story my go jek
Waktu itu aku sedang mengantarkan seorang pelanggan go jek yang berstatus mahasiswi. Entar, belum seru jika ceritanya dari sana. Kembali ke awal, namaku Bakri, seorang driver go jek yang paling... serah apa itu. Banyak dari kalangan teman atau sejenisnya yang mempertanyakan pekerjaan sambilan aku sekarang. “Kok jadi driver go jek?” “ kenapa gak barista kopi aja?” atau “padahal lu punya banyak skli, kok malah milih jadi driver go jek?” atau yang sering “emang kamu tidak malu jadi drive go jek?”.
Makanya aku bakalan menjawab disini, alasan utama aku menjadi driver go jek hanya ingin mencari uang tambahan untuk keperluan kuliah atau sebagainya. Jika ditanya kenapa bukan yang lain? aku bukan kalian, ini pilihanku bagiku apapun pekerjaannya asal halal uangnya hajar aja. Gak perlu kerjanya harus bergengsi untuk saat ini. Asal bisa dijalankan dengan aman oke aja.
Sampai saat ini aku bingung dengan teman-temanku yang meminta mencari pekerjaan sambilan kuliah padaku. Aku tawarin yang bisa kutawarkan, namun jawabannya “jangan itulah kri malu aku”, atau “yang lain aja kri gajinya kecil”. Yang tidak serunya mereka malah tidur-tiduran sambilan menunggu kabar dariku tanpa mencari tau sendiri. Setelah aku tawar sebisaku eh malah gak mau, trus aku ngapain juga mencari buat mereka jika begini cara nya. Gini deh, “ jika mau kerjaan yang bisa dikerjakan sambilan kuliah jadilah mahasiswa, karena mahasiswa adalah pekerjaan yang dilakukan ketika kuliah”.
Nah....sekarang sudah mengerti kenapa aku memilih go jek sebagai kerja sampingan ku?. Tak lain dan tak bukan karena ingin mereka tau, aku aja go jek ngapain kalian tanyain?. Selama aku menjadi driver go jek banyak hal-hal gokil terjadi. Dari mendapatkan penumpang suka curhat sampai teman sendiri yang lebay ketika tau aku seorang driver go jek.
Baru deh mulai cerita seperti diatas, waktu itu aku sedang mengantarkan seorang pelanggan go jek yang berstatus mahasiswi. Antara senang karena dia lumayan ehemm (mblo harap diam) atau sedih karena dari pertama sampai ketujuan mengoceh hal-hal yang tidak bisa kujawab. Ceritanya, dia ngorder go ride dari kampus ke kosannya. Awalnya kupikir dia tipe wanita yang kalem, namun setelah satu meter perjalanan mulailah, “ah sebel bangetlah hari ini, masak si dia cuek kali dengan ku”. Karena merasa dia sedang ngomel ke aku, akhirnya aku respon.
“Kenapa kak?”
“Ini bang....si dia cuek kali denganku hari ini, tidak seperti biasanya”
“Pacar kakak?”
“Pacar kita orang islam tidak boleh pacaran bang”
“Trus...teman kakak?”
“Eum.....aku tidak mau dianggap teman sama dia”
“Maksudnya?”
“Ini loh bang, dia itu seperti calon masa depan saya”
“Tunangan kakak?”
“Aduh bang...hidup dijaman kapan sih, kok malah tidak mengerti maksud saya?”
Hingga disepanjang perjalanan dia ngoceh dan aku tidak paham satu pun, untung mau bayar lebih. Pernah juga aku mendapatkan orderan teman ku semesa SD. Seberannya aku hampir tidak mengenalinya karena perubahannya yang begitu drastis. Tapi salutnya dia malah dulan kenal denganku. Setelah menelponnya aku bergegas menjemputnya, tepat dikampusnya aku berjumpa dengannya, menawarkan helm dan masker and go to story on the way. Dua menit diperjalanannya dia mulai membuka percakapan.
“Kamu bakri tamatan sd 1 in******* kan?”
“Iya”
“Masih kenal aku kan, kita pernah sekelas dulunya, masih ingat?”
“Anu......siapa ya?, aku juga kepikiran kalo pernah jumpa gitu”
“Aduh bakri.....kok malah lupa?, aku ***** (kelangsungan harus di sensor ya)”
“Oh...iya ya, maaf aku ingatnya dulu kamu gak seperti ini (maksud aku makin oke aja)”
Sekarang malah sepanjang perjalanan bernostalgia kemasa sd dulu ni anak. 10 menit perjalanan akhirnya sampai ketujuan. Aku berniat tidak mengambil ongkosnya, ya anggap aja sebagai terimaksih sudah bernostalgia kemasa SD dulu. Namun dia malah nangis-nangis terharu karena mendengarkan ceritaku sebagai driver go jek, “ini anak kenapa pula?”. Belum sempat menghidupkan motor, eh malah ditawarkan buat makan (sebenarnya aku belum makan juga) tapi di wartek yang dekat dari sana, jangan berpikir dirumahnya. Karena merasa dipaksa habis-habisan, udahlah mau aja toh juga belum makan. Hingga tak tersa malah sudah sore, “ah sial...malah orderan gak banyak, anak ini juga gak habis-habisnya bernostalgia, mau cabut juga gak enak”.
“Wah maaf kri udah ganggu kerjaanmu, ni ada sedikit rezeki sebagai terimakasih”
“Wah gak usah, udah dibayarin makan aja udah dari kata terimakasih loh”
“Udah terima aja, oh ya boleh simpan nonya kan, ya nanti aku bisa minta bantu antarin sama kamu aja, dibayarin kok”
“Oke deh...terimakasih ya”
Begitulah sehari-hariku, kosong kuliah go jek aja, ada kuliah aman aja, hehehe. Sebenarnya masih banyak pelanggan yang ingin kuceritakan, namun ini sudah menjadi perwaklian dari mereka semua. Terimakasih juga teman-teman yang sudah mendukung ya....salam bakri siderita sia-sia.
if only I had a motorbike, i'd do like you do :v
Realy...?