Mahar Gadis Aceh 'Sepenuhnya' untuk Isi Kamar Pengantin
Mahar di Aceh mahal! Maksudnya, untuk meminang gadis Aceh itu memerlukan mahar yang cukup besar? Tentu, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kenyataannya itu benar sekali. Bagi sebagian orang, budaya tersebut dianggap sebagai 'kepuasan' napsu duniawi semata. Namun kaidah dari hal tersebut tampaknya berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah lain - kabupaten yang ada di Aceh.
Pernikahan Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar di Aceh - aceh.net
Mahar adalah wajib dalam Islam. Terlepas dari itu, budaya Aceh menjadi sebuah hal yang menarik tentang mahar tersebut. Jika ada seorang pemuda yang ingin melamar kekasih hatinya, maka ia harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Sekali lagi, jika semua dinilai dari materi bukan proses keseluruhan tersebut. Sebut saja Agam yang ingin meminang Inong. Agam harus mengeluarkan mahar 20 mayam emas agar bisa masuk ke rumah kekasih hatinya - sebagai suami. Harga emas saat ini - emas 24 karat - 1 mayam 1,6 juta rupiah. Maka, untuk mahar Agam harus mengeluarkan biaya sampai 32 juta rupiah. Tetapi, di Aceh mahar ini bisa dicicil hingga sampai pada hari akad nikah.
Mahar yang besarnya itu cukup 'mengiurkan' seolah untuk bersenang-senang semata. Namun, kembali ke calon mempelai wanita - kebiasaan ini terjadi di Aceh Barat - mahar tersebut yang telah diberikan oleh calon mempelai pria tidak lantas menjadi hiasan semata. Mahar yang diberikan lalu dijual untuk mengisi kamar yang masih kosong atau mengisi barang baru sebagaia kamar pengantin baru tersebut. Nah, mahar yang telah diberikan oleh calon mempelai pria ini sepenuhnya 'mengisi' kamar di rumah calon istrinya. Apakah itu tempat tidur, lemari, meja hias, sampai meja makan.
Lalu, cukupkah sampai di situ? Tentu belum, saat keluarga calon mempelai wanita tidak memiliki banyak tabungan namun ingin mengadakan pesta pernikahan, maka mahar yang tersisa itulah yang kemudian dijadikan modal. Tentu bukam untuk berhura-hura tetapi lebih kepada silaturahmi keluarga, sanak-famili dan handai taulan dalam satu kampung - dan dari kampung-kampunng lainnya. Bahkan, saat urusan make-up menjadi primadona, calon mempelai wanita harus rela menjual sisa mahar untuk menyewa penata rias agar membuatnya tampil bak bidadari di hari akad nikah sampai ke pelaminan.
Berapa sisa mahar tersebut? Saya tidak bisa menjawab pasti tetapi sebagian dari mereka hanya mampu menyiasakan 2 mayam atau kurang dari itu sebagai tanda di jari manisnya. Mahar gadis Aceh mahal? Belum tentu jika kita menilik urusan yang telah saya sebutkan tadi. Tentu saja, calon pengantin wanita tidak mau kamarnya berserak dan diisi kasur berjamur, dan tidak mungkin calon suaminya nanti makan di lantai berlantai semen kasar. Akhirnya, semua kebutuhan pernikahan sekali seumur hidup itu ditutupi oleh mahar itu sendiri.
Begitulah, kehidupan yang menjawab semuanya. Ini hanya sekelumit gambaran di Aceh Barat, barangkali di daerah lain berbeda. Dan, akan berbeda pula jika mempelai wanita berasal dari keluarga kaya di mana seluruh kamarnya telah dibelikan kasur puluhan juta oleh orang tuanya.
Share jika kamu berkenan dan bermanfaat dan ikuti @bairuindra jika kamu ingin membaca kisah lainnya!
bairuindra!! Thank you, your Post.
Your welcome :)
mantap...
Terima kasih :)
Jual mahal, beli isi kamar, hahahaaa
Hahaha, begitulah kehidupan ya.
Berarti kami beruntung karena mahar tak dipakai untuk membeli isi kamar dan juga kenduri ya... Berguna sebagai 'modal awal' untuk memulai hidup baru.
Semua ada pilihannya ya kak.