Bahasa Soft itu ada di "Novel" ?

Malam itu, sehabis shalat Isya tiba-tiba Telepon berdering "Kring....kring...", kemudian telepon itu saya angkat "Posisinya dimana?" Ucap teman, saya jawab "Saya di tempat biasa" kemudian teman itu menutup teleponnya. Kira-kira kurang dari lima belas menit sebuah Motor Metik "Vario" model terbaru tahun 2017 warna black ( Hitam) parkir didepan pintu toko, kebetulan saat itu saya juga berada dirumah teman yang lain. Tempat dimana kami sering ngumpul setiap malamnya untuk mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan dunia internet (Blogging, Menulis, Blog Desaign..etc).

Singkat cerita, dia masuk dan duduk pas posisinya didepan saya. Diskusi pun berjalan, pembahasan malam itu tentang tulisan kami masing-masing. Mengawali diskusi pertama saya sodorkan tulisan saya, maklum penulis pemula jadi saya butuh kritikan dan tips tentang menulis. Dia melihat membaca tulisan yang saya sodorkan dengan teliti, Kata dia "Ini udah bagus sih sebenarnya cuma perlu perbaikan lagi Agar tulisannya lebih soft", lalu dia menambahkan lagi sedikit tips "Mulia sekarang sering-seringlah baca novel atau tulisan apapun agar teknik menulis kamu itu bagus dan gaya bahasanya pun lebih kaya". Saya mengangguk "Makasih ya kritikan dan sarannya" :)

Dimalam berikutnya, saya mencoba mencari buku-buku novel dalam bentuk PDF dan mulai membaca perlahan-lahan dan teliti, sambil sesekali melihat teknik penulisan dan alur cerita. Setelah membaca beberapa novel karya penulis terkenal, baik hiperbolik parodi, ringan, subjektif dll. Saya tidak bisa mengambil satu kesimpulan yang pasti, entah karena saya kurang paham bahasa yang ditulis dalam novel tersebut, atau memang tipikal saya terlalu serius untuk mengunyah tulisan seperti itu.

Atau mungkin selama ini, tulisan-tulisan yang pernah saya baca bukan tulisan yang berbentuk prosa. Tidak ada footnote, tidak ada rujukan yang bisa dijadikan landasan untuk meyakinkan bahwa tulisan itu masuk akal dan mengandung kebenaran dan tidak mendramatisasi hubungan-hubungan antar manusia.

Walaupun demikian, kagum dan salut terhadap karya-karya mereka yang luar biasa, mereka sanggup menghasilkan ratusan tulisan dengan bermodalkan logika imajiner.

"HARGAILAH KARYA ORANG LAIN, WALAUPUN TULISANNYA ENGGK KITA SUKAI"