Mencari Jejak Meriam Sicupak Lada di Belanda

in #aceh7 years ago (edited)

Bagi sebagian masyarakat Aceh, “Sicupak Lada” merupakan sebuah cerita sejarah yang di ceritakan untuk mengenang persahabatan antara Aceh dan Turkey. Sicupak lada merupakan nama yang di berikan untuk meriam yang dihadiahkan oleh Sultan Sulaiman dari kerajaan Usmani kepada delegasi Sultan Aceh.

image

Menurut cerita, delegasi Aceh telah datang ke Turkey untuk meminta bantuan militer kepada penguasa Turkey ketika itu, delegasi tersebut membawa lada sebagai buah tangan untuk Sultan Turkey. Ketika sampai kesana, mereka tidak bisa lansung menemui sultan dan harus menunggu lama untuk bertemu dengan Sultan Sulaiman. Untuk bertahan hidup, mereka menjual lada yang dibawa dari Aceh. Pada saat mereka mendapat izin untuk menemui Sultan, lada yang mereka bawa hanya tinggal Sicupak (satu mud). Dalam kisah lain juga diceritakan bahwa Lada yang dibawa dari Aceh telah habis selama dalam perjalanan ke Turkey yang memakan waktu hampir dua tahun. Dalam perjalanan ini para delegasi tersebut singgah di beberapa pelabuhan dan menjual lada untuk membeli bekal untuk bertahan hidup.

image

Walaupun lada hanya tinggal sicupak, hal ini tidak mengurungkan niat para delegasi dari Aceh, mereka tetap menemui Sultan Sulaiman dan memberikan sisa lada yang mereka bawa dari Aceh sebagai hadiah. Mereka menceritakan kisah perjalanan dari Aceh hingga ke Turkey yang telah memakan waktu begitu lama. Sultan Sulaiman menyambut baik kedatangan delagasi dari Aceh dan sebagai balasan sultan menghadiahkan meriam untuk dibawa pulang ke Aceh beserta bantuan militer lainya untuk membantu meliter Aceh yang ketika itu sedang memerlukan bantuan militer. Meriam inilah yang kemudian dikenal dengan nama ‘Meriam Sicupak Lada” yang dalam bahasa belanda disebut ‘Het Peperstuk’.

image

Dimanakah “Meriam Sicupak Lada” sekarang?

Setelah perang berlalu dan seiring waktu berputar, kisah tersebut kini hanyalah menjadi sejarah dan legenda yang di ceritakan ke pada generasi Aceh dari masa ke masa. Dibalik semua itu, ternyata “Meriam Sicupak Lada” masih ada sampai saat ini. Namun sebagian masyarakat Aceh tidak tahu dimana keberadaan meriam tersebut. Ketika saya belajar di Inggris, saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Belanda dan menelusuri jejak “Meriam Sicupak lada”.

image

“Meriam Sicupak lada” yang sering di ceritakan itu kini tersimpan di Museum Militer Bronbeek di kota Arnherm-Belanda. Arnherm merupakan sebuah kota di Belanda yang berjarak sekitar 1 jam 30 menit dari Amsterdam dengan menggunakan intercity train. “Meriam Sicupak Lada” telah dirampas oleh Belanda pada tahun 1873 ketika belanda menyerang Aceh.

“Meriam Sicupak Lada” di letakkan tepat di pintu depan masuk ke museum, mungkin itu sebagai sebuah kebanggan bagi orang-orang Belanda karena berhasil merebut meriam tersebut. Hal ini dikarenakan Belanda tidak berhasil merebut dan menjajah Aceh. Perang Belanda dengan Aceh merupakan perang terpahit yang pernah di alami Belanda selama masa kolonialisasi. Belanda tidak pernah berhasil menguasai Aceh dikarenan perlawanan tanpa henti dari pejuang Aceh.

image

Tidak seperti yang saya duga, di museum tersebut tidak hanya ada satu meriam, ada sekitar 10 meriam lainnya yang tersimpan di museum ini, dan semua meriam tersebut merupakan meriam yang direbut oleh Belanda di Aceh. Kini, bukti tentang keberadaan “Meriam Sicupak Lada” tersimpan di museum militer Belanda di Arnherm dan sangat kecil kemungkinan akan bisa dibawa pulang ke Aceh.

https://uzairfarhan.wordpress.com/2015/01/31/mencari-jejak-meriam-sicupak-lada/

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.12
JST 0.025
BTC 55693.62
ETH 2494.94
USDT 1.00
SBD 2.31