wales, selama sebulan terakhir.
Sebanyak 15 kasus dialami oleh orang tua, salah satunya sakit. Ditentukan bahwa 13 dari 15 orang mengkonsumsi melon sebelum Listeriosis.
Melon yang terkontaminasi berasal dari perkebunan di New South Wales.
Diperkirakan keracunan makanan akibat bakteri Listeria akan meningkat, karena gejala akan mulai muncul setelah enam minggu terinfeksi bakteri. Kondisi ini memicu pemerintah Australia mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk mengawasi melon yang telah terinfeksi Listeria.
Pejabat kesehatan setempat memperingatkan terutama untuk pasien hamil, lanjut usia dan penderita diabetes, dan kanker untuk menghilangkan potongan melon yang mereka miliki. Produsen buah juga sepakat untuk berhenti menjualnya setelah diberitahu bahwa kontaminasi Listeria dimulai dua pekan lalu.
"Lepaskan atau bawa kembali ke toko," kata Manajer Pengembangan Asosiasi Melon Australia, Dianne Fullelove, memperingatkan warga Australia yang telah membeli melon, dikutip dari Guardian.
Kasus kematian akibat bakteri Listeria menyebabkan kegelisahan di masyarakat, sekaligus meningkatkan kesadaran pemerintah Indonesia akan impor buah-buahan, khususnya dari Australia.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Banun Harpini, mengatakan ini merupakan sinyal darurat bagi pemerintah Indonesia untuk segera melakukan tindakan antimonopoli. Kementerian Pertanian telah mengantisipasi penutupan pendapatan semangka dari Australia ke Indonesia. Penutupan ini efektif pada tanggal 3 Maret 2018.
"Pada dasarnya, semangka dari Australia ini tidak pernah ada di Indonesia. Data Sistem Informasi Karantina Pertanian belum pernah tercatat dalam pendapatan buah ini dari tahun 2017 sampai 2018 hari ini, jadi Kementan meminta masyarakat untuk tidak panik atau memperparah," katanya dalam sebuah pernyataan. Pers diterima oleh VIVA, Rabu 7 Maret 2018.
Dikatakan bahwa buah melon yang beredar di pasaran saat ini adalah buah lokal murni dari petani Indonesia, dan Kementerian Pertanian menjamin buahnya sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Kementan akan terus waspada dan mengawasi impor intensif asupan buah melalui bandara, pelabuhan dan perbatasan negara, dengan memobilisasi semua kemampuan Badan Karantina Pertanian, baik di tempat pengawasan dan pengujian laboratorium.
"Pekerja karantina akan menolak dan menghancurkan dimana impor buah melon berasal dari Singapura dan Malaysia," kata Banun.
Namun, masih ada potensi untuk rockmelon di Indonesia, karena diekspor ke Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya. Banun menunjukkan bahwa hal itu akan meningkatkan kewaspadaannya terutama ke perbatasan Malaysia dan Singapura.
Dia menyebutkan bahwa masyarakat Kepulauan Riau, Batam, dan pesisir Sumatera sangat berisiko.
"Bukan tidak mungkin masyarakat di pesisir timur Sumatera memiliki kesempatan untuk mengkonsumsinya, karena lalu lintas orang ke negara cukup kuat," katanya.
Dia meminta komunitas buah melon impor yang tidak waras, dan menghindari kontak langsung atau konsumsi melon impor sampai penyelidikan, dan tindakan pencegahan pemerintah Australia.
Dia juga mengatakan, Barantan akan terus berkomunikasi dengan pihak berwenang di Australia untuk memastikan bahwa bakteri tersebut tidak menyebar ke negara tersebut. Ia juga mengajak orang untuk makan buah lokal yang pastinya sehat dan aman.
"Menurut saya buah lokal masih merupakan pilihan terbaik bagi kita. Manggis, sirsak, mangram Indramayu, jambu biji merupakan produk lokal yang kaya akan nutrisi dan layak dikonsumsi, "katanya.