The Diary Game - Better Life || Kamis, 28 Oktober 2021 ~ Saya hanya bisa berharap semua orang bisa sadar dan tercerahkan hingga akhirnya bisa hidup berdampingan dan damai

alhasan (70)Member ⭐in Steem SEA • 3 years ago

Salam sejati sahabat Steemit semua. Pukul 6 pagi saya sudah terbangun dari tidur. Kedua bola mata ini masih sangat mengantuk. Istri sudah menyediakan kopi hitam panas di meja. Si sulung yang akhirnya mau terbangun juga, meskipun tadi agak butuh kesabaran untuk membangunkannya. Si bungsu juga ikut bangun dan langsung menghampiri ayahnya.

Pukul 7 lagi si sulung sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Saya segera bersiap mengantarkan si sulung ke sekolah. Seperti biasa si bungsu juga ingin ikut bersama ayahnya mengantarkan abangnya kesekolah. Sampai di sekolah si sulung langsung pamit masuk ke kelasnya. Sayapun langsung pulang lagi bersama si bungsu.

Seperti biasa kembali si bungsu minta mampir ke indomaret. Kali ini kami mampir ke indomaret di kemang. Saya sengaja memilih jalan desa untuk mengurangi angin pagi yang dingin. Karena di jalan raya otomatis banyak mobil-mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Sedangkan di jalan perkampungan kami bisa santai.

Si bungsu pagi ini

Setelah si bungsu senang mendapatkan jajanannya kami langsung jalan lagi pulang kerumah. Sampai di rumah istri sudah sibuk dengan cucian pakaian kotornya untuk di giling di mesin cuci. Sesuai arahan dan intruksi dari istri tercinta, bahwa rumput-rumput ilalang di samping rumah sudah tinggi, saya langsung mengasah parang (arit). Sayapun dengan di temani si bungsu langsung eksekusi membersihkan rumput-rumput ilalang tersebut, mumpung masih pagi dan bisa berolah raga dengan kegiatan yang bermanfaat. Memang sangat menguras tenaga dan membuat kaos yang di kenakan oleh saya basah bercucuran keringat.

Istri yang melihat jam sudah pukul 10 lewat langsung berangkat menjemput si sulung ke sekolah. Si bungsu ikut dengan mamahnya. Saya tetap melanjutkan olah raganya mengarit membersihkan rumput-rumput ilalang di samping rumah. Hingga tanpa terasa panas terik matahari sudah menyengat kulit saya. Akhirnya sayapun menyudahinya acara olah raga penuh manfaat ini. Ternyata sudah pukul 11:30 siang, pantas saja matahari sangat terik. Tapi tiba-tiba cuaca menjadi gelap mendung. Istri dan anak-anak sudah pulang lagi. Istri langsung meneruskan acara masak memasaknya.

Setelah masakan istri sudah matang, saya langsung makan siang. Si bungsu sudah tertidur pulas. Sekitar pukul 13:30 siang istri pamit pergi kerumah emaknya meskipun di luar sedang hujan. Dia nekat berangkat dan tidak mempedulikan kesehatannya. Saya sendiri bingung. Padahal masih ada hari esok atau setidaknya menunggu hari cerah. Tapi saya yang sudah paham kondisi batin istri, tidak bisa melarangnya. Memang bagi istri, keluarga besarnya adalah segalanya meskipun harus mengorbankan kondisi kesehatannya dan waktu berharga bersama suami dan anak-anak.

Saya mencoba untuk istirahat tidur sambil menemani si bungsu. Tapi karena hujan yang terdengar cukup berisik membuat si bungsu terbangun menangis. Mau tidak mau saya tidak jadi tidurnya dan memilih menemani dan menenangkan si bungsu. Si bungsu pun merasa aman melihat ayahnya di sisinya dan memeluk ayahnya. Susu sudah habis dua botol di minum oleh si bungsu, tapi si bungsu tidak mau tidur lagi. Si sulung pulang hujan-hujanan dan langsung mandi. Kami bertiga akhirnya kumpul di kamar sambil bercanda dan bermain untuk mengisi waktu. Hingga akhirnya emaknya anak-anak pulang dengan membawa lontong dan wajik. Kamipun kumpul di kamar sambil tiduran sepanjang sore hingga malam.

Pukul 20:30 malam saya segera berangkat kerja dengan di antar istri dan anak-anak. Meskipun anak-anak sudah terlihat mengantuk dan memang sudah malam, mereka tidak mau di tinggal di rumah, dan memaksa ingin ikut mengantar ayahnya. Si sulung sendiri sudah merasa tidak enak badannya. Sepertinya efek mandi hujan-hujanan tadi dan si sulung dalam keadaan belum makan siang juga.

Istri dan anak-anak mengantar saya kerja malam ini

Sampai di kantor pukul 21 malam, istri langsung pamit balik lagi pulang. Si bungsu sudah tertidur di motor sejak tadi. Si sulung juga sudah terlihat pucat loyo. Saya langsung masuk ke basecamp dan absen kehadiran. Beberapa menit kemudian istri mengabarkan sudah sampai di rumah lagi dan langsung ngerokin si sulung. Pukul 22 malam saya bersama @indradianpurnama di temani tim security lanjut keliling patroli gedung hingga selesai pukul 23:30 malam.

Kami sedang patroli gedung

Sayapun bersantai standby di basecamp sambil berselancar. Dan tanpa sengaja menemukan artikel-artikel tentang dokrin ketuhanan, pahala dan dosa, surga dan neraka yang ternyata hanya ilusi produk pikiran dan produk dari alat kekuasaan, politik dari berbagai ajaran agama import yang sangat menarik. Sayapun membaca halaman demi halaman di artikel tersebut hingga tanpa terasa sudah pukul 4 pagi. Karena saya sudah lama mengetahuinya, saya jadi lebih tambah wawasan saja.

Saya hanya bisa berharap semua orang bisa sadar dan tercerahkan hingga akhirnya bisa hidup berdampingan dan damai, aman, tentram tanpa ada perselisihan dan peperangan lagi mengatasnamakan Tuhan, Agama atau apapun nama dan bentuknya.

Demikianlah kisah keseharian saya di hari Kamis, 28 Oktober 2021 dari pagi hingga malam hari yang bisa saya abadikan dalam jejak digital di blockchain Steemit ini. Semoga bermanfaat. Saya mohon maaf jika ada tulisan-tulisan saya yang masih kurang sempurna dalam tata bahasanya.