Budaya, Religi, Dan Kosmopolitanisme Di Aceh (38:4)
Kali ini saya akan mereview Acehnologi pada sub bab 'Budaya, Religi Dan Kosmopolitanisme di Aceh'.
sumbergambar
Salah satu kemampuan masyarakat ketika mereka mampu menggabungkan beberapa unsur kehidupan. Yang pertama adalah bagaimana cara mempertahankan budaya menjadi ciri khas dalam suatu kelompok. Kedua, bagaimana cara memlertahankan agama di tengah-tengah era kontemporer. Dan yang ketiga adalah cara memasukan aspek kosmopolitan dalam masyarakat yang memiliki budaya dan agama.
Dalam budaya, ada beberapa unsur karakteristik yaitu, Budaya dapat dipahami yaitu sebagai perbuatan yang dilakukan oleh satu komunitas yang memiliki keunikan yang mungkin tidak bisa dijumpai dalam komunitas lain. Unsur kedua yaitu mengikat dimana suatu budaya hanya terjadi didalam sebuah komunitas yang dapat mengikat antara masyarakat. Unsur ketiga yaitu tingkah laku yang dapat diterima oleh banyak orang atau masyarakat lain. Contoh budaya salah satu adalah menggunakan handphone dikalangan masyarakat Aceh. Bagi masyarakat Aceh tanpa menggunakan HandPhone mereka bagaikan tidak bisa hidup dan sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan. Yang menjadi unik dari budaya diatas adalah mulai dari ekonomi kecil sampai yang berekonomi tinggi hampir memiliki HandPhone.
Selanjutnya para sarjana agak sedikit kesulitan dalam mengartikan agama. Tapi dari kata agama, dapat kita pahami tiga unsur yaitu: kepercayaan, praktek, dan institusi sosial. Secara resmi, agama di Aceh adalah Islam. Pada era sekarang, Agama mengalami pergeseran dalam pola keberagamaan di Aceh saat ini. Dengan kata lain, banyak memandang agama sebagai simbolik. Contohnya dalam orang Aceh yang naik haji adalah sebuah trend dan tidak memiliki makna sosial lagi.
Lalu, saya sebagai orang awam belum mengenal yang namanya kosmopolitan dan begitu juga belum terkenal di Aceh. Tetapi kosmopolitan bisa dikatakan sebagai sesuatu yang menembus lintas batas negara. Jadi, yang di tekankan adalah dunia ini tidak ada batas (negara, ras, budaya, dan agama). Atau arti kata lain adalah gerakan yang melihat bahwa seseorang tidak perlu memiliki kewarganegaraan, tetapi menjadi warga dunia, dan paham internasional
Selanjutnya, cara menggabungkan ketiganya dengan kembali kepada adat tradisi lokal dengan pandangan yang bersifat global. Dan yang Kedua, memperkenalkan kajian-kajian religi. Perubahan itu selalu berhembus kepada kehidupan kita, baik yang bersifat angin baik maupun buruk. Tinggal kita menyikapi saja hembusan angin tersebut.
>Thank You Have a Visit!