Ketika Skripsi Menjadi Mahar
Reza (22) nama sebenarnya, dirinya bercerita tentang suatu perkara masa depan yang menjadikan buah fikir baginya setiap malam. Sampai detik ini hal itu terus menghantui dirinya yang semakin kurus.
“Kah pu kaleh kah peuget skripsi (Kamu sudah menyelesaikan Skripsi),” ucapnya kepada saya, “Kaleuh walaupun baro tahap I (Sudah walaupun baru tahap I),” jawab saya dengan singkat. Kembalinya dia memegang kening terasa di hatinya seperti tersambar petir. “Awai kah laju dile (Kamu duluan Saja),” katanya dengan keputusasaan.
Reza merupakan mahasiswa semester akhir disalah satu perguruan tinggi Negeri, dirinya mengambil focus jurusan ilmu sosiologi dengan motivasi “menjaga interaksi antara keluarga mu dan keluarga ku,”.
Suatu ketika dirinya mengutarakan hal yang menjadi tekanan dalam hidupnya. Seorang kekasih yang diyakini akan menjadi pendamping hidupnya meminta suatu kepastian. Lanjutnya, bukan mahar berupa emas dan kemapanan yang sang gadis belia nan anggun inginkan. “Nyoe hana loen peleh skripsi dan kuliah lam thon nyoe putoh harapan (Kalau tidak selesaikan skripsi dan kuliah tidak ada lagi harapan,” dirinya bercerita dengan tatapan mata kosong.
“Kenapa kamu tidak selesaikan segera,” saut seorang teman yang tidak diharap kehadirannya. Suasana seketika mulai senyap dan reza pun hanya mampu menlihat ke langit-langit rumah dengan perasaan resah
nice post @afmeulaboh
Resteemed By @tisko
Thank you for using our service! @afmeulaboh
Click here to see how to use Tisko Bot.