Marechausee Adventura #6 : Investigation and Try To Share a Little Science For The Traditional Salt Farmer in My Area | Investigasi dan Mencoba Berbagi Ilmu Kepada Petani Garam Tradisional

in #adventure6 years ago (edited)

Dear Steemian Fellow..


IMG_20180127_142125_HDR.jpg


Hot weather in the north coast of Aceh, precisely in the village of Lancok district Syamtalira Bayu Aceh-Indonesia province makes the activities of traditional salt farmers a little excited. The routines of economic people who make this coastal land as their family's economy look very productive at all. I and my colleagues @my451r witnessed the sun stinging their bodies that the majority of these women are doing their activities.

A few weeks ago the Acehnese food label authority issued an ultimatum that the farmers' salt production is not healthy and unclean. (I do not know which aspect to issue such an ultimatum by the institutions in my Province)


garam.jpg

Ultimatum by related institutions when covered by one of the local media in Aceh Province

Source


On the basis of my curiosity, then I went with colleagues to see live of the traditional salt-productivity doing by the majority of middle-aged women in the northern coastal region of Aceh.

Indonesia is an area that has a vast ocean, of course the raw material for making salt is sufficient. Although some areas in the archipelago already have modern salt-making methods such as in Madura (East Java) that make organic salt using seeds, but not so with traditional salt farmers in my province.

They are still using traditional methods that have been going on for generations by dredging the land on the coast that makes salt productivity land for them. The soil is dry and in the gutter is then in a shape such as the cistern to collect water from the soil, which is then processed for cooking as well as a natural salt.


IMG_20180127_142115_HDR.jpg


IMG_20180127_142150_HDR.jpg


IMG_20180127_144433_HDR.jpg


IMG_20180127_144416_HDR.jpg


The process does seem very traditional, but it was their way of growth economy financial with family. The process of soil drying is done up to one week for collect salt water, which is then used as the basic ingredients of produce salt. After a few liters of water are collected within a week of the process, they cook it also with a very simple method, the water collected was cooked using firewood in a traditional salt production kitchen.

When my colleagues and I saw the salt-cooking process, they were in dire need of science and mentoring. During this time the consumption of firewood is an obstacle for salt farmers when cooking their materials, to produce salt once they cooking period requires 1 cubic of firewood to produce salt from 25 liters of salt water. Of course, this is a fundamental issue considering the need for firewood in so many processes. The energy-saving furnace, they desperately need to conserve combustion when traditionally producing salt is for a one-time process takes eight hours.


IMG_20180127_142536_HDR.jpg


IMG_20180127_144648_HDR.jpg






IMG_20180127_141854.jpg


When the rainy season comes the salt productivity stops because the land and firewood become wet, so I and my colleagues try to make one example of an energy-efficient stove for their sustainability of productivity to sustain despite the rainy season. These project stoves can save up to 50% of their firewood, Furnace made of brick and hard cement that has a chimney for the farmers can work healthier of course.







With the method we are introducing, hopefully the future of salt farmers in Lancok village could be more economical of firewood in doing their traditional salt productivity. It was my hope and colleagues in the North Aceh governance to be able provide assistance to the traditional salt farmers, and can contribute to the procurement of these energy-efficient stoves for . And instead of justifying their routine, they do not have the feasibility of consumption as well as giving a ultimate which is in nonsense!

Watch Activities of Traditional Salt-farmers Here

Thats all my adventures and my colleagues @my451r a few days ago on the north coast of Aceh, Thank you for visiting my simple blog, might useful for steemian wherever you are

Photos Taken By using My Xiomi Redmi Note 4 camera & @my451r Canon M100 Camera

Syamtalira Bayu, Aceh Sumatra-Indonesia

@dilimunanzar.

Discord Komunitas Steemit Indonesia

BAHASA

Dear Steemian Fellow..


IMG_20180127_142125_HDR.jpg


Cuaca panas di kawasan pesisir utara Aceh, tepatnya di desa Lancok kecamatan Syamtalira Bayu provinsi Aceh-Indonesia menjadikan aktivitas para petani garam tradisional sedikit bergairah. Rutinitas pelaku ekonomi yang menjadikan lahan di pesisir ini sebagai tulang punggung ekonomi keluarga mereka terlihat sangat produktif sekali. Saya dan sejawat @my451r menjadi saksi panas mentari menyengat tubuh mereka yang mayoritas kaum hawa ini melakukan aktivitasnya.

Beberapa pekan lalu otoritas label makanan Provinsi Aceh mengeluarkan ultimatum yang bahwasanya Garam produksi petani ini tidak menyehatkan dan bernajis. (Saya tidak tahu aspek apa sehingga dikeluarkannya ultimatum seperti itu oleh instansi terkait di Provinsi saya)


garam.jpg

Ultimatum oleh instansi terkait ketika diliput oleh salah satu media lokal di Provinsi Aceh

Source


Atas dasar keingintahuan saya maka berangkatlah saya bersama sejawat untuk melihat langsung produktivitas yang dilakukan mayoritas kaum hawa separuh baya di kawasan pesisir utara Aceh ini.

Indonesia merupakan kawasan yang memiliki lautan yang luas sekali, sudah tentu bahan baku untuk pembuatan garam sangatlah tercukupi. Meskipun dibeberapa daerah di nusantara sudah memiliki metode pembuatan garam secara modern seperti di Madura yang membuat garam organik menggunakan bibit, namun tidak begitu dengan para petani garam di provinsi saya.

Mereka masih menggunakan metode tradisional yang sudah berlangsung secara turun temurun dengan cara mengeruk tanah yang ada di pesisir yang menjadikan lahan produktivitas garam bagi mereka. Tanah yang dijemur dan di geruk ini kemudian di bentuk seperti tadahan untuk mengumpulkan air dari tanah tersebut yang kemudian diproses untuk dimasak serta menjadi garam alami.


IMG_20180127_142115_HDR.jpg


IMG_20180127_142150_HDR.jpg


IMG_20180127_144433_HDR.jpg


IMG_20180127_144416_HDR.jpg


Proses ini memang terkesan masih sangat tradisional sekali, namun inilah cara mereka untuk menyambung kehidupan bersama keluarga. Proses penjemuran tanah ini dilakukan hingga satu minggu untuk mengumpulkan air asin yang kemudian dijadikan bahan dasar pembuatan garam ini. Setelah beberapa liter air terkumpul dalam waktu seminggu dari proses tersebut mereka memasaknya juga dengan metode yang sederhana sekali, air yang dikumpulkan tadi di masak menggunakan kayu bakar dalam sebuah gubuk yang merupakan dapur produksi garam tradisional.

Ketika saya dan sejawat melihat langsung proses memasak garam ini, mereka sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan pendampingan. Selama ini konsumsi kayu bakar menjadi kendala bagi para petani garam ketika memasak bahan bakunya, untuk menghasilkan garam sekali periode pemasakan mereka membutuhkan 1 kubik kayu bakar untuk memproduksi garam dari 25 liter air asin bahan bakunya. Tentu ini sangat menjadi persoalan mendasar mengingat kebutuhan kayu bakar yang begitu banyak dalam setiap proses yang dilakukan. Tungku hemat energi sangat mereka butuhkan untuk menghemat pembakaran pada saat memproduksi garam secara tradisional ini mengingat untuk satu kali proses membutuhkan waktu delapan jam.


IMG_20180127_142536_HDR.jpg


IMG_20180127_144648_HDR.jpg






IMG_20180127_141854.jpg


Ketika musim hujan tiba produktivitas garam terhenti dikarenakan lahan dan kayu bakar menjadi basah, Oleh karena itu saya dan sejawat mencoba membuat salah satu contoh tungku hemat energi untuk keberlangsungan produktivitas mereka agar berkelanjutan meskipun musim hujan tiba. Tungku percontohan ini bisa menghemat hingga 50 % bahan bakar kayu mereka, Tungku terbuat dari batu bata dan sement keras yang memiliki cerobong asap untuk pembuangan agar para petani bisa bekerja lebih sehat tentunya.







Dengan metode yang kami perkenalkan ini semoga kedepan para petani garam di desa Lancok bisa lebih ekonomis bahan bakar kayu dalam melakukan produktivitas garam tradisional mereka. Besar harapan saya dan sejawat instansi di Kabupaten Aceh utara dapat melakukan pendampingan terhadap usaha petani garam tradisional ini, serta dapat mengambil andil pengadaan tungku hemat energi ini untuk para petani garam tradisional. Dan bukan malah menjustifikasi rutinitas mereka tidak memiliki kelayakan konsumsi serta memberi fatwa yang bukan-bukan!

Video Aktivitas Petani Garam Traditional

Demikianlah petualangan saya dan sejawat @my451r beberapa hari yang lalu di pesisir utara Aceh, Terima kasih sudah berkunjung dilaman sederhana saya, semoga bermanfaat bagi steemian dimanapun Anda berada.

Photos Taken By using My Xiomi Redmi Note 4 camera & @my451r Canon M100 Camera

Syamtalira Bayu, Aceh Sumatra-Indonesia

@dilimunanzar.

Discord Komunitas Steemit Indonesia

Sort:  

Informasi yang sangat berguna @dilimunanzar ,semoga kedepannya petani garam lebih mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah kita.

Semoga bang @rahmadvirgosa ..Sangat disayangkan ketika pemerintah hanya bisa menjustifikasi kelayakan produktivitas mereka namun kontribusi dan pendampingan instasi terkait Nonsense!

Terima kasih sudah menjadikan postingan saya sebagai bahagian informatif bagi Anda, salam kenal :)

Ya sama-sama kawan, salam kenal balek teuman..

people's economy is getting depressed

as an independent people, we depressed back of the government :D

Thank you for stopping by and Greeting

Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.

My pleasure :)

Sunggguh sangat bermanfaat, semoga kedepannya lebih banyak intansi yang datang membantu mereka, sukses selalu @dilimunanzar

Terima kasih @musliwadi atas apresiasinya, Benar sekali brotha seharusnya ini tugas instansi terkait, saya hanya mencoba membangunkan mereka yang sedang ketiduran.

Bereh Marechausee ..

Sigeu2 neusaweu2 blog long...

Manteng bileh..

Ya ya ya ya..Mainkan Kreativitas panglima di platform ini, sejalan dengan waktu 5-6 bulan yang akan datang Panglima akan menikmati hasilnya, selamat bergabung dan salam sukses brow..

neu cukeh sigoe2 beuh...
baru memulai, butuh banyak didikan dan arahan dari senior.

Siap.. Ntar.. bulan depan rencana buat Meet up bro fadhil ikutan ya...

Kedaulatan energi adalah yang bisa mendukung para petani garam untuk bisa terus berkarya, ini postingan yang memacu adreanalin untuk kita semua dalam berbagi kebaikan. Bravo @dilimunanzar

Sebagai bangsa yang berdaulat sudah menjadi kewajiban kita untuk membantu sesama, apalagi mereka korban program pungoe Pemerintah yang hana meupat uram ujungnya, Malah menjaustifikasi produktivitas mereka "Garam Bernajis" (GERAM AKU-AKU)

Salam bang @dilimunanzar
Sangat menarik ya abang, apalagi ini adalah kawasan dekat sekali dengan tempat tinggal saya. Berikan terus manfaat untuk orang sekitar kita, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

Kami telah upvote yaa..

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 63713.30
ETH 3389.19
USDT 1.00
SBD 2.62