puisi "takdirmu untuk pergi"
Seketika kau sirna dari pelupuk mata
Mengangkasa bersama para embun yang mulai terbuai kasih sang cahaya
Bagaimana aku menggapaimu?
Hanya sepasang tangan tanpa sayap yang ku punya Itupun belum mampu untuk membelaimu
Sedangkan kau lama kelamaan semakin meninggi
Bagaimana aku menggapaimu?
Hanya sepasang mata yang ku punya
Menatapmu, menggaris sedikit darah dari sela-selanya
Terang dan gelap memaksaku untuk merindumu
Karena kita sama-sama tau bahwa perpisahan Sukar untuk ditunda
Pergilah
Kembalilah Esok hari Bersama Mentari