Betapa pentingnya Pendidikan Karakter

Dear Steemian,

Pagi tadi sehabis subuh, saya melihat sampah tergeletak di meja belajar public, ruang belajar untuk semua penduduk asrama. Asrama yang dihuni oleh mahasiswa berbagai Negara; India, Ethiopia, Vietnam, amerika latin, Indonesia dan lain-lain.

Ah, saya pikir orang tersebut lupa, menyisakan sampah untuk orang lain. Tetapi ternyata sampai petang ini pun, sampah masih ada di atas meja. Padahal, Negara Taiwan dan warganya, termasuk disiplin dalam mengelola sampah. Jadi sebagai catatan dan pengingat kita semua, tulisan ini saya upload.

Rasanya, orang yang melakukan itu pasti pendidikan masa lalunya jelek, baik di keluarga maupun di sekolahnya. Setidaknya dia tidak mengerti arti empati dan apa makna ruang public. Tapi fakta, dia berpendidikan baik, minimal sedang S2 di universitas yang cukup bergengsi di Taiwan. Pasti ada yang salah di sini.

Kualitas Negara tercermin dari perilaku warganya

Saya yakin, sekolah yang dia tempuh dulu pasti hanya mementingkan anak didiknya pintar tetapi tidak peduli dengan moral. Lingkungannya, baik keluarga maupun sekolahnya, tidak mengajarkan bahwa menghormati sesama itu penting. Menjadi orang terhormat semestinya dimulai dari kemauan untuk menghormati/menghargai kepentingan publik, orang lain. Tetapi nampaknya karakter itu tidak terbentuk di pribadi orang tersebut.

Saat ini orang tersebut hanya memalukan negaranya. Tapi dapat dibayangkan jika kelak orang tersebut menjadi pejabat negara, lantas seperti apa negaranya nanti? Atau mungkin dia jadi pengusaha sukses, baiklah. Hampir semua koruptor pejabat negara yang tertangkap, dibelakangnya adalah para pengusaha. Mungkin kelak, salah satu pengusahanya adalah orang yang menyisakan sampah tersebut.

Saya berharap, itu bukan mahasiswa Indonesia, seiring tekad pemerintah Indonesia untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa.

Semoga catatan kecil ini dapat sebagai pengingat bagi kita, saudara, anak atau kerabat yang kelak tinggal dengan banyak perwakilan negara. Terlebih, apapun yang kita lakukan bernilai dakwah.

Taipei, 7 April 2018, 19.30 *********