Kelak Saat Takdir Menemukan Cinta
Apakah kau percaya takdir dan cinta? Jika tidak maka akan kuceritakan tentang diriku padamu. Sewaktu aku berusia 7 tahun dan masuk duduk di bangku sekolah dasar, aku sering mengusili Kantil. Aku sering mengambil jepit rambutnya atau menyembunyikan tas Kantil. Saat aku ketahuan, Kantil pun marah dan mengejar diriku dan aku berlari menghindari.
Kami saling kejar-kejaran hingga akhirnya Kantil menabrak pintu kelas tanpa sengaja hingga membuatnya menangis sejadi-jadinya.
"Ah, kamu cengeng banget”
Aku akhirnya dihukum bu guru akibat perbuatanku tapi aku tidak menyesal sama sekali karena aku begitu senang akan mengusili Kantil
Aku dan Kantil dibilang bertetangga satu kampung, orang tua kami saling kenal. Sewaktu aku berusia 12 tahun selepas bangku dasar, aku berada satu SMP dan Kantil juga satu sekolah denganku. Keusilanku menjadi-menjadi akan Kantil, aku begitu menyukai untuk mengganggu Kantil.
Keusilan agak parah memang kali ini, aku jahili Kantil dengan memberikan lem super dengan bangku duduknya. Sewaktu ia duduk dan berdiri kemudian.
Kreek!!
Roknya sobek gara-gara melekat dibangku itu, aku pun tertawa terbahak-bahak melihat Kantil merasa malu karena rok putih biru berlubang. Semua temannya melihatnya dan ia pun menangis, Kantil melempar pensil ke arahku tapi aku bisa menghindar. Kantil keluar kelas sambil menangis, sejak itu ia tak pernah menyapaku lagi dan kemudian aku kehilangan bahan keusilanku.
Entah kenapa sewaktu usiaku 15 tahun, satu tahun lagi memasuki bangku SMA. Aku merasa hari-hariku membosankan sama sekali karena Kantil tidak satu sekolah denganku. Mungkin gara-gara kejadian rok robek itu, Kantil marah akan diriku. Sebenarnya aku tidak peduli tapi sejenak lama-lama aku merindukan dirinya.
Ah, rindu? Macam mana pula aku ini, melow banget
Tapi benar aku merindukan cewek manis itu..aduh, cewek manis. Sejak kapan aku berkata seperti itu, karena alasan rindu itu terkadang aku pernah mampir ke sekolah Kantil untuk sekedar melihat dirinya. Melihat dari kejauhan, merasa tenang melihat Kantil. Itu lakukan tiap hari biarpun pernah basah kuyup dan motor mogok demi untuk melihat Kantil.
Hati ini bersorak ketika kami diterima satu kampus setelah melewati ujian nasional. Aku masuk ke jurusan Sastra dan Kantil masuk jurusan Psikologi, gedung fakultas kami berdekatan. Tapi sepertinya Kantil masih belum bisa melupakan kejadian dulu, ia tak mau menyapa diriku biarpun aku sudah maksimal bergaya untuk menarik perhatian dia.
Aku tak patah semangat untuk mendapatkan perhatian Kantil. Waktu itu kami ada acara Dies Natalis kampus, aku dan Kantil menjadi panitianya. Selesai acara hingga larut malam dan diluar hujan deras, Kantil tak bisa pulang. Aku melihat itu sebagai kesempatan, langsung saja mendekati dirinya dan menawarkan untuk mengantar pulang.
"Rumah kita khan satu kampung, daripada kamu disini sendirian dan tak ada angkutan umum. Gimana?"
Kantil hanya menggangguk tanda setuju..Aiih hati ini gembira akan reaksi positif tanda setuju. Kebuntuan masa lalu pun meleleh, kami terlibat pembicaraan seru dengan mengenang masa lalu. Itu terus terjadi saat aku memboceng dirinya untuk pulang, tak sengaja Kantil memeluk tubuhku saat berlindung didalam jas hujan yang aku kenakan.
Hati ini tambah adem melihat itu tapi sial, sewaktu memasuki kampung tempat tinggal kami. Didepan dihadang banjir setinggi lutut, aku nekat menerjang dengan motor bebekku. Nahas seketika itu mogok ditempat, kami pun mendorong bersaman. Setiba dirumahnya kami tertawa lepas mengenang kejadian tadi.
Usia kami mungkin hampir 26 tahun dan telah lulus kuliah masing-masing, aku dan Kantil di minggu pagi itu berjalan di taman kota menikmati car free day. Kami dikejutkan oleh aksi seorang anak laki-laki yang merebut permen lolipop milik anak perempuan didepan kami. Anak perempuan itu marah dan mengejar anak lali-laki sambil menangis.
Kantil yang agak terkejut melihat itu sambil mengelus-gelus perutnya yang telah membuncit.
"Nak, kelak kamu dewasa. Jangan meniru kelakuan ayahmu yah”
Kami saling memandang dan tertawa melihat dejavu tersebut.
Dan kami percaya tidak ada kebetulan di dunia, Tuhan dengan perantara cinta itu yang membawa kami ke takdir ini.
Upvoted and resteemed by # BlogBooster and the curation trail.
Have a great day!
This post has received a 1.43% upvote from thanks to: @ferryfansuri.
For more information, click here!!!!
Try the new Minnowhelper Bots for more information here
Help support @minnowhelper and the bot tracker by voting for @yabapmatt for Steem witness! To vote, click the button below or go to https://steemit.com/~witnesses and find @yabapmatt in the list and click the upvote icon. Thank you.
Voting for @yabapmatt
This post has received a 0.26 % upvote from @drotto thanks to: @ferryfansuri.
Your Post Has Been Featured on @Resteemable!
Feature any Steemit post using resteemit.com!
How It Works:
1. Take Any Steemit URL
2. Erase
https://
3. Type
re
Get Featured Instantly & Featured Posts are voted every 2.4hrs
Join the Curation Team Here | Vote Resteemable for Witness
@fishbaitbot is luring fishes with a 6.38% upvote thanks to @ferryfansuri!Send 0.05SBD/STEEM or more for a free resteem along with the upvote!
Delegate to the @fishbaitbot and get 100% of the profits which is better than all upvote bots! Click on one of the following links to delegate 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP or 5000SP.
This bot, the steembottracker and some other projects were made possible thanks to @yabapmatt. Make sure you vote for him as witness!
You got a 6.72% upvote from @lrd courtesy of @ferryfansuri!
Awesome content!
You got a Resteem and a 100.00% upvote from @drewardsresteem courtesy of @ferryfansuri!
Delegate to this Bot to get a share from the daily profits.
This post has received a 1.13 % upvote from @speedvoter thanks to: @ferryfansuri.
@zerotoherobot strives to climb from the bottom to the top, hence zero to hero. Just send the specified amount on the bot's profile page and receive a 100% upvote.
You got a 9.09% upvote from @proffit courtesy of @ferryfansuri!
Send at least 0.01 SBD/STEEM to get upvote , Send 1 SBD/STEEM to get upvote + resteem