The Diary Game, 29 Juli 2024 | Mengisi Planterbag Anggur
Edited by Canva
CUACA pagi ini memang sedikit adem. Mendung. Meski tak berarti hujan. Angin kencang dan cuaca buruk dalam dua hari ini sepertinya masih meninggalkan auranya. Sejatinya, saya memang sudah lama menunggu hujan. Tapi, kemarau panjang membuat semuanya tak bisa disulap sesuai keinginan.
Karena kondisi ini membuat saya bersemangat. Lalu menyelesaikan tugas bagi seperti biasa. Di tempat biasa pula. Duduk di sana juga setelah kelar semua kegiatan yang biasa (rutin) saya lakukan di pagi harinya. Pukul sembilan tiga puluh pagi baru saya kembali alias pulang.
Tiba di rumah, saya seperti linglung. Ingin berangkat ke kota, seperti enggan. Akhirnya panggilan kebun lebih menarik dari pada yang lain. Maka, saya pun memilih segera ganti busana berkebun. Kali ini ada tugas yang belum tuntas yakni mengisi planterbag untuk anggur.
Planter yang saya pesan via online |
---|
Ini hanya empat planter bag yang sudah saya isi. Sebenarnya masih ada 15 unit lagi belum terpakai. Ada berbagai ukuran. Rencananya, saya harus aduk lebih banyak media tanam lagi, agar bisa memenuhi semua planterbag. Sedangkan material yang saya siapkan kemarin cukup untuk empat kantong saja.
Karena kondisi tanah yang sudah darurat, saya pun memprioritaskan untuk batang mangga yang sudah lama dikepung gersang. Tanahnya sudah padat dan tak ada obat selain mengganti media tanamnya. Dari pada mengganti media tanam, akhirnya saya tanam saja dalam planterbag ukuran 100 kg. Biar aman. Biar berbuah dalam sistem tabulampot.
Planter bag hitam lebih garang dari yang hijau, harganya juga beda |
---|
Setelah melihat perbedaan planterbag ini saya menjadi yakin, harga memang tak pernah bohong. Kalau yang hijau saya beli Rp13 ribu per kantong, maka si hitam Rp35 ribu. Si hitam saya beli di Violet Garden, Pango tiga hari sebelumnya. Ceritanya juga ada di diary game di sini.
Setelah empat kantong cukup, saya beralih ke kantong-kantong lain. Lalu membereskan pot-pot lain yang berisi tanaman kunyit (curcuma longa) serta halia alias jahe (zingiber officinale). Setelah mendapatkan tempat yang layak, akhirnya saya berkemas-kemas ke urusaan lain. Kali ini jadwal jemputan sudah tiba.
Kali ini saya menjemput si bungsu yang lebih dulu punya jadwal pulang cepat. Baru kemudian abangnya, yang kali ini juga pulang lebih cepat. Karena ibu guru dan semua karyawan hendak tahlilah ke rumah kepala Madrasah. Ayahnya meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Karena pulang lebih cepat, tentu saja saya riang bukan kepalang. Bisa sekali jalan, tanpa harus bolak balik jemputan seperti kereta api saja.
Rehat sejenak depan sekolah. Sekalian mengajari si bungsu untuk belajar mengambil foto. Setelah itu kami pulang dengan nyaman. Tidak terik seperti hari biasanya. Tapi, cuaca juga mendung di sini.
Tiba di rumah kami segera berganti busana. Rencana ingin mengurusi media tanam lagi. Tapi waktunya serba tanggung. Waktu shalat Zuhur sudah dekat. Sembari menunggu waktu shalat, saya melihat-lihat banyak tutorial di Youtube. Tak lama, kemudian cuaca buruk datang.
Angin kencang dan hujan tipis menerjang. Tidak begitu lama. Sekitaran 15 menit saja. Selesaai hujan, ember besar saya yang biasa menampung air nitrogen penuh. Sebelum pukul dua siang, saya baru menunaikan ibadah. Hujan sudah reda. Kamudian, saya melanjutkan lagi urusan kebun.
Pukul 16.00 Wib saya berhenti. Sebab, akan mengantar Ghazi dan Gulfam mengaji di masjid terdekat. Setelah mengantar mereka, saya menuju ke tempat biasa menghabiskan waktu nongki-nongki. Warung Solong JP.
Saya menghabiskan waktu di sini hingga pukul delapan malam. Selama itu pula, saya menghabiskan banyak cerita, membuat postingan dan mengedit berita-berita untuk media. Melelahkan memang. Sebelum pukul delapan, saya sudah pamit pulang.
Rencana hendak membeli amunisi dapur. Saya pilih di Faraz Swalayan .
Tiba di sana saya baru ingat, ada pertandingan bola, timnas Indonesia menghadapi Thailand di final Piala AFF-U19. Saat saya nonton skor masih 1-0 untuk keunggulan Indonesia. Sudah menit 44. Ada tambahan waktu tiga menit.
Setelah mengambil gambar dua lembar saja, saya bergegas ke tujuan utama. Setelah transaksi selesai, saya pulang dan beristirahat. Sebab, esok pagi tugas rutin juga sudah menanti. Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
30/7/2024
Hujan selalu membawa berkah, bila musim kemarau seperti sekarang jni, pembibitan tanaman dengan cara suntik air melalui pipa sangat efektif untuk penyiraman. Salam kenal Bapak dari saya pendatang baru.
Iya benar, ada cara memang seperti itu, atau dikenal juga dengan irigasi tetes, tinggal kita kontrol saja airnya. Sehingga kalau pun kita sibuk tak sempat siram, maka kelembaban tanah tetap terjaga.
Terima ksih sudah singgah dan meninggalkan komentarnya yang bagus
Salam
Kemarin itu saya ada baca share² an dari BMKG Banda Aceh tentang Prospek Cuaca dan Potensi Cuaca Ekstrem Wilayah Aceh bahwa Banda Aceh termasuk dalam status Waspada.
Iya benar, diperkirakan cuacanya akan begitu, ekstreem, angin kencang hujan badai mungkin, semoga tidak terjadi hal-hal yang membahayakan kita semua...
Aamiin ya Allah
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
TEAM 5
Thank you so much
Click Here