The Diary Game #35: Rabu, 10 April 2024 | Celebrating Eid al-Fitr 1445

Assalamua’alaikum…

Cover edit by Canva

Allahu akbar, Allahu akbar….

Suara takbir berkumandang menyambut pagi saya. Hari ini merupakan Lebaran pertama. Sebagaimana biasanya saya langsung ke kamar mandi untuk menunaikan mandi sunat hari raya Idul fitri dan menunaikan ibadah shalat subuh.

Setelahnya, saya menuju ke ruang tamu. Disana saya merapikan sofa dengan mengatur kembali bantal sofa dan mengeluarkan kue kering yang kami buat pada saat bulan puasa kemarin. Untuk memperindah nuasa ruang tamu, saya minta tolong ke suami untuk mengambil ambal untuk diletakkan dibawah meja.

Sekitar pukul 07.00 WIB, kami bersiap-siap untuk menunaikan ibadah shalat Idul fitri. Seperti biasanya kami selalu menunaikan ibadah shalat Idul Fitri di Meunasah dan sebagaimana arahan shalat Id akan dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB. Oleh karena itu, kami langsung mengendarai sepeda motor menuju ke meunasah.

Tiba di Meunasah, sudah banyak jamaah yang hadir. Kami mengambil posisi di shaf kedua ujung sebelah kiri. Siap melaksanakan shalat Id dua rakaat dilanjutkan dengan tausiah dari ustazd. Dari isian ceramah tersebut kita diajak untuk selalu berbagi rezeki dengan anak yatim. Selesai ceramah, kami bersalaman dengan semua jamaah yang hadir dengan diiringi shalawat kepada Rasul. ini merupakan momen Lebaran yang saya nantikan, bermaafan dengan semua orang sehingga kami berasa benar-benar bersih di Lebaran ini.

Berziarah ke kuburan keluarga

Kemudian, rutinitas biasanya keluarga kami bahkan masyarakat desa kami selanjutnya berziarah ke kuburan keluarga. Setiap ziarah kubur kami selalu membawa Yasin dan disana kami juga membaca surat pendek serta beberapa dzikir. Setelahnya kami kembali ke rumah.

Sekitar pukul 11.00 WIB kami mengantar nasi ke rumah adik ipar. Antar nasi ini merupakan adat daerah saya yang diperuntukkan kepada pengantin baru. Dan ini dilakukan hanya pada Lebaran pertama mereka saja. Dan hari raya ini merupakan Lebaran pertama dia sebagai penganti dan istri sehingga harus melaksanakan adat ini.

Kami tiba disana sekitar pukul 12.00 WIB. Karena tempat yang kami tuju tidak jauh sehingga kami sampai tepat waktu. Disana kami disuguhkan makanan dan minuman seger untuk kami nikmati bersama. Selesai makan dan minum kami juga sedikit berbincang-bincang keluarga. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB dan kami ijin pamit untuk pulang. Tentunya, adik saya tinggal di rumah mertua. Begitulah adat di daerah saya.

Malam harinya, saya bersama ibu membuat timpan. Untuk membuat timpan kita perlu menyiapkan beberapa bahan, diantaranya:

Bahan-bahan
Minyak Goreng
Tepung yang sudah diulenin
Selai srikaya yang sudah diolah
Daun pisang

Untuk langkah membuat Timphan. Hal yang pertama harus dilakukan yaitu menyiapkan selai isian baik itu srikaya ataupun kelapa ini sesuai selera teman-teman. Saya menggunakan isian srikaya untuk Timphan karena saya lebih menyukai srikaya daripada kelapa.

Setelahnya dilanjutkan dengan menguleni tepung untuk Timphan. Ulenin hingga kalis sehingga memudahkan kita membentuknya. Saya mencampur tepung menggunakan daging pepaya yang sudah saya rebus menggunakan santan. Untuk campuran ini teman-tema bisa menggunakan pisang, labu ataupun wortel. Ini dianjurkan sesuai selera teman-teman. Setelahnya bentuklah bulat dengan ukuran yang sama sehingga kita bisa menghasilkan Timphan dengan ukuran yang sama pula.

Selanjutnya untuk pembuat Timphan, langkah pertama yaitu ambil sehelai daun pisang yang sudah dipotong dengan ukuran yang sama. Letakkan diatas wadah datar lalu oleskan sedikit minyak pada daun pisang. Oleskan merata ke setiap sisi daun pisang. Ini dilakukan agar Timphan tidak lengket saat di buka nantinya.

Setelahnya, ambil satu bulatan tepung dan letakkan pada bagian tengah daun pisang yang sudah diolesi minyak. Lalu pipihkan tepung tersebut, untuk memilihkan tepung saya biasanya menggunakan punggung piring yang rata. Ini sangat membantu saya.

Selanjutnya bagian paling mudah yaitu berikan satu sendok teh selai pada tepung yang sudah dipipihkan. Lalu tutup semua bagian selai tadi berbentuk persegi panjang. Lalu balut adonan tersebut dengan duan pisang dengan rapi.

Timphan dimasukkan kedalam kukusan

Lakukan secara berulang, setelah semua adonan habis. Langkah selanjutnya yaitu tahapan terakhir. Masukkan semua Timphan yang sudah dibuat kedalam kukusan. Lalu kukus sehingga matang setelah angkat Timphan dan dinginkan. Maka Timphan siap dicicipi.

Saya menata timpan tersebut beberapa bagian di cup. Timphan ini akan saya bawa besok ke rumah mertua saya. Karena besok kami akan mengunjungi mereka dan saya akan menetap disana. Bukan hanya timpan saya juga membawa bolu dan dodol.

Menukmati kopi bersama suami

Setelah siap membuat Timphan, saya dan suami keluar sebentar untuk menikmati secangkir kopi. Untuk menikmati kopi kami selalu memilih intisari kopi karena memang kopi yang disajikan sangat enak. Intisari kopi ini terletak di SPBU Jeunieb. Tempat ini ramai didatangi oleh muda-mudi di sekitaran Jeunieb. Karena memang tempatnya sangat nyaman dan estetik.

---

sekian The Diary game saya. Terimakasih atas dukungan dan sampai jumpa pada postingan saya selanjutnya.

Wassalam,

@meriseptriyanti

About me