Malamku Bukan Lagi Milik Cinta

in STEEM Literacy3 years ago (edited)

Langkah pelan terasa berat meninggalkan mahligai, Cinta juga ogah untuk melambai, tak ada lagi alasan baginya untuk menahan kepergianku. Setelah malam perayaan perpisahan yang tak jadi ini, malam-malamku selanjutnya bukanlah lagi milik Cinta.

Meninggalkan Cinta dalam gerah malam, ingatanku kembali ke tahun-tahun persemaian. Tahun merekahnya rasa. Tahun-tahun yang membatu dalam ingatanku, yang kini ingin kulupakan. Tapi seberat apa pun usahaku untuk melupakannya, seberat itu pula beban belaskasihan merobek hati.

Dulu setiap purnama kami menatap bulan bersama. Kini bulan sabit saja telah jadi siksa kenangan. Aku ingin menatap langit tanpa bulan, agar tak kulihat Cinta berkedip di mega malam.

Sepanjang jalan pulang kini hujan turun lagi. Aku melangkah di guyurannya. Dan terus melangkah. Tapi kadang Cinta menjuntai juga diingatan, ternyata sebelah benakku masih miliknya, meski malam-malamku bukan lagi miliknya.

Malamku kini milik hati yang lain, hati yang mengarahkanku agar tidak lagi tersesat di jalan kenangan. Hati yang tawarkan kisah masa depan saat aku masih memaling muka, melihat kenangan bersama Cinta di belakang.

Sungguh aku tak ingin berpaling lagi. Hati ini akan merekah bersama yang lain, aku ingin gandakan kisah, meski aku tak tahu bagaimana melupakannya. Aku akan mengubur kenangan itu di bilik kiri hatiku dan membiarkan bilik sebelahnya untuk cinta yang lain, mahkota yang tak pernah rontok di pojok hati.

Empat puluh purnama bersama Cinta biarlah tertimbun dalam ampas rindu. Simpulnya lebih dari cukup untuk mengikat kisah dan menguburkannya sebagai masa lalu. Aku tak ingin lagi merawat kisah dalam lakon luka. Aku bukan Gibran yang menangisi Salma setelah sayapnya patah dipukul rindu.

Aku tak ingin mengabarkan luka pada siapapun, kecuali pada dia, perawan di rembang petang yang menunggu kepulanganku dengan sayap terbukanya, ketika rindu mengharapkan pemenuhan pada jiwa terkubur malam yang kehilangan purnama.

Setelah malam-malamku bukan lagi milik Cinta, aku tak lagi terpaku pada gelombang asmaranya. Cinta telah jadi musuhku yang paling dekat. Ia hati yang terbelah, yang menyayatku dengan sembilu, yang menjadikan cinta barang bagian, yang menarik laba dari sedikit pengorbanan hingga cinta telah membuat syukurku jadi beban dan khianat sebagai ketenangan.

Dulu dalam cinta aku telah menyuap singa, yang dengan taringnya memangsaku, hingga hatiku buntung. Kini Cinta telah kehilangan tajinya, taringnya telah jatuh pada hati yang kecewa.

Dengan gusar kuingat akan Gibran. Ia yang jenius kabarkan cinta, tapi takluk pada cintanya yang tak kesampaian pada Salma. Ia yang mengakui ramai pria memuji hati wanita, tapi sangat sedikit yang mampu memilikinya. Seperti ia yang gagal memiliki Salma. Tapi aku bukanlah Gibran dan Cinta bukanlah Salma.

Kala Cinta tak lagi jadi cinta. Ia sudah terlalu angkuh untuk menangis. Terlalu serius untuk tertawa, serta terlalu egois untuk melihat yang lain selain dirinya. Namun lelaki sejati akan mencintai kekasihnya dengan caranya sendiri. Aku mencari ketulusan untuk sahabat batinku yang harus kurawat demi cinta yang lebih besar.

Hujan masih turun dan semakin deras saja, aku terus melangkah dengan ingatan yang compang-camping. Aku bagai musafir yang lari dari Cinta, setelah malam-malamku tak lagi jadi miliknya.

bambu cinta.jpg
Setiap ranting ada kisahnya, dan setiap kisah selalu ada rantingnya [foto: ata jameuen]

Sort:  

Nyan pohon cinta pak @isnorman

nyan peureudee trieng bu @marianimuhain teumpat ceurape meucewek he he he

Man nyan Panton cinta keu ceurape neu peget nyeh pak dosen

Keusibeurangkasoe mantong nyang na peukateuen lagee nyan.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63071.06
ETH 3121.31
USDT 1.00
SBD 3.84