The Diary Game, January 16, 2024: Not like a normal day

Gemuruh suara genteng yang diakibatkan oleh hujan deras membuat saya seketika terbangun dari tempat tidur, ditambah dengan suara
Menggelitik anak-anak ku yang sudah lebih dulu bangun bersama ibunya.

Tepat disamping posisi kepala kedua anak saya sedang asik mengganggu tidur ku, saya hampir tidak bisa membedakan keduanya karena mereka menggunakan kaos yang sama layaknya anak kembar, padahal mereka selisih 1.5 tahun dengan jenis kelamin yang berbeda, akan tetapi banyak orang mengira mereka kembar.

Suasana pagi diluar rumah

Beranjak dari tempat tidur, saya menghadap ke arah halaman luar rumah melalui kaca jendela, hujan deras masih mengguyur membasahi jalan berbatuan di desa kami, nuansa sejuk selalu menghadirkan kebersamaan bersama anak-anak, secangkir teh hangat dan Indomie goreng yang disajikan istri sebagai menu sarapan pagi mampu menghangatkan tubuh.

Tidak ada banyak hal yang dapat dilakukan dengan kondisi cuaca hujan seperi ini, selesai sarapan pagi, saya membuka pc untuk melihat sket lokasi pekerjaan rumah dhuafa yang sedang kami kerjakan, saya berencana untuk mengecek kemajuan progres pembangunan rumah mengingat schedule yang di tetapkan sudah harus selesai dikerjakan oleh tim pelaksana.

Sket lokasi yang akan saya kunjungi

Lebih dari satu jam berada didepan pc, kemudian saya keluar sebentar ke warung kopi dekat rumah, sebagaiman biasanya saat kondisi hujan ditambah tidak ada banyak aktifitas saya akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah atau nongkrong bersama kawan-kawan di desa.

Nongkrong bersama kawan-kawan di desa menjadi momen yang menyenangkan, karena selain dapat mempererat silaturrahmi juga dapat membahas banyak hal mengenai potensi yang ada di desa untuk dapat dikembangkan.

suasana di depan balai desa saat siang hari

Rencana saya untuk menuju lokasi pekerjaan rumah dhuafa sepertinya akan tertunda hingga sore hari, mengingat hujan masih sangat deras.

Karena hujan masih sangat deras saya melanjutkan perbincangan bersama rekan-rekan yang ada di warung kopi, selang beberapa saat saya mendapatkan panggilan masuk dari istri, dia mengingatkan saya untuk makan siang.

Meski hujan saya langsung bergegas pulang ke rumah dengan jarak hanya beberapa langkah dari warung kopi, kami makan siang bersama dan tidak lama kemudian setelah makan siang tiba-tiba hujan berhenti, bersyukur saya dapat berangkat menuju lokasi pembangunan rumah dhuafa untuk mengecek progres mingguan.

Tiba dilokasi pembangunan rumah, ini merupakan rumah dengan pencapaian progres paling lambat dibandingkan rumah lainnya

Ada 5 unit rumah yang dapat saya jangkau hari ini dan hanya satu unit rumah yang mengalami keterlambatan sehingga membutuhkan perhatian khusus untuk dapat memacu pekerja agar dapat segera menyelesaikan.

Selesai dari kunjungan ke beberapa pembangunan rumah dhuafa kemudian saya bergas untuk segera pulang kerumah, karena mengingat hari sudah mulai gelap.

Diperjalanan pulang saya mampir untuk membeli beberapa makanan dan minuman khas aceh di lesehan pinggir jalan, setelah itu saya melanjutkan perjalan pulang hingga tiba dirumah.

Tiba dirumah saya langsung disambut oleh istri dan anak-anak, kami makan malam bersama dan juga ngobrol beberapa hal mengenai aktivitas hari ini.

Sekian game diary saya kali ini, semoga bermanfaat dan terima kasih atas semuanya.

Semoga setiap hari yang kita lalui menjadi tujuan kebaikan dan kebahagiaan bersama.