Berkah Tidak Selalu Identik Dengan Materi
Salam hangat sahabat inspiratif, jika kita mengira rejeki hanya berupa uang, maka kita sudah miskin sejak dalam pikiran. Dan memang benar adanya, seringkali kita mengaitkan rejeki itu dengan sesuatu yang orang-orang sebut dengan 'uang'. Atau rejeki selalu di identikkan dengan uang. Memang tidak salah, tapi juga tidak benar sepenuhnya
Ingatlah, langit tidak akan pernah menurunkan hujan berlian atau emas dan perak. Laut pun tidak mengirimkan kekayaan perutnya ke daratan, sehingga orang-orang bisa beramai-ramai mengaisnya. Islam tidak menganjurkan pemeluknya untuk memerankan diri sebagai penganggur, meski dengan dalil untuk mengkonsentrasikan diri dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi, usaha itu merupakan keharusan. Seorang muslim tidak selayaknya senang bergantung kepada orang lain, menunggu belas kasih dari orang-orang yang lalu-lalang melewatinya.
Bekerjalah selama masih disebut “hari ini”, Anda tidak tahu berapa banyak halangan yang Anda hadapi esok hari. Satu “hari ini”setara dengan dua “hari esok”; jangan pernah tunda hingga esok hari apa yang bisa Anda lakukan hari ini
Image source
Sikap mengeluh adalah memperlihatkan kelemahan kita kepada orang lain, kita tidak sadar dengan memperlihatkan kelemahan kepada orang lain orang dapat mengukur kepribadian kita, pola fikir kita dan tujuan hidup kita jadi sedikit banyak kita telah memperlihatkan siapa kita sebenarnya
Namun perlu dingat, pengertian berkah ini tidak melulu identik dengan limpahan materi yang dimiliki, tetapi juga menyertai harta yang sedikit. Hal ini tercermin pada diri yang merasa berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga, meskipun income yang didapatkan masih tergolong jauh
Kembali kepada uang. Uang hanyalah salah satu bagian kecil dari bentuk rejeki. Tapi rejeki juga tidak harus selalu soal uang. Orang-orang, misalnya. Ya, orang-orang yang Tuhan hadirkan untuk kita, orang-orang yang Tuhan takdirkan untuk dipertemukan dengan kita sesungguhnya juga merupakan bentuk lain dari rejeki atau limpahan Berkah
Barangkali memang benar, kita tidak dapat memilih dimana kita lahir, dari orang tua yang mana, kapan atau dalam kondisi seperti apa. Tapi percayalah, kita semua dapat memilih akan tumbuh seperti apa dan bagaimana. Karena yang mengubah nasib kita adalah kita sendiri, bukan orang lain.
Image source
Ada anak yang lahir dari status pernikahan, ada yang tidak. Ada yang lahir dari latar belakang keluarga berkecukupan ada yang kekurangan. Ada yang dibesarkan di rumah penuh kasih sayang, ada pula yang dibesarkan di panti asuhan. Ada yang dapat sekolah hingga ke luar negeri, ada yang bahkan untuk membeli sebuah buku tulis pun sulit sekali. Ada yang dapat hadiah kendaraan mewah dari orangtuanya, ada yang bahkan untuk makan sehari saja harus berjuang susah payah
Untuk itu memperbaiki hubungan kita dengan Allah, membenahi interaksi kita dengan sesama manusia, mengubah segala kontradiksi menjadi keharmonisan, dan menjaga hati serta jiwa kita agar tidak terlalu mencintai dunia secara berlebihan, tidak menjadikan kemewahan hidup sebagai kiblatnya. Agar kenapa?? Agar wajah-wajah kita tidak semakin tampak bingung, agar hidup kita tidak berakhir tragis dalam kesengsaraan dan ketergantungan
Tapi percayalah, kita masih punya kesempatan untuk mengubah jalan hidup kita masing-masing. Berdoalah pada Tuhan dan tunjukkan usaha terbaik yang kita punya, maka kita akan takjub melihat keajaiban-keajaiban yang diberikan Tuhan untuk kita. Ingat jangan pernah remehkan setiap hal yang kita temui, karena bisa jadi disanalah terdapat banyak pelajaran kehidupan yang berharga
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Cantek bener cabe nya
Posted using Partiko Android