[CERITA SERIAL] TWO SIDE OF DESTINY - Dua Sisi Takdir ep.1

  Ada rasa tidak nyaman, ngilu dan agak memekakkan gendang telinga. Terbangun dan membuka mata, paparan sinar matahari dari balik panel kaca menyilaukan mata, sambil mengangkat bahu ku yang kebas kuhadang cahaya dan mencoba meraih tirai jendela. Sepertinya aku berada di pesawat. Tapi sunyi hanya deru suara mesin pesawat.

“Привет, июн. Приносим извинения за неудобства”

  Bahasa asing itu mengejutkanku. Ada sosok orang asing yang bertubuh tinggi besar potongan seperti prajurit militer, duduk menyilangkan kaki dengan setelan pakaiaan putih. Tenggorokan ku kering. Ada rasa gatal dan nyeri di belakang leherku. Aku menggaruk dan mencoba mengingat apa penyebabnya atau hal terakhir yang bisa ku ingat.

“I...I can’t speak Russian. Sorry, who are you? Where am I?”

Kusimpulkan itu bahasa Rusia, pernah kudengar tapi tak tahu maksudnya.

“Before I answer your question, should I provide you with an Indonesian interpreter?

“No, it’s alright. I can understand you. I know a bit of English”

“Oh, selamat siang, Mr. Jun Imaginer. Nama saya Oleg Penkovsky, Agen khusus utusan negara. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Anda sekarang sedang dalam penerbangan menuju Saint Petersburg, Russia.”

“Hah, untuk apa!? Memangnya apa yang sudah kulakukan?”

“Bukan apa yang sudah Anda lakukan, tapi apa yang Anda miliki”

  Aku masih juga belum mengerti seutuhnya situasi yang kuhadapi sekarang. Kilasan ingatan sedikit demi sedikit mulai bermunculan di kepalaku yang masih sakit. Aku ingat tiba-tiba di kepung oleh sekumpulan pria berpakain jas hitam rapi dan tiba-tiba jarum suntik menancap di kuduk leherku. Aku terhuyung lemas dan lambat laun menjadi semuanya menjadi gelap.

“Kalian menculikku? kenapa?”

  Raut wajah Oleg Penkovsky tidak menyiratkan sesuatu apapun, dingin. Tak menghiraukan pertanyaanku dia berpaling ke bangku disamping lalu mengangkat kotak besi dan meletakkan di pangkuannya. Dia membuka perlahan dan aku baru menyadari dia mengenakan sarung tangan kulit berwarna hitam mengkilap. Perlahan dibukanya dengan hati-hati.

  Dia mengangkat dan memegang Koin dengan jari telunjuk dan ibu jarinya mendekatkan ke wajahku.

“Jelaskan padaku, kapan dan dimana Anda menemukan ini?”

Bersambung...