Memangnya Gampang Membangun Kota Kreatif ?
sumber Foto :tirto.id
Hello steemian
“Jangan jadikan label kreatif tersebut sebagai burden. Inginnya yang muda-muda bisa kontribusi apa? Saya fasilitasi, hayu bareng. Apapun yang dikerjakan pasti ada manfaatnya untuk generasi ke bawah. Kalau kerja dengan yang seumur, banyak bentroknya. Lebih baik sekarang kita jalani aja, kalau nanti sampai satu titik teori saya salah, kita bisa diskusikan mengenai langkah selanjutnya.” — Ardo Ardhana
Kalimat nyentrik itu ditegaskan dalam forum Bandung Creative City Forum (BCCF) sebuah jaringan pekerja kreatif yang berbasis di Bandung.salah satu tujuan forum ini di bentuk untuk memupuk “kreativitas” sebagai usaha untuk memperkuat potensi ekonomi, dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan MASYARAKAT local
Hanya dua kota di Aceh yang ditetapkan Badan ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai "kota kreatif": Bireuen dan Sabang. Tapi belum ada yang layak disebut sebagai "kotakreatif". Mengapa?
Perjalanan Kabupaten Bireuen hingga identik sebagai Kota Kreatif di Hotel The Pade, Banda Aceh,pada hari Kamis ,16 november 2017 lalu,terjadi dalam proses yang cukup panjang, Penetapan itu ditandai dengan penandatangan MoU oleh Wakil Bupati Bireuen, Dr Muzakkar A Gani SH MSi dan Deputi Infrastruktur Badan ekonomi Kreatif (Bekraf), Dr Hari Santosa Sungkari tidak lepas dari peranan orang-orang kreatif yang menggeliat di Kabupaten Bireuen.
Sumber foto :Serambi Indonesia
ada alasan kuat kenapa penandatangan MoU di di Hotel The Pade. Kabupaten Bireuen ini memang sudah lama dikenal sebagai kota kreatif. Banyak sejarah dan warisan Bireuen yang membuktikan saat tim Asesor bekraf melakukan uji petik di kabupaten Bireuen,Rapai Pulot Geurimpheng dan Rabani Wahid salah satu warisan seni pertunjukan kemudian di dukung bangunan sejarah seperti Bioskop Dewi dan Gajah teater, serta ditambah aktivitas even yang dilakukan komunitas film serta dukungan para pelaku usaha kreatif dengan didukung kekuatan akademisi dari perguruan tinggi yang ada di bireuen,yang bisa menjadi sumber penghidupan.sehingga bekraf menetapkan untuk tiga sektor yaitu seni pertunjukan, fotografi, dan film animasi. yang dianggap sebagai pelopor Kabupaten Bireuen "Kota Kreatif"
Hari Santosa Sungkari dalam penandatanganan MoU mengatakan,kepercayaan bekraf kepada kabupaten Bireuen dikarenakan merupakan bentuk kepercayaan dan sinergi yang kuat antara akademisi, komunitas, pelaku bisnis, dan pemerintah daerah. Menurutnya, Bekraf mengembangkan usaha pelaku sektor ekonomi kreatif 16 subsektor dan kabupaten memiliki potensi besar sebagai pelaku untuk beberapa subsektor yang saling mendukung.
Yang perlu disadari, membangun ekosistem kota kreatif tidak seperti membangun kelompok –kelompok penerima bantuan disaat ada program bantuan pemerintah, baru sibuk membuat kelompok dan mencari foto copy Ktp angota kelompok.ekosistem kreatif berhubungan dengan pendidikan dan inovasi sebagi pondasi awal dan juga harus didukung regulasi kebijakan pemerintah sehingga lahir sebuah desin dengan urban planning , yang tentu ada hubungannya dengan venue atau tempat untuk mengisi karya kreatif.
Kembali di akhir tulisan saya mengutip katadisusun Karl Marx dan Friedrich EngelsManifesto Partai Komunis(1848) berbunyi “ “Ada hantu berkeliaran di Eropa – hantu Komunisme”.sejak ekonom Amerika Serikat (AS) Richard Florida meramalkan bahwa masa depan dimiliki kota-kota yang pekerja kreatifnya merasa betah.”
Mendapat label "kota kreatif" belakangan menjadi dambaan. Ia pun merasuk dalam perbincangan para politikus. Misalnya, saat pemilihan kepala daerah para pasangan calon kerap menjanjikan kotanya sebagai kota kreatif.
Untuk membangun kota kreatif butuh sinerginitas harus lebih banyak diskusi untuk mencari solusi.
Salam Kreatif
Rahmat Setiawan
@bossmatang
Referensi :
https://bandungcreative.id/
http://aceh.tribunnews.com/2017/11/17/bekraf-tetapkan-bireuen-jadi-kota-kreatif
buku berjudul The Rise of Creative Class