Perfume : Riwayat Sebuah Karya Seni

in #art7 years ago (edited)

Perfume: The Story of a Murderer. Ini buku lama sebenarnya. Tetapi karena ini adalah sebuah karya bagus, jadi masih menarik dibahas kapan saja. Karya yang bagus selalu melintasi tahun demi demi tahun, ia tak pernah tua dan tak pernah bosan untuk dibaca. Penulisnya adalah Patrick Suskind, ia lahir pada tahun 1949.

Buku ini bercerita tentang seorang pemuda yang dianugrahi indra penciuman yang luar biasa. Dan ia dilahir di Paris, dimana Paris ketika itu adalah kotak yang busuk.

Alkisah, pada abad sembilan belas lahir seorang jenius bernama Jeans baptiste Grenouille. Ia lahirkan di tempat paling bau di kota itu, tepat di pasar ikan yang segala bau merebak.
Diceritakan bahwa di pasar itu sangat busuk sehingga membuat indera penciuman mereka menjadi kebal terhadap bau apapun.

Dan si Grenouille lahir pada saat seperti ini. Saat Ibunya sekarat ingin melahirkan, ia berjongkok di bawah meja jagal. Sehingga warna darah dari dirinya bercampur dengan warna darah Ikan, sehingga orang-orang tidak curiga. Tetapi apa mau dikata, takdir berkata lain.

Ibunya itu pingsan (dan terdengarlah tangis bayi yang pecah dalam keramaian itu) dan tahulah orang-orang bahwa perempuan itu baru saja melahirkan seorang bayi dan dituduh ingin membunuh si bayi karena ada pisau di tangannya (terlepas dari perempuan itu memang ingin membunuh anaknya sendiri, seperti yang sudah berkali-kali ia lakukan). Dan Ibu si bayi dieksekusi mati seminggu kemudian.
Dan inilah awalnya dimana si bayi mendapat kekuatan super melalui indera penciumannya itu, hanya karena dilahirkan di tempat paling busuk dan paling bau. Ada kritik sosial di sini nampaknya.

Cerita pun bergulir. Awalnya si bayi menjadi tanggung jawab petugas polisi setempat. Tetapi ia sangat kesulitan karena si bayi begitu rakus dan meminum banyak susu. Banyak para ibu susu yang dibayar untuk merawat si bayi ini menyerah dan mengopornya ke sana ke mari. Dan akhirnya ia berlabuh di tempat penampungan yatim-piatu yang nampaknya juga dibiayai oleh pemerintah.

Sejak kecil, Grenouille memang anak yang aneh. Orang-orang menyebut sebagai anak yang dirasuki setan. Karena ia tidak memiliki bau seperti anak-anak lainnya. Dan ia tidak banyak bicara, penampilannya yang begitu pucat, ia dijauhi oleh teman-temannya asramanya. Tumbuh di lingkungan yang tak memberikan kasih sayang penuh kepadanya,

Grenouille tumbuh sebagai pemuda yang penurut. Setelah masa penitipannya selesai, ia bekerja di tempat jagal. Dan ia mampu mengerjakannya tanpa keselahan sedikitpun, karena bagaimana pun, dengan penampilannya yang tidak meyakinkan itu, ia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki orang-orang kebanyakan. Ia mampu berjalan dan melihat di dalam kegelapan. Bahkan mampu menembus apa yang ada di balik dinding sebelah. Segala bau yang ada di dunia ini ia simpan sendiri di dalam memori otaknya.

Ratusan bahkan ribuan bau yang bahkan ia sendiri tidak tahu bagaimana mengungkapkan apa nama bau itu sendiri. Bahasa manusia terbatas.
Pada suatu hari, karena selalu mengerjakan tugasnya dengan baik, Grenouille diizinkan oleh bosnya berjalan-jalan di tengah kota. Ia tak pernah merasa sebebas ini. Dan kali ini bebas pula ia menghirup bau apa saja yang ada di sepanjang jalan dan di tengah keramaian.

Tetapi ia telah terlanjur membenci manusia, dan tidak tertarik kepada manusia, ia hanya menghirup bau-bau yang ia inginkan, ia simpan dalam-dalam dalam kotak memorinya. Dan pada saat itulah, dalam semilir angin yang membawa bau surga itu dalam hidungnya.

Ia mengembang kempiskan lubang hidungnya, ia mencium bau yang belum pernah ia rasakan. Ia mengikuti bau surga itu, melewati jalan, melewati gedung-gedung dan sampai ke belakang rumah yang berteras. Di sana ada gadis perawan berambut merah. Dan itulah sumber bau surgawi itu.

Si pemuda mendekat ke arah si gadis, berdiri di belakangnya tanpa diketahui dan ketika si gadis berbalik, saat itulah Grenouille mencekiknya dan mencium sepuasnya bau si gadis tersebut. Dan dia pulang dengan perasaan riang gembira, tanpa merasa bersalah telah membunuh manusia. Dan ini adalah pembunuhan pertama yang ia lakukan.

Ada selusin lebih ahli parfume di paris ketika itu. Salah satunya adalah Baldini, seorang lelaki paruh baya yang lumayan terhormat, memiliki tempat penjualan dan pembuatan parfume dan memiliki seorang asisten. Awalnya ia memiliki banyak pelanggan, tapi kita tahu semua tidak berjalan lancar ketika saingannya tuan Pellisier menciptakan parfume baru yang menjadi tren dan pembicaraan hangat di kalangan rakyat biasa dan para borjuis di kerajaan itu. Frustasi karena bisnisnya terancam gagal dan hancur, tuan Baldini berniat ingin pergi dari kota itu dan tinggal di kota yang tenang dan damai.

Perjumpaannya dengan Grenouille membuat ia takjub terhadap bakat si pemuda dan mengangkat ia jadi asisten di laboratoriumnya.
Seperti yang akan kita duga, berkat bimbingan tuan Baldini (walaupun sejak awal si pemuda memang lebih hebat darinya) meramu parfume. Bisnis Baldini kembali majud dan ia mengalahkan parfume tuan Pellisier. Nama tuan Baldini kembali terangkat, seluruh orang-orang yang ada di lingkungan kerajaan tergila-gila dengan parfume buatan si Grenouille. Ia mampu menciptakan beratus-ratus jenis parfume dalam satu bulan.

Baldini kaya mendadak. Seiring berjalannya waktu, merasa cukup dan kenyang dengan uang yang dihasilkan oleh si pemuda, tuan baldini melepas grenouille. Merasa ingin mencari suasana baru. Grenouille pergi menyepi ke gunung dan tinggal di dalam gua.

Setelah beberapa tahun, si pemuda kembali turun gunung dan penjadi orang yang baru. Ia jadi kembali dengan gelisah dan ingin lagi menciptakan parfume. Kali ini adalah parfume seperti bau tubuh seperti tubuh seorang perawan yang pernah ia bunuh.

Berbekal kemampuannya yang bisa melihat di dalam gelap dengan indera penciumannya dan ia sendiri tidak memiliki bau tubuh—sehingga tidak bisa diendusi oleh anjing pelacak. Grenouille bisa me laksanakan rencananya dengan lancar. Ia membunuh 24 gadis perawan—dengan wajah semua mereka yang cantik-cantik di atas rata-rata. Ia membunuh dengan metode yang sama, yaitu memukul bagian kepala belakang mereka dengan benda tumpul agar tidak melahirkan bunyi yang keras.

Ia mengambil rambut mereka dan mengambil lemak gadis-gadis itu dengan menggunakan kain linen dan alkohol. Entah bagaimana caranya ia mengikat aroma gadis perawannya itu, sejauh itu cukup berhasil membuat 24 flacon parfume tersebut dan merencakan pembunuhan yang ke 25.

Target ke 25 adalah gadis perawan yang bernama Faure Richis. Karena saat itu keadaan kota sangat gawat dan timbul kepanikan massal akbibat rentetan peristiwa yang tidak berperikemanusian di lingkungan kerajaan tersebut. Banyak keluarga-keluarga yang mengungsi ke daerah lain. Salah satunya keluarga Faure, mereka pergi menginap di salah satu rumah penginapan yang jauh dari pusat kota bersama ayahnya, tuan Richis.

Tidak sulit bagi Grenouille untuk mengetahui keberadaan target terakhirnya. Ia bertanya kepada salah satu penjaga gerbang kemana perginya rombongan keluarga richis tersebut dan ditambah bantuan indera penciuman supernya itu, ia menemukan tempat di mana Faure menginap.

Ia masuk melalui jendela bagian belakang dengan menggunakan tangga. Dan kita tahu nyawa gadis itu tidak selamat. Grenouille sekarang berhasil membuat karya seni terakhirnya. Aroma surgawi gadis perawan Faure. Lengkaplah koleksinya, dan ia berniat berhenti membuat parfume.

Tetapi petugas pemerintah berhasil menangkap Grenouille berkat kesaksian penjaga gerbang, yang mengatakan ada orang yang menanyakan perihal kepergian keluarga richis tersebut. Dan secara kebetulan kembali bertemu secara tidak sengaja di tengah kota. Grenouille akan diadili.

Dan kegilaan pun dimulai. Di sinilah terjadi kejadian yang begitu dramatis dalam buku ini. Dimana ketika ketakutan penduduk dibalas dengan histeria kesenangan yang luarbiasa karena pembunuh berdarah dingin itu telah ditangkap dan akan diadili dengan meriah di pusat kota.

Dibuatkan panggung yang besar. Sudah mirip seperti pesta rakyat atau festival. Bahkan diceritakan, acara ulangtahun seorang raja tidak semeriah itu. Golongan borjuis dibuat kursi dan meja terpisah dari kalangan jelata. Mereka sudah hadir dan ramai saat waktu eksekusinya masih lama. Semua orang begitu senang, bahkan mereka memakai pakaian terbaik yang pernah mereka miliki. Hari kerja diliburkan. Pedagang-pedagang begitu ramai. Sewaktu di penjara, Grenouille dijadikan objek lukisan oleh seniman-seniman kota itu.

Dan tibalah saat paling mencengangkan dalam buku ini. Ketika si ahli parfume Grenouille tiba di tempat eksekusi dengan diiringi kereta. Para penduduk itu sebenarnya tidak tahu. Bahwa si grenouille memakai parfume yang ia buat dari aroma faure, si gadis perawan.

Tiba-tiba saja mereka terpesona akan kehadiran si penjahat, dan mulai terdengar bisikbisik, sangat mustahil bahwa orang yang begitu tampak gagah, wangi dan tampak tidak berdosa itu adalah si pembunuh berdarah dingin. Sementara itu wangi surgawi sudah merebak dan “meracuni” pikiran-pikiran penonton.

Mereka mulai menganggap bahwa sosok yang berdiri di panggung eksekusi itu adalah perwujudan kepolosan. Tidak mungkin ia pembunuhnya. Tiba-tiba saja semua orang mencintainya. Orang-orang menganggumi sebagai orang yang agung. Para pendeta bersujud.

Orang-orang mulai merasakan histeria dan diliputi aroma yang aneh. Mereka berahi dan mulai melakukan pesta seks terbesar yang pernah terjadi di kota itu. Mencengangkan! Yang tua bercinta dengan muda. Begitu juga sebaliknya. Gadis bangsawan bercinta dengan lelaki jelata dan juga sebaliknya.

Sementara itu Grenouille tersenyum sinis. Merasa menang. Bahwa karya seninya yaitu parfume yang ia buat itu telah membuat dia menang. Sekarang ia bisa menguasai dunia. Bahkan algojo yang dari tadi ingin membunuhnya tidak sanggup menggerakkan tangannya sendiri.

Ironisnya, dalam kemenangan yang ajaib itu. Dan orang-orang yang diliputi rasa cinta yang tiba-tiba dalam lautan manusia itu. Grenouille tampaknya juga merasa sedih.

Sejak kecil ia tidak pernah merasakan cinta. Hanya ada kebencian terhadap hidup yang kejam. Walaupun dengan parfume buatannya itu ia bisa menjadi apa saja; jadi orang kaya, jadi raja bahkan jadi tuhan, itu tidak ada artinya sama sekali. Karena ia tidak pernah memiliki formula yang tepat untuk sesuatu yang bernama : cinta. Untuk dirinya sendiri supaya bisa mencintai orang lain. Ia tidak bisa.

Ini adalah karya yang bagus. Kalau mau tahu kelanjutan kisah dan endingnya, mungkin pembaca bisa membacanya. Kan tidak seru kalau semuanya saya ceritakan di sini. Tabik!!

Sort:  

Sudah lama ya nggak posting?

Ini saya baru belajar main steemit. Jadi belum tahu mau posting apa. hehe.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 54016.63
ETH 2289.57
USDT 1.00
SBD 2.29