Parlemen Inggris Ambil Kendali atas Brexit
Kekacauan Brexit masih berlanjut, membuat Parlemen Inggris kemudian mengambil alih kendali dari tangan Perdana Menteri Theresa May. Parlemen telah mengesahkan amandemen yang memberi mereka kekuatan untuk memilih alternatif dari rencana Brexit pemerintah. Upaya untuk mengambil alih kendali proses itu terjadi seiring May mempersiapkan upaya terakhirnya untuk membujuk anggota parlemen untuk mendukung kesepakatan Brexitnya, yang telah ditolak dua kali dengan selisih suara yang besar.
Oleh: Stephen Castle (The New York Times)
Mulai Senin (25/3), Parlemen Inggris mengambil kendali atas Brexit, menentang tradisi politik negara itu dan memberikan Perdana Menteri Theresa May sebuah teguran yang belum pernah diterima para pendahulunya.
Dengan melangkah ke dalam proses Brexit dan mencoba untuk menentukan jalur alternatif, anggota Parlemen dapat menciptakan bentrokan konstitusional di Inggris, di mana pemerintah biasanya mengontrol agenda di Parlemen, terutama pada masalah yang paling mendesak.
Parlemen telah mengesahkan amandemen yang memberi mereka kekuatan untuk memilih alternatif dari rencana Brexit pemerintah. Upaya untuk mengambil alih kendali proses itu terjadi seiring May mempersiapkan upaya terakhirnya untuk membujuk anggota parlemen untuk mendukung kesepakatan Brexitnya, yang telah ditolak dua kali dengan selisih suara yang besar.
Pada hari Senin (25/3) dia mengakui bahwa “tidak ada cukup dukungan” untuk melakukan upaya lain untuk mendapat persetujuan secepatnya, meskipun dia mungkin akan mencoba lagi pada hari Kamis (28/3).
Cengkeraman May pada kekuasaan melemah, dengan anggota kabinetnya secara terbuka membahas kebijakan Brexit yang kontradiktif, desas-desus tentang rencana untuk menggantikannya, dan beberapa anggota legislatif Partai Konservatifnya meminta dia untuk menyebutkan tanggal kapan dia mundur dari kekuasaan. Dia sudah mengatakan dia tidak akan memimpin partai ke menjelang pemilihan umum berikutnya yang dijadwalkan untuk 2022.
Manuver terbaru ini terjadi pada awal minggu ini, beberapa hari sebelum jadwal pelaksanaan penarikan Inggris dari Uni Eropa. Sebaliknya, Inggris akan tetap di dalam Uni Eropa sampai setidaknya 12 April, meskipun apa yang terjadi setelahnya masih belum bisa dipastikan saat ini.
Meskipun demikian, minggu ini akan menjadi minggu yang kritis, baik untuk May dan untuk mereka yang menentang rencana penarikan Inggris dari Uni Eropa, yang akan menyediakan masa transisi status quo tetapi pada akhirnya akan mengeluarkan Inggris dari struktur ekonomi utama Eropa.
Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/news-parlemen-ambil-kendali-brexit-dari-theresa-may/