Optimis Membangun Aceh dan Menyingkirkan Pesimisme

in #aceh6 years ago (edited)

image
Masjid Raya Baiturrahman

Saya sering berdiskusi dengan berbagi teman saya di warung kopi, kesimpulannya, masyarakat bahwa Aceh tidak akan pernah maju selama dipimpin oleh orang-orang yang mementingkan kelompok.

Kita dapat melihat dari segi perekonomian Aceh yang masih jauh di bawah rata-rata. Pasokan kebutuhan pokok masyarakat Aceh masih sangat bergantung kepada Medan. Industri-industri besar belum berkembang dengan banyak anggaran dana otonomi khusus (otsus) yang sudah 10 tahun diberikan kepada Aceh. Dana otsus sendiri akan berakhir pada 2027. Sungguh miris, dengan dana sebanyak itu Aceh belum mampu berkembang dengan baik.

Beberapa psikolog yang pernah saya temui mengatakan, pesimisme merupakan penyakit yang membuat seseorang sulit untuk bangkit kembali. Pemikirannya tergantung pada persoalan, bukan bagaimana kita mencari solusi.

Pada dasarnya, orang Aceh merupakan orang-orang pintar. Berkaca dari generasi terdahulu, banyak ulama serambi Mekkah menjadi rujukan dunia pendidikan di luar. Perjuangan pahlawan dulu juga membawa Aceh kepada gerbang perdamaian dari penjajahan. Semua itu berkat optimisme mereka untuk mencapai tujuannya.

Bukan kesalahan masyarakat Aceh memiliki sifat pesimisme dan cenderung curiga. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh konflik berkepanjangan di Aceh (DI/TII dan GAM) Bayang-bayang konflik masih menghantui masyarakat Aceh. Alangkah sedihnya, ketika masyarakat mengalami pesimisme akan bangkit, kita malah menyudutkan dan mempromosikan pesimisme itu sendiri.

Saya berpikiran bahwa kita harus husnudzan kepada pemerintah sekarang ini. Kita belum bisa menyalahkan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan wakilnya Nova Iriansyah. Kepemimpinan mereka saya kira masih seumur jagung. Saya sering memantau pemikiran-pemikiran Irwandi dan kegiatannya membangun Aceh. Saya yakin mereka berdua akan mampu membawa Aceh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

Program Aceh Carong yang Irwandi cetuskan merupakan bentuk kampanye kepada masyarakat bahwa bersama kita bisa bangkit. Aceh yang carong juga bagian dari banyak membaca (belajar) dari kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya.

Sekarang, pemerintah harus menciptakan transparansi pengelolaan keuangan dana otsus kepada masyarakat. Ke mana selama ini anggaran tersebut diperuntukan? Pemerintah perlu menjawab kegelisahan masyarakat itu. Masyarakat sudah bosan diberikan harapan palsu.

Pemerintah dapat meningkatkan optimisme masyarakat dengan melaksanakan semua program kampanye mereka. Kebutuhan vital masyarakat kini adalah memperoleh pendidikan layak, pelayanan kesehatan memadai, tersedianya lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Saya menyadari bahwa Pemerintah Aceh sedang gencar-gencarnya mencari investor luar negeri demi membangun Aceh. Pemerintah tidak boleh kehilangan fokus terhadap janji-janjinya.

Sebelum meningkatkan optimisme masyarakat, pejabat elite sendiri harus terlebih dahulu optimis bahwa di tangannya Aceh akan maju serta bekerja lillahi ta'ala.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 76576.73
ETH 3043.84
USDT 1.00
SBD 2.62