Perangai Steemian Pemula

Sebagai sesama steemian pemula, agaknya saya perlu merincikan tentang perilaku anak baru. Bukan tentang buruknya perangai, tapi etika dalam kegilaan mencari vote. Kita sadar bahawa vote hanya ‘bernila’ dalam bentuk power dan sbd hanya selama 7 hari, setelah itu zonk. Tapi tak menjadi alasan vote mengubah cara berfikir kita menulis dan berbagi hanya demi vote yang bernilai tinggi. Tak bisa kita pungkiri memang, bahwa steemit memberikan benefit berupa dolar-dolar yang dapat di konversi ke bitcoin, dan hujungnya adalah pencairan dana segar. Bahkan saat belum terdaftar sebagai pengguna steemit, halaman awal steemit menunjukkan tulisan header “money talk”, uang bicara.

Terlalu berharap Upvote

Secara psikologi, mendapatkan uang hanya dengan bekerja sedikit, kemudian berharap hasil yang banyak terasa menyenangkan. Tapi, apakah mungkin dengan sedikit menulis, copot sana-sini, kemudian di-posting di steemit akan segera mendapat vote bernilai..? bisa jadi, malah cheetah yang datang.
Ups… salah besar, ada banyak konten di steemit dengan viewer yang banyak, tapi dengan jumlah vote yang kecil. Mengapa..? karena kualitas konten. Bahkan kurator indonesia @levycore dan @aiqabrago saja tentu memilih-milih untuk memberikan upvote pada artikel bermutu. (References: 1, 2,3 )

Jika demikian bagaimana dengan steemian yang tak pandai menulis merangkai kata..? Di situlah fungsi komunitas dalam mendukung setiap elemen di dalamnya, agar berkontribusi dalam memberikan konten bermutu, bukan hanya demi vote dari sesama komunitas. Vote adalah bentuk apresiasi sesama steemian, bukan sekedar simbol yang menunjukkan angka2 SBD.

Percayalah, menulis dan berkarya di steemit dengan motivasi demi Upvote dan SBD saja, akan menjadi semangat yang kuat di depan, kendur di belakang. Saat konten yang di-share tidak memberikan hasil yang vote yang bernilai tinggi, semakin lama semangat tersebut semakin kendur, bahkan kecewa dan meninggalkan dunia steemit. Putus asa karena besarnya semangat tak sebanding dengan hasil yang didapat. Sungguh bukan itu yang kita harapkan, agar platform ini terus tumbuh dan kuat.

Konsistensi di steemit, didapat hanya dengan menjadikan steemit sebagai tempat existensi diri. Seperti facebook, yang kita bisa memposting apa saja, berbagi banyak hal mulai dari perasaan hingga foto/video, tanpa mengharap bayaran dari facebook. Semestinya, dengan platform ini ada lebih banyak hal yang bisa di-sharing, karena steemit membalasnya dalam bentuk yang dapat dirasakan.

Posting habis-habisan

Ini juga penyakit para steemian pemula. Dengan kalkulasi sederhana, mudah sekali menghitung sekian post akan mendapat sekian vote. Berdasarkan analisis sederhana, mulailah steemian membabi buta dalam memposting apa saja, tanpa menghiraukan mutu konten yang disampaikan. Perilaku penuh semangat inilah yang nantinya akan menambah sakit hati, karena kontent tak berilai vote yang tinggi.

Sejatinya, steemian pemula, memperhatikan konten yang menarik perhatian, bukan sapu jagad, menulis segalanya dengan kualitas seadanya. Memperhatikan trending steemit, dan membaca posting terbaru mengenai area konten seharusnya dilakukan sebelumbenar-benar melepas tulisan di steemit. Sehingga konten yang kita posting di platform steemit, terarah dan memiliki keunikan tersendiri. Konten yang memiliki ciri, ditulis dengan baik, dapat dimengerti oleh steemian yang lain, akan membuah apresiasi. Apresiasi, bukan hanya vote, comment yang baik-pun adalah apresiasi, karena steemit tempat existensi diri. Dengan begitu, percayalah, kita akan bertahan lama di steemit, seperti bertahannya kita di facebook. (references: 4, 5 )

Pakai Google Translate

Kalau masalah ini, tak usah lagi dirahasiakan. Hahahahaha…. Banyak konten bilingual, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Translate dari google, sedikit editing, langsung posting di steemit. untuk urusan ini, sebaiknya tak saya lanjutkan menulis.., nanti ada yang flag… Berbahaya (saya pun menggunakannya..) hehehehehe…

Salam steemian pemula.

Ada yang mau menambahkan..? silahkan tulis di komentar.

@caknuris