4 Desember 1976 - 2018

in #aceh5 years ago

Setiap tanggal 4 Desember menjadi hari paling bersejarah bagi para mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Pada tanggal tersebut setiap tahun diperingati sebagai hari kelahiran organisasi GAM yang diproklamirkan Dr Teungku Hasan Muhammad Di Tiro.

Deklarasi GAM itu diumumkan Hasan Tiro kepada dunia di Bukit Tjokkan, pada tanggal 4 Desember 1976.

Namun tidak banyak orang tahu, mengapa Hasan Tiro menetapkan 4 Desember sebagai hari kelahiran GAM yang menurut ideologinya adalah sebagai gerakan lanjutan dari perjuangan kemerdekaan Aceh di bawah bendera Aceh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF).

Dalam bukunya The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro, deklarator GAM itu menukilkan bahwa deklarasi kemerdekaan Aceh harus dilakukan pada tanggal 4 Desember karena alasan simbolis dan historis.

Keputusan ini merujuk pada peristiwa Belanda yang berhasil menembak dan membunuh Kepala Negara terakhir Aceh-Sumatra, Tengku Tjhik Maat di Tiro, di medan perang Alue Bhot, Tangse pada 3 Desember 1911.
Oleh karena itu, Belanda menghitung tanggal 4 Desember 1911, sebagai hari berakhirnya Negara Aceh sebagai entitas yang berdaulat, dan hari "kemenangan" final Belanda atas Kerajaan Aceh-Sumatra, seperti yang ditegaskan Kolonel H J Schmidt, komandan Belanda yang memimpin serangan di Alue Bhot.

“Namun, itu sama sekali tidak berlaku karena perang melawan Aceh tidak berakhir dengan jatuhnya Tengku Tjhik Maat di Tiro pada pertempuran Alue Bhot sejak perjuangan dilanjutkan oleh para korban selamat tahun 1911,” tulis Hasan Tiro.

Menurut Hasan Tiro, Negara Aceh Sumatera tidak pernah menyerah ke Belanda. Perjuangan terus berlanjut.

Bendera Aceh akan selalu berkibar untuk mengenang gugurnya pejuang muda Aceh yang heroik Tengku Tjhik Maat di Tiro.

“Untuk seterusnya, sampai akhir zaman, bendera itu dari Aceh akan dinaikkan lagi keesokan harinya, pada tanggal 4 Desember di tempat yang paling suci untuk menandakan renaissance dan kontinuitas masyarakat Aceh Sumatra dan negara bagian Aceh Sumatra selama-lamanya,” sebut Hasan Tiro.

Dalam buku The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro itu juga diketahui, bahwa Tengku Tjhik Maat di Tiro adalah pamannya Hasan Tiro.
Sumber Serambi Indonesia.

Posted using Partiko Android

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by akmal from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66038.71
ETH 3178.89
USDT 1.00
SBD 4.05