-
How should life in relation to social life ??? The main principles in social life are: "Always want good for every creature of God" If you want evil to apply to another person, then if that evil applies to that person, it is true also bad for yourself ..... Why is that ?? .... it is because when your heart wants evil to happen to others, then your heart is filled with hatred and resentment, whether you realize it or not ...... When your heart is overwhelmed with hatred, it becomes obscured from the light of God, and it causes your failure to look upon the face of God, then the darkness envelopes your mind. In the akherat each of you will bear your own burden, how can you bear it while the inner darkness is the most heavy burden of all the load ??? .... So get rid of the burden, free your mind from hatred, it's not for anyone, but for yourself ...... God is wiped out with wisdom, in the realm of the originality of the self, pure bloc, without tendency, and without the burden of darkness and attachment to the world.
Bagaimana seharusnya hidup dalam kaitannya dengan hidup bermasyarakat???
Prinsip utama dalam hidup bermasyarakat itu adalah:
"Senantiasa menghendaki kebaikan bagi sesiapapun makhluk Allah"Jika engkau menghendaki keburukan berlaku pada orang lain, maka andaikata keburukan itu berlaku kepada orang tersebut, sesungguhnya berlaku juga keburukan bagi dirimu sendiri.....
Mengapa demikian??.... itu karena tatkala hatimu menghendaki keburukan menimpa orang lain, maka saat itu hatimu dipenuhi dengan kebencian dan dendam, apakah engkau sadari ataupun tidak......Tatkala hatimu diliputi suatu kebencian, ia menjadi tertutup dari cahaya Tuhan, dan itu menyebabkan kegagalanmu memandang wajah Tuhan, lalu kegelapan menyelimuti batinmu....Di akherat engkau masing masing akan memikul bebanmu sendiri, bagaimanakah engkau sanggup memikulnya sedang kegelapan batin itu adalah beban yang paling berat diantara semua beban???....Maka singkirkanlah beban, bebaskan batinmu dari kebencian, itu bukan untuk siapa siapa, tapi untuk dirimu sendiri......Tuhan disyahadati itu dengan penuh hikmat, dalam alam originalitas diri pribadi, yang murni blokosuto, tanpa tendensi, dan tanpa beban kegelapan serta keterikatan diri kepada dunia..... (fatwa kehidupan)