Minangkabau Custom Clothes (Pakaian Adat Minangkabau)

in #culturevulture6 years ago

Helo Stemian…


Photo by: @zamzamiali using Nikon D3300


Kunjungan saya ke Ranah Minang, Provinsi Sumatera Barat beberapa waktu lalu meninggalkan banyak cerita dan pengalaman. Dan kali ini saya akan membuat kembali postingan mengenai pakaian di Ranah Minang. Kita semua tentu tau, setiap daerah di Indonesia memiliki busana khas atau baju adat tersendiri baik itu baju pengantin maupun baju tradisional. Pakaian adat sejatinya juga berfungsi dan mewakili masyarakat serta adat sebuah daerah dan bisa membedakannya dengan adat daerah lain.

My visit to Ranah Minang, West Sumatra Province some time ago left many stories and experiences. And this time I will make back post about clothes in Ranah Minang. We all know, every region in Indonesia has a distinctive outfit or custom clothing either bride or traditional clothes. Indigenous clothing actually serves and represents the community and custom of a region and can distinguish it from the customs of other regions.


Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang (Perempuan)

Limpapeh artinya tiang tengah pada sebuah bangunan dan tempat memusatkan segala kekuatan tiang-tiang lainnya. Apabila tiang tengah ambruk, maka tiang-tiang lainnya juga jatuh berantakan. Ini berarti, perempuan di Minangkabau merupakan tiang yang kokoh dalam sebuah rumah tangga. Secara umum, pakaian tradisional Minangkabau (meski tidak semua nagari atau daerah memiliki kesamaan), terbagi kedalam beberapa bagian.

Clothes Limpapeh Rumah Nan Gadang (Female)

Limpapeh means a central pole in a building and a place to concentrate all the other powers of the poles. When the central pillar collapses, the other poles also fall apart. This means, women in Minangkabau is a sturdy pillar in a household. In general, traditional Minangkabau dress (though not all nagari or area have similarities), is divided into several parts.



Photo by: @zamzamiali using Nikon D3300


Baju Batabue (Baju Bertabur) : Baju ini ditaburi dengan benang emas yang memiliki arti kekayaan alam Minangkabau. Pakaian bertabur dengan benang emas bermacam-macam ragam mempunyai makna bercorak ragamannya masyarakat Minangkabau namun masih tetap dalam wadah adat Minangkabau.
Minsie : Tepi dari baju yang diberi benang emas. Pengertian minsie ini untuk menunjukkan bahwa demokrasi Minangkabau luas sekali, namun berada dalam batas-batas tertentu di lingkungan alur dan patut.
Tingkuluak (Tengkuluk) : Hiasan kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang. Pengertiannya adalah Limpapeh Rumah Nan Gadang di Minangkabau tidak boleh menjunjung beban atau beban yang berat.
Lambak atau Sarung : Sarung dipakai untuk menutup bagian tertentu sehingga sopan dan tertib dipandang mata. Tentang susunannya sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi suatu daerah.
Salempang : Untuk menunjukkan tanggung jawab seorang Limpapeh Rumah Nan Gadang terhadap anak cucunya dan waspada terhadap segala sesuatu, baik sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Dukuah (Kalung) : Kalung yang dipakai oleh Limpapeh Rumah Nan Gadang tiap nagari dan Luhak di Minangkabau bermacam-macam. Ada yang disebut kalung perada, daraham, cekik leher, kaban, manik pualam dan dukuh panyiaram. Dukuh melambangkan bahwa seorang Limpapeh selalu dalam lingkaran kebenaran, seperti dukuh yang melingkar di leher.

Batabue Shirt : This shirt is sprinkled with gold thread that has a meaning of Minangkabau natural wealth. Clothes studded with gold threads of various kinds have meaning Minangkabau society but still remain in Minangkabau customary container.
Minsie : The edges of the clothes are given gold thread. The notion of this minsie is to show that Minangkabau democracy is immense, yet within certain limits in the groove and proper environment.
Tingkuluak : Headpiece of women shaped and branched. The meaning is Limpapeh Rumah Nan Gadang in Minangkabau must not uphold the burden or heavy burden.
Lambak (Sarung) : Sarung is used to cover certain parts so it is polite and orderly to the eye. About the structure is strongly influenced by the situation and condition of a region.
Salempang : To show the responsibility of a Limpapeh Rumah Nan Gadang to his grandchildren and be wary of everything, now or for the future.
Dukuah : The necklace worn by Limpapeh Rumah Nan Gadang each nagari and Luhak in Minangkabau vary. Some are called tinsel, blood, neck, kaban, marble beads and hamlet panyiaram. Dukuh symbolizes that a Limpapeh is always in a circle of truth, like a dukuh circling around the neck.


Pakaian Penghulu (Pria)


Photo by: @zamzamiali using Nikon D3300


Pakaian adat yang biasa dipakai oleh pemangku adat di Minangkabau disebut juga dengan pakaian kebesaran. Pakaian Penghulu sendiri merupakan pakaian kebesaran adat Minangkabau dan tidak semua orang dapat memakainya. Pakaian tersebut juga bukan pakaian yang dapat dipakai kapan saja oleh seorang penghulu, kecuali dengan tata cara adat yang dimiliki. Pakaian ini juga terbagi ke dalam beberapa bagian.

Penghulu Clothes (Men)

Traditional clothing commonly used by the adat stakeholders in Minangkabau is also called the clothes of greatness. Penghulu Clothing itself is a dress of Minangkabau adat greatness and not everyone can wear it. The clothes are also not clothes that can be worn at any time by a penghulu, except in the customary way they have. These clothes are also divided into sections.



Photo by: @zamzamiali using Nikon D3300


Destar : Tutup kepala atau sebagai perhiasan tutup kepala. Bila dilihat pada bentuknya terbagi pula atas beberapa bagian sesuai dengan si pemakai, daerah dan kedudukannya.
Baju : Baju penghulu berwarna hitam sebagai lambang kepemimpinan.
Sarawa : Celana penghulu yang besar ukuran kakinya mempunyai pengertian bahwa kebesarannya dalam memenuhi segala panggilan dan yang patut dituruti dalam hidup bermasyarakat maupun sebagai seorang pemangku adat.
Sasampiang (Sesamping) : Sasampiang adalah kain yang dipakai seperti pada pakaian. Warna kain sesampiang biasanya berwarna merah yang menyatakan seorang penghulu berani. Sesamping juga biasanya diberi benang makau (benang berwarna-warni) dalam ukuran kecil-kecil yang pengertiannya membayangkan ilmu dan keberanian di atas kebenaran dalam nagari (wilayah).
Cawek (Ikat Pinggang) : Panjang dan lebarnya harus sebanding atau lima banding satu hasta dan ujungnya pakai jumbai dan hiasan pucuk rebung.
Kain Sandang : Sehelai kain berbentuk segi empat dan disandang diatas bahu.
Keris : Penghulu memiliki sebuah senjata yaitu keris yang tersisip di pinggang. Orang yang tidak memiliki jabatan sebagai penghulu, tidak dibenarkan memakai keris kecuali menyimpannya. Keris merupakan kebesaran bagi penghulu dan pemakaiannya ditentukan dengan kelengkapan pakaiannya, letaknya condong ke kiri dan bukan ke kanan yang mudah mencabutnya. Letak keris ini mengandung pengertian bahwa seorang penghulu harus berfikir terlebih dahulu dan jangan cepat marah dalam menghadapi sesuatu persoalan, apalagi disertai kekerasan.
Tungkek (Tongkat) : Tongkat yang dibawa penghulu sebagai kelengkapan pakaiannya bukan untuk menunjukkan penghulu itu sudah berusia tua, tapi seorang penghulu itu adalah sosok yang dituakan oleh kaum, suku dan daerahnya.


Photo by: @zamzamiali using Nikon D3300


Destar : Head cover or as a headgear jewelry. When viewed on the shape is also divided into several parts in accordance with the wearer, area and position.
Clothes : are black as a symbol of leadership.
Sarawa : The great pant legs of his feet have the sense that his greatness in fulfilling all calls and that should be obeyed in the life of society and as a customary leader.
Sasampiang : is a cloth worn as in clothing. The color of the cloth is as red as it is usually a brave man. On the side is also usually given the yarn thread (colorful thread) in small sizes whose understanding imagines knowledge and courage above the truth in the nagari (region).
Cawek (Waist) : The length and width shall be comparable or five to one cubits and the edges shall be tassel and bamboo shoots.
Fabric Clothing : A piece of rectangular fabric and slung over the shoulders.
Keris : Penghulu has a weapon that is a keris that is inserted in the waist. People who do not have a position as penghulu, not allowed to wear a dagger except to save it. Keris is a greatness for the penghulu and its use is determined by the completeness of the clothes, it is leaning to the left and not to the right that easily pull it. The location of this keris contains the understanding that a penghulu must think first and do not get angry in facing a problem, let alone accompanied by violence.
Stick : The wand that the crown has brought as its clothing is not to show the penghulu is old, but a penghulu is a figure who is elder by the people, tribe and region.



Photo by: @zamzamiali using Nikon D3300


Reference in here

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

SALAM KSI CHAPTER EAST ACEH

Follow me : @zamzamiali

Sort:  

Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.

World of Photography Beta V1.0
>Learn more here<

Thank you for participating in #colourfulphotography

You have earned 5.15 XP for sharing your photo!

Daily Stats
Daily photos: 1/2
Daily comments: 0/5
Multiplier: 1.03
Server time: 10:20:38
Account Level: 2
Total XP: 271.00/400.00
Total Photos: 30
Total comments: 17
Total contest wins: 2
And have also received a 0.60 percent upvote.

Follow: @photocontests
Join the Discord channel: click!
Play and win SBD: @fairlotto
Daily Steem Statistics: @dailysteemreport
Learn how to program Steem-Python applications: @steempytutorials
Developed and sponsored by: @juliank

tamboh ciek uda

Kabeh bang @dirmanaceh. Hahaha...

Ternyata.. setiap detail dari pakainnya sarat akan makna.. inilah budaya yang tak boleh dilupakan..dengan filosofi adatnya

Betul cekgu @jamal.jeje. Menjaga adat itu penting dan susah. Aceh belum mampu.

Minang yang elok dengan budaya santun

wah kepingin ke padang

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.12
JST 0.027
BTC 64511.14
ETH 3405.23
USDT 1.00
SBD 2.30