FICTION STORY Teens Prnyemir Shoes( Remaja Prnyemir Sepatu )
HELLO DEAR steemeans #
Teens Prnyemir Shoes
In a very hot afternoon, there is a boy who is pensive at the bus stop. He was carrying a shoe polish box. The boy was named Paijo. He is an orphan. He is waiting for someone to shoe his shoes. He must work as a shoeshine to meet the needs of life and school fees.
After a long wait, there came a gentleman who approached him.
"What's wrong, why do you sit here pensively?" Asked the father
"I'm waiting for someone to shine his shoes to me," Paijo said
"Where are your parents, so you have to work like this?" Asked the father again
"My parents are dead, when I was a kid. My parents died from the tragedy of the accident 7 years ago. I live my days with an air. Therefore I have to be a shoeshine to continue my life, "said Paijo
"Are you in school?" Asked the father
"Yeah, I've gone to school. I am now sitting in second grade of junior high school, "said Paijo
Then the father, divert the conversation, by ordering Paijo to shine his shoes. After Paijo shined shoes, the father paid Paijo with 100,000. Paijo felt uneasy, then he returned it to the father, but the father refused. He has given the money to Paijo. Paijo is very grateful to the father. Then the father left by saying "You will be a successful person" to Paijo with a smile.
The sun had set in the western horizon, Paijo had packed up his box-bag and rushed home, leaving the bus stop. On the way home he saw a poster about a meticulous race. The meticulous race was held at the district level. He also immediately recorded information about the intelligent meticulous. The execution time is tomorrow, on Sunday. He is very happy to be able to follow the race without skipping school. After that he walked home with a happy heart. "I must follow the race and become a champion," Paijo murmured to himself.
At seven o'clock, he arrived at his small, 1m x 2m cardboard house, which was only used for bedding and kept his school supplies, with a ground covered with a thin, fragile plastic. Then he studied earnestly for the preparation of the race tomorrow by using the candle he lit.
No time passed, the sound of birds chirping was heard. Paijo closes his book and rushes to the mosque to perform the prayer. After the prayer he packed to prepare for the race.
At 6:00 he rushed to the bus stop to take the bus to his race. The venue is very far from home and its implementation at 08.00 pm. After a long journey, he finally reached the race. Apparently he arrived at 07.50 pm, he is very happy because it is not too late to follow the race.
The bell rang, the start of the race. Paijo also worked on the problems carefully. After 2 hours passed, bell rang, race mark finished. After collecting, Paijo went out of the room and prayed that he could get the champion. Finally, the long-awaited time came, the announcement of the race result. Paijo was very happy after the jury announced that he got the first winner of the district level.
After he got the 1st winner at the district level, then he was sent a meticulous quiz contest at the provincial level. In the province he got the 1st champion, so he sent the National level careful intelligent contest. Not unexpectedly he got the 1st champion in the race. Then he was sent to represent Indonesia to the International Level. He won 3rd place in the international level competition. Therefore, he is now school and life is already successful
in indonesia
Remaja Prnyemir Sepatu
Di suatu siang yang amat terik, ada anak laki-laki yang sedang termenung di halte bus. Ia membawa kotak semir sepatu. Anak itu bernama Paijo. Ia adalah seorang anak yatim piatu. Ia sedang menunggu seseorang untuk menyemirkan sepatu genggam. Ia harus bekerja sebagai penyemir sepatu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolahnya.
Setelah lama menunggu, datanglah seorang bapak-bapak yang menghampirinya.
"Ada apa nak, kok duduk termenung sendiri di sini?" Tanya bapak itu
"Saya sedang menunggu seseorang untuk menyemirkan sepatunya kepadaku." Ujar Paijo
"Di mana orangtuamu, jadi kamu harus bekerja seperti ini?" Tanya bapak itu lagi
"Orangtua saya sudah meninggal, pada saat saya masih kecil. Orangtua saya meninggal akibat tragedi kecelakaan 7 tahun yang lalu. Saya menjalani hari-hari saya dengan sebatangkara. Oleh karena itu saya harus menjadi penyemir sepatu untuk melanjutkan hidup saya. "Ujar Paijo
"Apakah kamu bersekolah?" Tanya bapak itu
"Iya, saya sudah sekolah. Saya sekarang sudah duduk di kelas 2 SMP. "Jawab Paijo
Kemudian bapak itu, ganti pembicaraan, dengan menyuruh Paijo menyemirkan sepatunya. Setelah Paijo menyemir sepatu, bapak itu bayar Paijo dengan uang 100.000. Paijo merasa tidak enak, lalu ia kembali ke bapak itu, tapi bapak itu menolak. Ia telah memberikan uang itu kepada Paijo. Paijo sangat terserah kasih kepada bapak itu. Maka bapak itu pergi dengan mengatakan "Engkau nanti akan menjadi orang sukses" ke Paijo dengan tersenyum.
Matahari sudah terbenam di ufuk barat, Paijo pun barang barang dan barang semirnya dan lagi pulang, tunggu halte bus itu. Pada saat perjalanan pulang ia melihat sebuah poster tentang lomba cerdas cermat. Lomba cerdas cermat itu pada tingkat kabupaten. Ia pun segera mencatat informasi tentang cerdas tersebut. Waktu pelaksanaannya adalah besok, pada hari minggu. Ia sangat senang karena bisa mengikuti lomba itu tanpa bolos sekolah. Setelah itu ia berjalan pulang dengan hati gembira. "Aku harus mengikuti lomba itu dan menjadi juara" gumam Paijo dalam hati.
Waktu pukul 19.00 WIB, ia tiba di rumah kecilnya yang terbuat dari kardus dengan luas 1m x 2m, yang hanya digunakan untuk tempat tidur dan simpan perlengkapan sekolahnya, dengan beralaskan tanah yang dilapisi dengan plastik tipis yang sudah rapuh. Kemudian ia belajar dengan sungguh-sungguh untuk persiapan lomba besok dengan menggunakan lilin yang ia nyalakan.
Tak terasa waktu berlalu, suara kicauan burung pun terdengar. Paijo pun menutup bukunya dan ke masjid untuk melakukan sholat. Setelah sholat ia berkemas untuk persiapan menuju tempat lomba.
Waktu pukul 06.00 ia pergi ke halte bus untuk naik bus menuju tempat lombanya. Tempat lomba itu sangat jauh dari rumah dan pelaksanaannya pukul 08.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya ia pun sampai di tempat lombanya. Ternyata ia sampai pada waktu 07.50 WIB, dia sangat bahagia karena tidak terlambat mengikuti lomba itu.
Bel berbunyi, tanda lomba dimulai. Paijo pun mengerjakan soal-soalnya dengan teliti. Setelah 2 jam berlalu, bel berbunyi, tanda lomba selesai. Setelah mengumpulkan, Paijo pun keluar dari ruangan dan berdoa agar dia bisa juara juara. Akhirnya waktu yang sudah ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu pengumuman hasil lomba. Paijo pun sangat senang setelah juri mengumumkan juara 1 tingkat kabupaten.
Setelah ia juara kelas 1 di tingkat kabupaten, kemudian ia dikirim cerdas. Di provinsi itu juara 1, sehingga ia bisa kembali ke tingkat cerdas nasional. Tak disangka ia juara juara 1 dalam lomba itu. Kemudian ia dikirim untuk mewakili Indonesia ke Jenjang Internasional. Ia juara juara 3 di lomba tingkat Internasional tersebut. Oleh karena itu, ia sekarang sekolah dan hidup sudah sukses