"Fatamorgana" di Tanoeh Seuramo, Kembali Meurajut Asa Mengenang 14 tahun Bencana Tsunami

in #aceh6 years ago (edited)

“Ka deup nyo hancoe donyanyoe neunging keubit dengoen mata hate oh wareh e..
Oh wareh e..
Peu yang nyang ta pubuet ka rap bandum hannjeut keu but ateuh bumoe nyang ka dimoe oh wareh e..
Oh wareh e..
Peu jioh bala, peu jioh..
Peu jioh bala, peu jioh..
Bumoe..
Bumoe..
Jimoe ba-e..
Jimoe ba-e..” (rafly-bumoe dimoe ba-e)

Sebuah lagu yang mengingatkan kita bahwa rakyat aceh telah lama berduka,telah lama kelam dan telah lama terlarut dalam kesedihan. Lebih dari 1 dekade yang lalu dimana Aceh menjadi lautan air mata, lautan darah dan lautan mayat-mayat berserakan menutupi jalan setapak kotanya. Kala itu 26 desember 2004 minggu pagi, hari yang tak akan dilupakan rakyat Aceh bahkan rakyat dunia sekalipun.Bumi seuramo mekkah diguncang gempa yang mengakibatkan tsunami dahsyat di “tanoeh rencong”.

Dunia di gemparkan, ribuan nyawa melayang, anak-anak menjadi yatim-piatu,setiap sudut kota terdengar suara tangisan tersedu di iringi suara ambulan yang menggema,tandu beriringan membawa jasad-jasad yang terbenam oleh air laut bercampur lumpur. Bangunan di luluh lantakkan oleh air bah yang memecah keheningan pagi saat bayi masih tertidur di pangkuan ibunya.

Bukan hanya Tsunami yang membuat “Nanggroe Seuramoe” kelam, perang saudara antara GAM dengan TNI ikut meninggalkan cerita yang mendalam bagi rakyat Aceh.Para perempuan menjadi janda,anak-anak menjadi sebatang kara,dentuman senjata mengerang keras setiap harinya.Rumah,toko-toko bahkan sekolah hancur akibat perang saudara ini.Namun,rakyat Aceh tetap kuat dan yakin bahwa semua akan berubah dan percaya bahwa Aceh akan damai.

Akhirnya,Tsunami yang menghempaskan Aceh menghentikan perang saudara ini.Kata damai yang di impikan akhirnya terwujud,penderitaan telah berhenti,air mata kini berubah senyum dan canda.Sekarang Aceh telah bangun dan bangkit tidak lagi bergelut dalam kesedihan. Masyarakat Aceh percaya jika Tsunami hanya menghilangkan nyawa dan materil,namun tsunami tidak bisa menghilangkan rencong dari tanah ini, tsunami tidak bisa menenggelamkan jati diri rakyat Aceh.

Sekarang, Aceh seperti bangun dari tidur kelamnya.Kota yang dulu hancur seperti negeri antah-berantah kini menjadi kota yang megah nan indah,setiap sudut kotanya berdiri bangunan-bangunan seakan melupakan tragedi yang telah terjadi .14 tahun,bukan waktu yang singkat untuk menata kembali kehidupan di bumi Teuku Umar.

Namun,seiring bangkitnya Aceh saat ini terdapat nilai-nilai moral yang perlahan memudar,jati diri rakyat mulai hilang,Aceh mulai jauh dari kata “seuramo mekkah” yang dielu-elukan dan di banga-banggakan.Akan tapi sebutan itu seakan hanya fatamorgana semata.Dahulu, setiap magrib terdengar sahutan anak-anak membaca Al-Qura’n yang di bimbing kedua orang tuanya,setiap sudut desa dipenuhi balai-balai pengajian,mesjid penuh berisi dengan jama’ah bersarung berbaju putih,perempuan menjaga marwahnya yang cantik berhiaskan jilbab dengan rok sahaja menutupi auratnya.Sekarang,seiring waktu berjalan semua itu hanya tinggal sejarah.

Kini,ulama hanya dikenal nama saja, setiap hari muda-mudi berpasangan berlomba memamerkan auratnya.remaja mulai mengenal seks bebas juga menggunakan obat-obatan,perempuan kehilangan marwahnya,setiap sudut desa menjadi lapak judi yang diramaikan remaja bahkan anak-anak, anggota dewan sekalipun tidak dapat membaca Al-Quran.Inikah Aceh ?, inikah “naggroe seuramoe mekkah” ?,ini kah jati diri bangsa Aceh ?,inginkah kita anak Aceh buta akan membaca Al-Qur’an ?

14 tahun bukan waktu untuk melupakan tragedi kelam itu,tetapi kita harus belajar dan memperbaiki diri.Haruskah diberikan untuk kedua kalinya bencana sekelam itu agar kita tersadar kembali ?.Tidak ada kata terlambat jika kita bersama-sama merubahnya,rencong tetap milik bangsa Aceh,nilai-nilai islam tetap menjadi pondasi juga jati diri bangsa ini.

Sudah cukup darah yang mengalir,sudah cukup air mata yang menetes,sudah cukup mayat-mayat yang terbaring. Kini saatnya kita tabuhkan kembali gema suara rapa’i bersama kita gendangkan semangat baru untuk Aceh yang tetap maju dengan jati diri bangsanya. Hidupkan juga Tumbuhkan kembali jati diri bangsa ini, jangan biarkan orang mengenal Aceh dengan tsunami dan juga perang saudaranya.Akan tetapi, mari kenalkan dan harumkan Aceh dengan syariat islam,adat istiadat juga budayanya.Senyumkan Teuku Umar,senyumkan Tjud Nyak Dien,tajamkan Rencong tunjukkan bahwa Aceh bangkit.

”Tsunami bisa menghilangkan harta dan nyawa namun bukan jati diri bangsa, Aceh...”

“Wahe aneuk bek ta duek lee
Beudoeh sare ta bela bangsa
Bek ta takoet keu darah ile
Adak pih mate poma ka rela

Jak loen tateh, meujak loen tateh
Beudeh hai aneuk ta jak u Aceh
Meube bak o'n ka meube timphan
Meubee badan bak sinyak Aceh “ (Dodaidi-)

Sort:  
Loading...

Halo, hai @moh.haikal.. Selamat kumpul di Steemit! Suka melihat anda di sini.. telah kami upvote ya.. 😙

terimakasih atas supportnya @puncakbukit
mohon bantuannya dalam dunia steemit maklum masih belajar hehe...

Thank you for sharing. Hope you will get a positive day, good luck and wish you success.

I have resteem and upvoted this post.

Best Regards
With Respect From Banjarmasin, South Borneo / Kalimantan, Indonesia
@azmielbanjary

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 63713.30
ETH 3389.19
USDT 1.00
SBD 2.62