studi religi aceh
Salam steemit
Kali ini saya akan membahas tentang studi religi Aceh dari buku Acehnologi karya pak Kamaruzzaman bustaman
Takdir sejarah adalah Aceh sebagai tanah Aulia-Aulia Allah,sementara takdir geografi telah menjadikan alam Aceh ini sebagai tempat berlabuh para ulama-ulama dan pedangang dari timur tengah dan Asia selatan. Karena itu perasaan orang Aceh sebagai bangsa yang berkeyakinan Islam dan telah memberikan kontribusi penting di Nusantara,dan sayangnya telah di coba hilangkan secara perlahan. Keberadaan Islam yang dibawa oleh ulama/raja dari samudera pasai. Dalam sejarah islam yang datang ke Aceh bukanlah Islam yang merupakan hasil dari peperangan melaikan yang di bawa oleh ulama sekaligus pedangang,sehingga kedatangan islam ke Aceh, tidak mewarisi dendam,sebagaimana kedatangan islam ke Eropa. Kenapa proses islam di Aceh sagat begitu cepat sementara proses islam di jawa dierkirakan bertahun-tahun? Islam di pulau jawa belum mampu menukar sistem kebatinan jawa. Adapaun yang muncul adalah islam yang dijawanisasi oleh rakyat jawa. Sementara di Aceh,proses islamisai tidak mengenal Acehnisasi,dengan kata lain ada hal yang perlu di telaah secara mendalam,tentang”islamisasi dan Acehnisasi islam.” Salah satu alasanya adalah kenyataan dari sejarah,hampir semua dari kejaraan islam,kecuali kerajaan lingge berada di kawasan pesisir. Dan ada juga proses islamisasi di Aceh ini dilakukan secara terintegritas dan terkoneksi antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Dan disini dipastikan bahwa masyarakat aceh tidak pernah menjadi spirit religi kristen dan yahudi sebagai sistem pendangan hidup mereka.
Karena itu tidak mengejutkan bahwa pusat kesadaran orang Aceh adalah ilmu pengetahuan,khususnya belajar islam. Unuknya hampir semua lembaga tersebut berada pada tempat pertama dalam kehidupan masyarakat Aceh baik di kawasan pesisir,persawahan dan sungai. Dalam sejarah aceh, islam dan budaya telah menjadi dari yang sangat kuat. Namun budaya kontemporer di aceh,belum begitu memiliki fondasi yang kuat untuk menopang identitas aceh, dengan nama besar dan latar belakang sejarahnya, karnanya senyawaan aceh dan budaya,belum mampu menghasilkan suatu konsep yang ideal mengenai bentuk masyarakat Aceh. Pada satu sisi ada yang menggerakkan religi yang ingin menarik rakyat aceh pada ideal islam,yang terlihat seperti timur tengah. Ada gerakan religi yang menginginkan Aceh tetap denagn model keberislaman,tidak perlu mencontohkan apa yang diperaktekkan di timur tengah. Hal selanjutnya yang mesti kita pahami ketika membedah islam di Aceh adalah kenyataan sosio-historis,bahwa kelompok yang paling memiliki otoritas untuk menjelaskan islam kepada masyarakat adalah kelompok dayah.
Untuk memahami persoalan religiusitas di Aceh pada era kekinian,adabeberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama,terjadi perubahan reproduksi kesadaran religi didalam masyarakat. Jika dulu otoritas religi di kontrol oleh ulama dari dayah,maka saat ini kontrol religi oleh para ulama sudah mulai memudar. Kedua adanya trend untuk mengejar tingkat spiritualitas melalui ritual religi secara terbuka,seperti zikir bersama,ceramah islam dari luar Aceh,shalat malam bersama,shalat subuh berjamaah oleh aparatur pemerintah,dan aktivitas lainnya yang cendrung mengundang perhatian publik. Namun kegersangan inilah terkadang yang di ambil alih oleh kelompok-kelompok gerakan di luar Aceh yakni cendrung kesempatan untuk kelompok religi lainya yang memiliki motif tertentu. Ketiga gejala alumni dayah yang menuntut ilmu ke jenjang perguruan tinggi negeri di banda aceh. Oleh karena itu di predisikan bahwa dalam dua atau tiga tahun kedepan, dinamika islamologi akan di warnai dialog intelektual yang sangat produktif. Maksudnya mereka memiliki otoritas ilmu religi dari dayah dan memilki ilmu dari perguruan tinggi. Maka hal tersebut akan membangun kesadaran untuk suatu sistem reproduksi yang lebih kondusif . dengan begitu studi religi di Aceh, dalam kerangka Acehnologi,mesti mengubah pola pokir dari orientasi kerja ke orientasi karya dengan intelektual bangsa.