The Diary Game Season 3 (Better Life); Minggu 14 Maret 2021 (Dokumentasi Proses Produksi Garam)

in #betterlife3 years ago

IMG_20210314_083053.jpg
Suasana pagi di jalanan menuju Pidie Jaya dari Samalangan. Hamparan padi yang sudah mulai menguning, memanjakan mata yang memandang. Deretan Bukit Barisan yang terlihat di kajauhan menambah keindahan panorama alam Aceh yang memang kaya akan sumber daya alam.


Program Community Empowerment Program di desa Peurade sudah rampung dan mulai berproduksi. Sesuai dengan janji yang telah disepakati antara saya dengan para ketua kelompok petani garam, hari ini saya akan mendokumentasikan proses pembuatan garam dari pertama hingga terakhir. Dokumentasi ini sangat penting untuk di kirim ke donor agar program serupa juga bisa diterapkan di daerah lain yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat secara luas.

Jam 7.00 pagi terbangun di Mesjid Syahid 8 Cot Batee Geulungku, tidak teringat sama sekali untuk mengambil dokumentasi. Setelah sholat subuh yang kesiangan, aku sudah kembali berada di atas kendaraan menuju Samalanga sebagai tujuan pertama rangkaian dokumentasi program yang sudah rampung.

Kurang jam 8 pagi sudah tiba di lokasi pembuatan tempat pencucian umum desa Keude Aceh, tampak aktifitas mencuci yang dilakoni oleh ibu-ibu sambil ngobrol dan bercanda ria sesama ibu-ibu. Kesederhanaan yang tulus tanpa dibuat-buat. Tidak seperti sinetron yang memang penuh dengan acting palsu.

IMG_20210314_082230.jpg
Ibu-ibu sedang mencuci di lokasi tempat pencucian umum yang sudah dipasangkan keramik dibagian tangganya, ini memudahkan mereka untuk menyikan kain yang mereka cuci secara manual

Sejenak berbincang dengan mereka dan mereka juga memperlakukanku selayaknya anak bagi mereka, tidak ada sungkan dan segan dalam mengutarakan uneg-uneg mereka. Selesai mendokumentasikan kegiatan mereka, aku melanjutkan dokumentasi di Pante Rheng yaitu lokasi ke dua tempat pencucian umum di Samalanga.

Suasana terlihat sepi di Pante Rheng, hanya satu ember berisi pakaian yang tergelatak diruang pencucian umum yang ada di sana. Aku tidak melihat ada orang yang sedang mencuci tapi karena sudah dilokasi jadinya aku langsung mengambil dokumentasi apa yang ada saja.

IMG_20210314_080950.jpg
Ember yang digunakan untuk merendam pakaian di tempat pencucian umum desa Pante Rheng Samalanga

Hari sudah mulai siang dan aku harus segera bergerak ke Meureudu, @nazarul dan @anroja sudah menyiapkan sarapan pagi hasil menjual bibit padi yang terakhir mereka punya. Ini kesempatan yang tidak boleh dilewatkan sama sekali bung!. Yuk lanjut lagi kita ke Meureudu.

Tapi sebelumnya ini ada pemandangan cakep di perjalanan, sayang jika kawan-kawan tidak menikmati keindahan alam kawasan Samalanga Bireuen yang berbatasan dengan Pidie Jaya.

IMG_20210314_083032.jpg
Dikejauhan nampak para petani yang akan memanen padi di hamparan sawah yang menguning

Jalanan yang belum terlalu ramai dari Samalanga melewati Jangka Buya memudahkanku mencapai Meureudu dalam waktu yang lebih singkat. Tujuanku adalah bilik keramat milik nazarul, bilik yang paling kuidamkan setelah lelah semalaman menyusur jalanan dari Panton Labu ke Samalanga. Sedikit kekecawaan setibanya di bilik keramat, nazarul sudah bersiap untuk kencan dengan adek Soraya.

IMG_20210314_084705.jpg
Uhuy kondisi bilik keramat yang telah merindukanku, matrass hello kitty dan dolphin imut yang setia menunggu kedatanganku

Aku tidak bisa berlama-lama menikmati masa istirahat karena jadwal hari ini yang memang padat. Segera bersiap ke warkop dek Boy TerminalTOR untuk menikmati secangkir pahit yang nikmat penyegar kepala dan mata. Yang paling kuinginkan makanan disini adalah smiling cake yang selalu tersedia, kue ini selalu sukses membuatku tersenyum manis sebelum menikmatinya.

IMG_20210314_093512.jpg
Smiling cake dan bakpia gurih isi kacang hijau yang mengenyangkan

Aku rehat sejenak untuk melepas lelah semalaman berkendara sambil menikmati kopi. Tidak lama berselang datang Anroja dengan kaos kuning steemsea kebanggannya. Kami berbincang tentang banyak hal lain selain steemit, karena padi simpanan anroja memang sudah menipis kerena seminggu lalu aku masih disini dan menghabiskan semua sisa pasi simpanannya (Padi identik dengan simpanan atau keuangan).

IMG_20210314_102630.jpg
Anroja yang terlalu serius dengan hp karena sedang memantau market dan walet bittrexnya atau sedang memantau pergerakan harga padi yang sedang di perdagangkan


Rencana dokumentasi yang akan aku lakukan di Trienggadeng ini membutuhkan seorang kawan yang akan memegang kamera. Karena Nazar tidak bisa menemaniku pagi ini, maka kuputuskan untuk berangkat sendiri untuk mengambil dokumentasi awal kegian pembuatan garam dapur yang sedang berlangsung di dapur garam milik Pak Bukhari.

Mendekati siang hari aku tiba di pondok pak Bukhari untuk memulai dokumentasi tahap awal. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengabadikan momen pembuatan garam dari tahap air laut pertama sekali di masukkan kedalam kuali hingga menjadi garam yang siap dikonsumsi.

Pak bukhari masih berkutat dengan kayu bakar saat aku tiba di lokasi pondok, kukeluarkan kamera untuk mulai mendokumentasikan kegiatan produksi garam. Proses produksi ini memakan waktu hingga 6-7 jam dari air asin menjadi garam halus.

IMG_20210314_114324.jpg
Air yang sedang mendidih dan masih membutuhkan waktu sekitar 3 jam lagi untuk menjadi garam dengan api yang harus selalu dijaga agar stabil

IMG_20210314_114408.jpg
Garam dengan kwalitas nomor satu yang sudah dihasilkan beberapa hari lalu ini masih harus dikeringkan sebelum dimasukkan kedalam karung

IMG_20210314_114522.jpg
Garam yang sudah dimasukkan kedalam karung dan siap untuk dijual ke pasar. Saat dokumentasi ini kubuat sudah tersedia sekitar 1,6 ton garam untuk dipasarkan

Pendokumentasian tahap awal sudah memadai, aku pamit untuk pulang kembali ke Meureudu dan berniat untuk beristirahat dan tidur sejenak. Hanya 30 menit untuk sampai di Meureudu dari Trienggadeng, aku tidak singgah ke tempat lain lagi. Bilik keramat telah menunggu dengan sabar, matras hello kitty pun sudah menunggu. Sebelum terlelap kusempatkan untuk sholat dhuhur, karena badan yang lelah dan pikiran yang juga lelah aku langsung terlelap

Suara kendaraan @sailor01 membangunkan aku, aku hanya terlelap setengah jam. Nazarul mambangunkan aku dan mengajak untuk makan siang terlebih dahulu. Aku lirik laya hape bodoh yang telah retak kembali untuk kali yang kedua karena terjatuh di jalan saat hendak menyetel musik dalam perjalanan ke Meureudu. Jam sudah menunjukkan angka 13.30.

Kubasuh muka supaya lebih segar di kamar mandi sebelum menuju terminal tor untuk makan siang dan kopi siang. Sudah ada nazarul dan beberapa kawan lain sedang menikmati kopi di TerminalTOR komplek terminal terpadu Pidie Jaya. Aku tidak berlama-lama menghabiskan makan siang lalu berlanjut dengan kopi pancung racikan Roji yang memang pas di lidah dan hati. Thank to Roji.

Nazarul tidak ada kegiatan untuk sore ini, dan dia juga bersedia untuk menemaniku mendokumentasikan kegiatan pembuatan garam di tempat Pak Bukhari. Tidak lama berselang, pak Bukhari menghubungiku karena garam hampir siap untuk diangkat dari kuali.

Aku dan Nazarul segera menuju Trienggadeng untuk bisa mendokumentasikan kegiatan proses pangambilan garam dari dalam kuali. Tidak seperti perkiraanku selama ini yang bahwa garam baru di ambil setelah semua air mengering. Ternyata saat air hampir seluruhnya kering garam sudah harus diangkat, jika telambat garam bisa berubah warna menjadi kekuningan seperti yang telah terjadi bebarapa hari lalu di pondok garam pak Bukhari.

IMG_20210314_162307.jpg
Aku sedang mengambil dokumentasi perubahan air menjadi garam dalam kuali yang sedang mendidih

Rangkaian dokumentasi dan wawancara selesai sudah, jam juga sudah menunjukkan angka 17.25 saatnya untuk kembali ke Meureudu. Nazarul mengambil alih kemudi dan kami tiba dengan selamat kembali ke bilik keramat. Sejanak beristirahat menunggu azan magrib setelah sebelumnya menunaikan sholat Ashar.

Tidak terasa aku kembali terlalap dan terbangun saat azan magrib berkumandang di Mesjid Al Munawarah yang jaraknya hanya 10 meter dari bilik keramat kami ini. Kugerakkan badan yang masih terasa pegal menuju kamar mandi untuk berwudhuk dan sedikit membasuh diri supaya tidak kalah ganteng dengan Nazarul yang memang telah menobatkan dirinya menjadi lelaki paling ganteng se Pidie Jaya versi @fendie.

Seperti biasa setelah selesai sholat magrib, pekerjaan laporan sudah menunggu untuk diselesaikan. Kadang aku lebih dulu membuat postingan sebelum menyelesaikan laporan yang selalu saja perlu perhatian khusus ini.

Sekian diary game saya kali ini terimaksih telah mendukung saya dengan upvote dan komentar.

Special thank to @steemcurator01 dan semua rekan-rekan yang telah membantu mengupvote postingan saya.

Best Regards

El-Nailul

Sort:  

Kegiatan bang @el-nailul sangat menarik perhatian saya mulai dari bersenda gurau bersama emak-emak hingga mengunjungi tempat pembuatan garam. Begitu juga teman yang tak bersuara pun ikut engkau sempatkan sebagai racikan sang barista "Roji".

Oh ya bang, berapa harga jual beli garam sekarung itu bang?

#onepercent
#indonesia

Gak ada menariknya, karena selalu dikendaraan dan harus mobile setiap hari bang

Walaupun demikian semoga apa yang bang @el-nailul lakukan menjadi berkah.

Bereh that dan smangat

Pat neuh lawet nyoe bang @ifraim? pajan tajep kupi

Mantap , nice diary Bang @el-nailul
Sukses selalu

Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.

Anroja

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56998.67
ETH 2405.23
USDT 1.00
SBD 2.28