Puisi untuk Perdamaian Dunia (Poetry for World Peace)

in #book6 years ago (edited)

Buku puisi bertajuk “Puisi untuk perdamaian Dunia” ini memuat puisi-puisi karya peserta Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X yang digelar di Kota Serang, Provinsi Banten, 15-17 Desember 2017. Buku antologi puisi ini diterbitkan oleh Dewan Kesenian Banten, cetakan pertama (2017), ukuran 15 x 21 cm, tebal xxii + 202 halaman, desain dan tata letak oleh Suheri, Logo PPN X oleh Gito Waluyo.

Poetry book titled "Poetry for World Peace" contains poems by participants of the Meeting of Poets Archipelago (VAT) X held in Serang City, Banten Province, 15-17 December 2017. This anthology of poetry is published by the Banten Art Council, the first print (2017), size 15 x 21 cm, thickness xxii + 202 pages, design and layout by Suheri, VAT X Logo by Gito Waluyo.

Puisi-puisi yang termuat di dalam buku ini umumnya menyuarakan anti peperangan, sebab peperangan hanya membuat kesengsaraan dan penderitaan warga sipil yang tak bersalah. Peperangan dan kekerasan pun tak sesuai dengan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia. Untuk itu peperangan dan kekerasan harus dihentikan, harus disudahi.

The poems contained in this book are generally anti-war voices, because the wars only make the misery and suffering of innocent civilians. Wars and violence are incompatible with humanitarian law and human rights. For that war and violence must be stopped, must be stopped.

IMG_20180319_091644_255.JPG

Sanggupkah puisi menolak peperangan dan kekerasan di atas dunia? Setidaknya melalui puisi, para penyair telah berupaya melakukan sebuah perlawanan atau penolakan terhadap peperangan dan kekerasan. Peperangan hanya akan menyisakan kehancuran, meninggalkan puing-puing yang berserakan. Kerusakan fisik ini bisa kita lihat di negara-negara yang sedang dilanda konflik peperangan. Tak hanya itu saja, kerusakan mental dan psikologis juga akan mendera masyarakat sipil dan anak-anak.

Can poetry reject war and violence over the world? At least through poetry, poets have attempted a resistance or rejection of war and violence. War will only leave destruction, leaving debris scattered. This physical damage can be seen in countries that are experiencing conflict of war. Not only that, mental and psychological damage will also plague civil society and children.

Ada 89 penyair, dari 5 negara, yang puisinya dimuat di buku ini. Saya kutip puisi “Manusia Sorga” di bawah ini:

There are 89 poets, from 5 countries, whose poems are published in this book. I quote the poem "Man of Heaven" below:

tempat paling sunyi ialah sorga
itulah menyapa aku meminta hawa

raiblah satu tulang rusukku
menjelma tubuh perempuan

............

iblis yang mendapat tangguh
hingga hari akhir

menguntit
hingga ke urat leher

.......

qabil pun gelap mata
menikam dada habil

darah tumpah
tanah memerah

koak burung gagak
menggaligali sejarah penguburan

.........

the most silent place is heaven
that's greeted me for hawa

my one rib cage disappeared
incarnate the female body

............

the devil that gets tough
until the end of the day

stalking
up to the neck

.......

qabil was dark eyes
stabbing the chest habil

spilled blood
the ground is red

crow crow
digal burial history

.........

FB_IMG_1507289976788-002.jpg

Puisi karya Toto ST Radik di atas bercerita tentang peperangan atau kekerasan pertama yang terjadi di muka bumi. Hingga burung gagak memberi turut memberi inspirasi sejarah penguburan. Puisi Toto ST Radik merupakan satu dari sekian puisi yang tergabung di buku yang diluncurkan di malam pembukaan PPN X di Banten.

The poem by Toto ST Radik above tells the story of the first war or violence that occurred on earth. Until the crows helped inspire the history of burial. Toto ST Radik's poem is one of the many poems incorporated in the book launched on the opening night of VAT X in Banten.

P71215-213615.jpg
Lesehan bareng penyair Sosiawan Leak

Dengan puisinya, para penyair menentang segala bentuk peperangan dan kekerasan. Mari menciptakan perdamaian dunia atas nama cinta.

With his poetry, poets opposed all forms of war and violence. Let's create world peace in the name of love.

Depok, 19 Maret 2018
Iman Sembada | @imansembada

U5duHETnhP5hcFgU5zQEij3LwmAMKxX_1680x8400.jpeg

Sort:  

Delapan puluh sembilan penyair yang berasal dari 5 negara. Mantap. Pasti punya berbagai sudut pandang yang tajam.

Betul bang. Banyak sudut pandang dari masing-masing penyair......

Woww good

Terimakasih.......

Hihihi fotonya mantaapppp

Foto yang mana ya, mbak @puanswarnabhumi? Hehehe......

Agree. Lets make love, not war 😁

Luar biasa puisinya,,, smoga kita bisa melahirkan karya-karya kyk gt ya bg,,,

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.14
JST 0.029
BTC 68029.30
ETH 3272.63
USDT 1.00
SBD 2.64