Agam ramadhan

Saya lupa kapan konsep Gender mulai menyebarkan sugestinya kepada kaum perempuan, bahkan sampai ada sinetron 'Dunia Terbalik' (cendrung tidak mau tau sih, huff) ,,, bukan tidak setuju dengan kesetaraan gender, namun tidak setuju dengan sikap para aktivis gender yang terus menerus menyuarakan kesetaraan, yang secara tidak langsung merendahkan harkat martabat kaum lelaki, selalu lepas landas ketika berbicara subordinasi, atau memberi paradigma seakan tupoksi pekerjaan kaum lelaki lebih enak dibandingkan tupoksi pekerjaan kaum perempuan di rumah. Padahal tupoksi pekerjaan perempuan di rumah adalah sebuah kemuliaan yang sangat besar dan membawa berkah bagi keluarga.
Di sisi lain, kita sebagai kaum lelaki harusnya memberikan pilihan buat kaum perempuan, apa yang ingin dia perbuat, ya lakukan saja selama belum melewati batas yang telah disepakati bersama, selama itu menuju kepentingan keluarga. Toh saya lebih suka mengerjakan pekerjaan rumah bersama!(kalau dah nikah nanti sih, 😁).
Jauh dibalik kesan di atas, tulisan ini berlandaskan dari '23-28 April 2018', saya sudah mencoba untuk terus mendorong kaum perempuan dalam berbagai kesempatan agar dapat mencapai kesetaraan yang mereka impikan( ya.. teman-teman di sana! para aktivis gender yang mulia), ketika berada dalam 1 kelompok, saya selalu mempersilahkan perempuan yang tampil, yang menjadi jubir, atau terus menekan mereka agar bisa menyaingi kaum lelaki, atau memberi mereka ruang untuk berkarya, terus memprovokasi mereka dalam segala hal, bahkan dibalik layar berbagai cinema 🤓... Namun sangat disayangkan, hanya sebagian dari mereka yang mau mengerti, mau berkarya, dan mau menggapai konsep kesetaraan itu dengan harmonis, bukan menghujat kaum lelaki.... Dan kebanyakan tetap acuh, kemudian bertahan dengan paradigma tradisionalnya, begitu mungkin ya!!

*Foto ketika mengoreksi penilaian kaum perempuan terhadap laki-laki, perihal kesetaraan gender!