Kerajinan Anyaman Pandan | Woven Pandan Craft

in #art7 years ago (edited)

PAGI ini, Jumat 04 April 2017. Mentari di ufuk timur mulai merangkak naik memanasi bumi. Saya dengan penuh semangat, buru-buru berkemas pergi kerja. Ketika saya sedang memakai sepatu, persis di pintu depan rumah. Mata saya tertuju melihat selembar tikar pandan yang masih terbentang di ruang tamu rumah saya. Pandangan saya ke tikar pandan yang belum dilipat isteri saya, menjadikan inspirasi untuk menulis posting steemit hari ini. 

Bergegas, dengan menggunakan sepeda motor, saya menuju ke Desa Alue Dua Muka O, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia. Desa tersebut terletak dipesisir pantai, terpaut lebih kurang 5 kilometer arah barat Kota Idi Rayeuk, Ibu kota Kabupaten Aceh Timur. Dalam waktu 5 menit saya tiba disebuah rumah berkontruksi kayu. 

Mata saya tertuju pada sebuah papan nama sanggar pengrajin anyaman pandan, Bungong Seuke,  yang terpasang persis di bagian depan dinding rumah itu.  Seperti biasa, dalam agama kami, ketika bertamu kerumah orang lain, tentu mengawali dengan sapaan, “Assalamualaikum...”. Sapaan saya itu, disahuti oleh seorang wanita dari dalam rumah, seraya menjawab, “ Wa’alaikumsalam,”. 

Wanita separuh baya, bernama Jamaliah umur 42 tahun itu, Ia adalah Ketua Sanggar kerajinan anyaman pandan Bungong Seuke. Saya dipersilahkan masuk kerumahnya, seraya, Jamaliah membentang selembar tikar pandan dilantai rumahnya dan meminta saya untuk duduk.

Bentangan tikar yang terbuat dari pandan, dihiasi terawang (motif) merah tua, membuat saya semakin penasaran untuk mengetahui proses pembuatan tikar anyaman pandan. Anyaman tikar berbahan pandan di Aceh mempunyai sejarah panjang. Tikar yang merupakan hasil anyaman yang digunakan sebagai alas duduk atau tidur, telah digunakan masyarakat Aceh sejak dahulu kala. Tikar juga salah satu alat untuk alas duduk dalam memuliakan tamu yang datang kerumah. Bahkan ada tika duek(tikar yang khusus dari anyaman pandan untuk duduk, dengan ukuran 40 cm X 40 cm). 

Meski setiap rumah di Aceh mempunyai tikar dari anyaman pandan dengan berbagai motif. Ternyata  untuk membuat tikar berbahan anyaman pandan, bukan hal yang bisa dilakukan oleh semua wanita Aceh. Menurut Jamaliah, keahlian anyaman pandan yang ada pada dirinya itu, merupakan ilmu warisan dari ibu dan neneknya.

“Dahulu ketika saya masih remaja, ibu dan nenek saya, selalu mengajari kami mengayam tikar pandan. Berbekal ilmu tersebut, sampai hari ini, saya mendirikan sanggar pengrajin anyaman tikar pandan yang saya beri nama Bungong Seuke,” kata Jamaliah.  Nama sanggar pengrajin tikar pandan, Bungong Seuke(Aceh): Bunga Pandan (Indonesia). Kata Jamaliah, nama tersebut terinspirasi dari nama Bunga Pandan yang baunya harum. Bungong (Bunga-INA) melambangkan wanita. Sedangkan Seuke (Pandan- INA) melambangkan bahan baku yang diolah mereka menjadi tikar. Sanggar pengrajin tikar pandan Bungoeng Seuke, terbentuk sejak tahun 2013. 

Kelompok ini termasuk salah satu kelompok binaan Kementrian Sosial Republik Indonesia, yang mempunyai 10 orang anggota dari kaum wanita, warga Desa Alue Dua Muka O, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia.    Setiap anggota sanggar mempnyai ketrampilan menganyam pandan. “Anggota sanggar kami semuanya pandai menganyam pandan, anggota yang berusia muda sering mendapat pelatihan ketrampilan anyaman pandan dari Dekranas Aceh Timur dan Provinsi Aceh. Ketrampilan khusus untuk membuat aksesoris lainya,” ujar Jamaliah. 

Untuk memperoleh bahan baku pandan yang berkualitas. Jamaliah, menanam pandan di belakang rumahnya. Ada dua jenis pandan yang ditanam meraka, yaitu pandan berduri dan pandan tidak berduri. Ketika bahan baku pandan tidak cukup, mereka harus mencari pandan di pinggir pantai desanya. Disana banyak ditumbuhi pandan berduri. Ada juga bahan baku yang terpaksa harus dibelinya dari pencari pandan di desa lainnya.   

Proses anyaman tikar pandan, kata Jamaliah, membutuhkan waktu berhari-hari. Keratifitas anyaman tikar pandan, juga membutuhkan seni kreatifitas teramasuk mewarnai dan melukis motif warna-warni.  Selembar anyaman tikar pandan, mulai dari proses bahan baku, hingga selesai menjadi tikar membutuhkan waktu selama 25 hari.   “Mencari dan memilih daun pandan dan memotongnya butuh waktu 3 hari, kemudian proses pembersihan dan buang duri dipingir daun pandan selama 2 hari , proses merebus pandan yang telah bersih selama 2 jam, proses penjemuran selama 2-3 hari, proses mewarnai selama 3-4 jam. Setelah warna kering, kemudian pandan dianyam menjadi tikar dengan proses mencapai 15-18 hari setiap lembarnya,” sebut Jamaliah. 

 

Hasil kerajinan tangan kelompok mereka, seperti tikar, kotak tisue, tas pensil, tas jinjing wanita,Tika Duek (Tikar Duduk) dan dompet belanja wanita, serta beraneka ragam hasil kerajinan lainya, semuanya berbahan pandan telah banyak terjual di Aceh , Medan dan Jakarta.  Tikar pandan dan produk kerajinan lainya, juga sering mendapat pesanan dari Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kabupaten Aceh Timur. “Istri Bupati Aceh Timur, Ny. Hj. Fitriani (Pimpinan Dekranas Aceh Timur), kerap memesan hasil kerajinan kami, dalam jumlah besar untuk mengikuti berbagai pameran kerajinan, tingkat Aceh dan Nasional dan juga sering mendapat pesananan  untuk oleh-oleh tamu dari luar Aceh,” ujar Jamaliah.

Harga tikar pandan hasil kerjianan sanggar Bungong Seuke, ukuran 200 cm X 100 cm, dijual Rp200.000,00/lembar. Sedangkan tikar Sajadah Rp150.000,00/lembar. Tika Duek (Tikar duduk) Rp50.000,00/lembar. Kotak Tisue Rp50.000,00/pcs. Tas Jinjit wanita Rp.150.000,00/pcs. Kotak pensil dan Tas Pensil Rp25.000,00/pcs.  

Kabupaten Aceh Timur, mempunyai  tiga sanggar pengrajin anyaman pandan. 2 diantaranya, yaitu Sanggar kerajinan pandan Bungong Seuke dan Sanggar kerajinan Pandan Berseri, berada di Desa Alue Dua Muka O, Kecamatan Idi Rayeuk. Sedangkan Sanggar kerajinan Bungoeng Chiri, beralamat di Desa Matang Gleum Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh.

 

Sanggar kerajinan pandan Bungoeng Chiri yang dipimpinan Khadijah, 33 tahun. Sanggar itu mempunyai 30 orang anggota semuanya wanita desa tersebut. Sanggar ini pada tahun 2013 pernah meraih Juara 1 Katagori desa kerajinan dan produk inovatif pada Rapat Kerja Daerah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasda) Aceh Oktober 2013 silam. 

Kenapa penulis tertarik dengan anyaman tikar pandan ini. Meski setiap rumah di Aceh mempunyai selembar tikar anyaman pandan, namun tidak semua perempuan Aceh, kreatif menganyam pandan menjadi tikar. Kerajinan kreatifitas anyaman tikar pandan patut dilestarikan dan diwariskan kepada anak bangsa ini. Sehingga tidak pupus ditelan zaman.      

Kenapa penulis tertarik dengan anyaman tikar pandan ini. Meski setiap rumah di Aceh mempunyai selembar tikar anyaman pandan, namun tidak semua perempuan Aceh, kreatif menganyam pandan menjadi tikar. Kerajinan kreatifitas anyaman tikar pandan patut dilestarikan dan diwariskan kepada anak bangsa ini. Sehingga tidak pupus ditelan zaman.     

by: ilyasismail


Woven Pandan Craft 

This morning, Friday April 4, 2017. Mentari on the eastern horizon began to crawl up heating earth. I vigorously, hastily packed off to work. When I was wearing shoes, right at the front door of the house. My eyes fixed on seeing a pandan mat that still lies in the living room of my house. My view of the pandan mat that has not folded my wife, made an inspiration for me to write a post steemit today.

Rushing, using a motorcycle, I headed to Alue Dua Muka O Village, Idi Rayeuk District, Aceh Timur District, Aceh Province, Indonesia. The village is located on the coastal coast, approximately 5 kilometers west of Idi Rayeuk City, the capital of Aceh Timur district. Within 5 minutes I arrived at a wooden constructed house. My eyes were fixed on a signboard of woven pandanus craftsman Bungong Seuke, which was installed exactly on the front of the wall of the house.   

 Although every house in Aceh has mats of woven pandanus with various motifs. It turned out to make mats made from woven pandanus, not a thing that can be done by all Aceh women. According Jamaliah, pandanus woven skill that is in him it, is the science of inheritance from mother and grandmother.

"en's handbags, Tika Duek and women's shopping wallets, and various other handicrafts, all made from pandanus have been sold in Aceh, Medan and Jakarta.

Pandanus mats and other handicraft products, are also often received orders from the Chairman of the National Craft Council (Dekranas)Aceh Timur District. "The wife of East Aceh Regent, Ny. Hj. Fitriani (Dekranas Leader of East Aceh), often order our handicrafts, in large quantities to attend various craft exhibitions, Aceh and National level and also often get orders for gifts from outside Aceh, "said Jamaliah.

Price pandan mat work resultan Handicraft studio Bungong Seuke, size 200 cm X 100 cm, sold Rp200.000,00 / sheet. While mat Sajadah Rp150.000,00 / sheet. Tika Duek (Tikar sits) Rp50.000,00 / sheet. Tissue Box Rp50.000,00 / pcs. Women's Bags Rp.150.000,00 / pcs. Pencil case and Pencil Bag Rp25.000,00 / pcs.

In Aceh Timur district, has three workshops of woven pandanus craftsmen. 2 of them, namely Pandan Bungong Seuke handicraft studio and Pandan Berseri Handicraft Studio, located in Alue Dua Muka O Village, Idi Rayeuk Subdistrict.

Bungoeng Chiri Handicraft Studio, having his address at Matang Gleum Village Peureulak Subdistrict, Aceh Timur District, Aceh.Crafts studio Pandan Bungoeng Chiri led Khadijah, 33 years. The studio has 30 members all women of the village.

This Handicraft studio in the year 2013 ever won 1st place of Craft Village and handicraft product category at Regional Working Meeting, Local Council of Local Craft (Dekrasda) of Aceh last October 2013.

Why is the author interested in this pandanus webbing. Although every house in Aceh has a piece of woven pandan mats, but not all Acehnese women, creatively weaving pandanus into a mat. Crafts creativity woven pandan mat should be preserved and inherited to the children of this nation. So do not disappear swallowed the times.

By : @ilyasismail


Sort:  

Mantap senior. Infonya detil dan lengkap.

Terimakasih Ketua, Semangatnya luar biasa mencari dolar, he he he he

Very good piece of writing. Komplit isinya. Sy suka tulisan yg berhubungan dgn kerajinan semacam ini. Kita jadi tau ada byk

Subhanallah, saya suka anyaman Tika duek. Dimana ya kita beli dan berapa harganya selembar. Salam steemit

Bereh-bereh Bang @ilyasismail terimakasih

I am Groot! :D

sayang kenapa dikit??padahal articlenya bagus dan penuh motifasi

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 59889.02
ETH 2673.12
USDT 1.00
SBD 2.46