Nasib KATA-KATA di Tangan Kurator Tanpa Kata?
Berbagai ungkapan yg menggambarkan kekuatan kata-kata sudah kerap kita serap. Seperti; kata adalah senjata, kata adalah cahaya, jika jurnalis dibungkam, sastrawan bergerak dan sebagainya. Bahkan kekuatan kata dalam makna spiritual mampu mengubah air menjadi obat, bukan begitu @bookrak dan @kitablempap?
Saking kuatnya, tak ada satupun benda yg tak terkatakan, baik ucapan, peristiwa ataupun tindakan. Bagi seorang perupa, visual adalah kata-kata, pula seorang sineas seperti Hanung sampai kawan @kemul, kata adalah film. Bagi para dukun, kata-kata menjadi mantra, bagi para politisi kata-kata adalah perdagangan, bagi para pecinta kata adalah rasa, bagi agamawan kata-kata adalah kebaikan dan lain sebagainya.
Lalu apa makna kata-kata bagi @steemian, penggagas @steemit beserta para kuratornya? Entahlah, hanya mereka dan Tuhan yg tahu. Tapi saya coba masuk lewat gejala yang nampak. Mungkin kata-kata adalah rupiah, ups, maaf, keselip lidah. Salahkah? Tentu tidak! Andai kata itu benar. Toh, meraup rupiah dari kata-kata itu sah-sah saja. Terlebih lagi tak ada hubungannya dengan surga-neraka. Kecuali cara meraupnya curang, penuh rekayasa, dusta dan merugikan pihak lainnya. Tapi saya yakin para konseptor dan kurator di steemit tak bermental koruptor apalagi berotak kotor. Saya yakin mereka semua adalah musafir kata yg berjuang demi tegaknya rupiah, ups, salah. Aduh salah lagi, maaf,....maaf.... demi tegaknya kata-kata. Mereka menjadi imam besar kata kata dalam mihrab Maya yg memiliki jamaah pendamba rupiah, ya Allah salah lagi. Maaf.....
Tetapi bagaimanapun, saya harus acungkan lima jempol, eeet, empat dan angkat topi tinggi-tinggi dengan hadirnya konsep seperti steemit, mengapa? Karena steemit merupakan salah satu konsep dunia Maya yang memilki hasil nyata berupa rupiah. Toh pemerintah tak memiliki program sekreatif steemit, bukan?! Tak hanya itu, di steemit kita bisa bersilang sapa tanpa tatap rupa. Beradu kata tanpa harus duduk semeja.
Kembali ke soal kekuatan kata. Hari ini kata-kata sudah tak lagi jadi senjata, kata-kata menjadi peluru hampa, seperti visual tanpa warna, bagai politisi tanpa ideologi, film tanpa sutradara, dukun tanpa mantra dan agama tanpa kitab suci.
Kata adalah bunda yg memiliki rahim bahasa, tanpa embel-embel apa-apa, kata-kata bisa menjadi apa saja dan menjelma siapa saja
Kopi hitam.
Like back
Like back vote maksudnya? Uda kufollow
Banyak salah itu asik ya @caudin.he. upz salah..!.he
Yup, tanpa salah kita tak tahu kalau kita belum pintar. Hehe
itu pakai senjata apa cak
Kopi dan tembakau
Apakah demikian banyak salah kata dalam tulisan @cakudin ini disengaja. Memancing mereka yang hemat kata akan bersuara. Agar mereka tak jumawa menganggap diri sebagai penguasa kata. Kita juga punya kata meski sering salah kata.
Sengaja dan tak sengaja dalam kata akan tetap menjadi kata yang diperkosa oleh para pemakna dan penafsir. Hehe
Kata-kata hanya sebagai pelengkap sandiwara yg katanya sahih bila dibaca, pdhl hanya pemanis rupa. Ah kuasa..
Mungkin sandiwara kata ada di panggung bahasa, ala.....hehehe
Benar sekali Cak. Anda amazinglah pokoknya..😁
"Tapi saya yakin para konseptor dan kurator di steemit tak bermental koruptor apalagi berotak kotor".
Benarkah begitu? 😂😂
Kebenaran itu hanya bisa kita tahu dari mereka dan Tuhan. Hehehe, tetapi caranya gimana ya,...hmmm