Dear Sahabat Pejalan 👐👐

Cerita saya kali ini masih tentang kisah perjalanan kami ke Takengon bersama sahabat-sahabat Kaki Lasak. Yang namanya jalan rame-rame tentu seru, tapi kita di tuntut untuk saling mengerti dan toleransi. Bayangkan 7 kepala dalam satu mobil, tentu masing-masing punya keinginan sendiri. Jangankan dengan kawan, dengan istri saja saya kadang beda keinginan. Tapi itu tadi ya, saling ngerti. Saya sendiri yang paling tua, bukannya paling mengerti, ada saatnya mengerti dan di mengerti. Pernah suatu ketika mau makan malam, sebagian mau makan malam khas Gayo, yang lainnya mau makan di KFC, akhirnya kamia makan di rumah makan khas Gayo terlebih dahulu, setelah itu rame-rame ke KFC. Pernah juga kami mau nonton pertunjukan pesta panen kopi, tapi beberapa orang malas alias mau pulang saja, akhirnya kami semua pergi ke lokasi, yang nonton silahkan, yang ga mau stay di mobil. Alhamdulillah so far perjalanan kami baik-baik saja dan semua bisa di selesaikan.

Keseruan kami sejak awal perjalanan, telah saya tulis di 4 tulisan pada tautan di bawah ini ya, monggo silahkan di baca :

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Kaki Lasak goes to Takengon part 1

Kaki Lasak goes to Takengon part 2

Kaki Lasak goes to Takengon part 3

Kaki Lasak goes to Takengon part 4

Hidden Place

Beberapa tempat yang umum di kunjungi kami lewati, seperti Situs Purbakala Loyang Mandale, Goa Putri Pukes, resort Ujung Paking dan lain-lain. Saya pribadi sudah seringkali kesana. Saya sudah mencoba menawarkan ke tempat-tempat tersebut untuk singgah, tetapi kawan-kawan saya menolak. Baguslah, kami sama-sama ingin mencari tempat yang orang lain jarang singgah.

Setelah menelusuri kawasaan Bintang nan indah, dan sempat mengabadikan keindahan kawasan tersebut, kami terus berjalan di tepian danau Lut Tawar. Hingga suatu ketika kami tertarik untuk singgah ke sebuah tempat yang kami sendiri tidak tau namanya. Sepertinya lokasi ini pernah dikelola, atau saat ini masih di kelola kami tidak tau persis. Yang pasti tempat ini sepi dan tak ada orang. Kawasan ini kurang terawat jika ini adalah tempat wisata, tapi kami yakin jika tempat ini menarik.

Karena tidak ada marka jalan, kami masuk saja. Dari jalan setapak, kami bisa melihat bahwa ada 2 jalan yang bisa kita lalui untuk menuju tepi danau, yaitu jalan atas bukit dan jalan bawah. Kami memutuskan untuk jalan melalui jalan bawah. Meaki demikian, sahabat kami Yasir mencoba lewat bukit sambil melihat arah jalan kami. Terjadi keseruan juga menyusuri jalan ini, karena ada jalan becek, jalan buntu dan jalan yang agak berputar sehingga lumayan membuat keringat bercucuran. Begitu kami sampai, pemandangan indah danau Laut Tawar membuat letih yang kami rasakan hilang. Ini "bukan kaleng-kaleng" ya tapi asli indah banget dan kami menyebutnya Hidden Place of Lut Tawar Lake.

Fotografi - Danau Lut Tawar

Saya yakin, bagi penduduk sini tempat ini tidaklah asing, tapi bagi saya pribadi saya belum melihat ada kawan yang berfoto di sini. Inilah hasil jepretan saya pada spot pertama, yaitu view danau Lut Tawar saat tiba di lokasi ini :)

Setelah puas berpose di spot pertama, kami terus berjalan ke arah tepi danau. Sebelum turun, kami meniti langkah menuju tebing yang agak curam. Di sini harus hati-hati karena di bagian tepi langsung jurang.

Akhirnya, sampailah kami semua ke tepi danau. Di sini banyak sekali bebatuan layaknya sebuah pantai. Ombak kecil sesekali menerpa. Benar saja namanya Laut Tawar, ini memang mirip laut tetapi air nya berasa tawar.

Di bebatuan ini kami bersantai dan beristirahat sambil mengumpulkan sisa tenaga yang ada. Sesekali kami tertawa lepas tatkala memperagakan pose-pose kami berfoto yang masih canggung. Tapi kami tak boleh lalai. Perjalanan masih panjang yang akan terus saya ceritakan setiap hari sampai selesai.

Banda Aceh, Jum'at 16 November 2018

"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"

Kaki Lasak : The Story, Travel, Photo & Food

---

---

---

Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak ucok silampung
Whatsapp +6282166076131