Harapan, Akankah Berujung Baik Dengan Takdir?

in #blog5 years ago (edited)


image source

Sudah sejak kecil tentu kita memiliki suatu angan-angan yang ingin kita capai kelak saat kita besar. Pada saat duduk bangku Sekolah Dasar saja kita sudah ditanyai "Apa cita-cita kamu?". Ingatan saya masih sangat kuat ketika saya masih duduk di bangku Kelas satu Sekolah Dasar. Waktu itu kurang lebih sekitar 16 tahun yang lalu.

Teman sekelas saya ada yang mengatakan kalau mereka ingin jadi Pilot, Polisi, Guru, Dokter, dan sebagainya. Semuanya kita memiliki cita-cita masing-masing.

Begitupun halnya dengan orang-orang yang terlebih dahulu menjejaki kaki mereka di dunia ini. Setiap individu kita tentu memiliki sebuah harapan dan cita-cita yang ingin di capai. Hanya saja apakah semua yang kita cita-cita dahulu apakah sudah tercapai atau tidak. Sebagian orang mungkin telah menggapai cita-citanya dan berselancar dalam kebahagiaan. Sebagian orang lain mungkin saja belum mencapai titik kebahagiaan untuk mewujudkan cita-citanya.

Kisah pilu yang mungkin melanda dalam kehidupan kita. Perjalanan cita-cita mungkin saja bisa kandas di tengah jalan. Pada akhirnya kehidupan kita saat ini tidak berjalan dengan apa yang kita cita-citakan pada waktu kecil. Jika menelusuri makna dari cita-cita, maka akan di dapatkan penerjemahan bahwa cita-cita bukanlah sekedar sebuah harapan atau angan-angan namun, dia melebihi dari itu.

Secara nyata dapat kita lihat saat ini, beberapa teman kita yang dulunya bercita-cita untuk menjadi polisi kini malah menjadi seorang Guru di salah satu Sekolah Dasar. Seharusnya di usia saat ini adalah usia sudah matang untuk dia mewujudkan cita-citanya. Namun, semua itu berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita.


image source

Lantas apakah faktor yang membuat kita keluar dari semua harapan di masa lalu? Apakah kemudian manajeman kehidupan kita yang masih tidak begitu baik atau faktor keberuntungan?

Secara garis besar, hendaknya cita-cita itu harus dapat di gapai pada masa tertentu. Semuanya tergantung dari apa yang kita cita-citakan. Saya pikir manajemen waktu dan usia menjadi hal terpenting dalam mewujudkan cita-cita. Karena ada sebagian orang pada usianya yang sudah dewasa kemudian pasrah terhadap takdirnya. Ada banyak hal yang perlu kita rencanakan untuk mewujudkan cita-cita. Perjalanan waktu semakin memakan usia kita. Sehingga peluang untuk menggapai cita-cita semakin kecil.

Seseorang yang bercita-cita sebagai tentara tentu memiliki batasan umur agar dia bisa di terima di dalam pendidikan. Ketika usianya sudah melewati batas, maka pupus sudah cita-citanya. Tidak ada harapan untuk dapat mewujudkan. Pada pertengahan perjalanan kemudian kita malah menentukan pilihan yang lain. Pilihannya adalah pasrah dengan takdir dan ikhlas menjalani semua ini.

Tidak ada salahnya juga jika kemudian pada usia tertentu kita malah memiliki cita-cita yang berbeda. Saya rasa itu bukan termasuk manajemen hidup yang buruk. Barangkali dalam usia tertentu kita lebih paham dengan apa yang ada dalam diri kita. Sehingga kita memiliki keputusan yang baru untuk menentukan pilihan hidup kita.

Meskipun usia yang semakin tua, tidak ada alasan untuk kita berhenti dalam bercita-cita. Hanya saja mungkin saja cita-cita itu harus di sesuaikan dengan posisi diri kita. Bukan berarti kemudian kita tidak boleh untuk berangan-angan setinggi-tingginya. Saya hanya berpikir, sejauh mana kapasitas yang kita miliki untuk mewujudkan itu?


image source

Memang tidak ada yang mustahil apabila kita ingin berusaha. Namun, tidakkah kemudian kita berpikir kesanggupan kita untuk menempuh semua itu. Apakah kita harus memaksa diri untuk menemukan semua harapan itu? Tidakkah kemudian kita akan merasa putus asa bila semua itu tidak tercapai?

Pertanyaan itu seringkali merasuki dalam benak pikiran kita. Sehingga membuat kita takut untuk melakukan sesuatu. Setiap orang takut untuk menjadi gagal, namun apakah kita akan tau kegagalan jika kita belum mencoba? Tidak perlu memaksa kehendak yang berlebihan, kita hanya perlu menjalankan semua harapan itu sesuai kemampuan dan kapasitas yang kita miliki.

Kita harus memiliki sebuah harapan dalam menentukan tujuan hidup kita. Itu menjadi hal terpenting untuk kita berpetualang di dunia. Jiakalau tidak, maka akan sia-sia waktu yang kita miliki. Selama kita masih hidup dan bisa bertindak maka tidak ada alasan untuk berhenti berangan-angan.

Tidak ada salah jika kita memiliki banyak harapan. Meskipun dalam waktu dan keadaan tertentu harapan itu bisa saja berubah. Kita memang harus banyak menempatkan banyak pilihan di dalam hidup ini. Pilihan adalah sebuah keputusan untuk mempersiapkan diri menghadapi kegagalan. Karena apa bila pilihan pertama gagal, maka kita masih memiliki pilihan selanjutnya. Secara manusiawi kita selalu menginginkan banyak hal dalam kehidupan ini, itulah manusia.


image source

Kita memiliki banyak harapan dan tidak akan pernah merasa puas terhadap suatu hal. Kita menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang telah kita dapati. Kita lupa segala hal dan kelebihan dan lupa akan kesederhanaan. Namun, perlu kita sadari bahwa tidak akan ada yang sempurna dalam hidup ini. Hanya saja bagaimana kita bisa menikmati semua yang telah kita dapati dan membuatnya menjadi sesempurna mungkin. Kita perlu berharap berlebihan, yang kita butuhkan adalah bertindak.

Kita memiliki banyak harapan yang belum tercapai. Terkadang sesuatu yang diharapkan melebihi dari kenyataan kehidupan kita. Tiada guna bila terus berangan-angan namun tidak melakukan tindakan untuk mewujudkan. Manajemen hidup yang baik adalah salah satu kunci untuk mendapatkannya. Dalam kondisi ini kita perlu menjadi diri yang dapat menyeimbangi antara harapan dan tindakan. Semua harus pada garis normal dan tidak melampaui batas kemampuan.

Peran manusia hanyalah berusaha dan memanjatkan do'a. Jika kita sebagai manusia yang beragama tentu kita akan memahami bahwa semua kehendak ada pada Allah. Teruslah berusaha dan mencoba segala hal untuk mewujudkan cita-cita. Ada faktor penting yang akan dapat mencapai titik itu. Kita harus menjadi diri yang tidak mudah putus asa, dan tidak takut untuk gagal. Pada akhirnya kita harus berusaha, menanamkan komitmen hingga akhirnya keberuntungan takdir akan memihak kepada kita.



Posted from my blog with SteemPress : http://ponpase.com/2019/04/25/harapan-akankah-berujung-baik-dengan-takdir/
Sort:  

Menarik sekali. Cita-cita sebenarnya hanya atribut untuk menyakinkan kita kalau kita bisa melakukan itu, contohnya polisi. sebenarnya yang kita pahami adalah nilai polisi bukanlah atributnya saja. Polisi dapat mengamankan masyarakat. sebenarnya tanpa harus menjadi polisipun kita dapat juga mengamankan masyarakat. Mungkin itulah alasan kenapa banyak orang yang cita-citanya tidak terealisasi.

Cita-cita kalau hanya diorientasikan ke atribut dan pengakuan administratif kelak akan mempersemit fungsi manusia sendiri sebagai khalaifah. Tidak ada batasan bagi manusia untuk mengamalkan segala ilmu, tenaga, harta dan pikiran untuk memberikan manfaat kepada lingkungan.

Benar sekali bang... Terima kasih banyak telah menambahkan!

Hi @ponpase!

Your post was upvoted by @steem-ua, new Steem dApp, using UserAuthority for algorithmic post curation!
Your UA account score is currently 3.053 which ranks you at #9961 across all Steem accounts.
Your rank has improved 407 places in the last three days (old rank 10368).

In our last Algorithmic Curation Round, consisting of 148 contributions, your post is ranked at #134.

Evaluation of your UA score:
  • You're on the right track, try to gather more followers.
  • The readers like your work!
  • Try to work on user engagement: the more people that interact with you via the comments, the higher your UA score!

Feel free to join our @steem-ua Discord server

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 67700.29
ETH 3795.87
USDT 1.00
SBD 3.50