Rakor pengendalian inflasi dan pengajian bulanan

Saat aku membuka handphone setelah sholat subuh, aku mendapati notifikasi di WA, dimana ada pesan masuk dari Kepala Dinas kami yang meminta kesediaanku untuk mewakili beliau pada acara rapat koordinasi pengendalian inflasi seperti biasa di Oproom kantor bupati Aceh Utara di Landing.

Bahasanya pun cukup halus. Pak Razali, bisakan hari ini ikut rakornas inflasi di op room? Dan seperti biasa, bukan sifatku untuk menolak permintaan atau perintah atasan kecuali hal itu melanggar aturan perundangan-undangan atau ada hal yang menjadi kendala untuk aku melakukannya.

Konsekuensi kita sebagai bawahan adalah melaksanakan perintah pimpinan, walaupun terkadang hal itu tidak termasuk dalam uraian tugas pokok dan fungsi kita. Karena pada ayat terakhir uraian tugas, selalu ada poin yang berbunyi : Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.

Nah, kalau mengacu pada hal tersebut, tidak ada alasan kita menolak perintah atasan kecuali itu melanggar undang-undang atau ada halangan tertentu. Resiko jadi bawahan, ya menerima dan melaksanakan perintah. Kalau tidak mau diperintah, jadilah pimpinan tertinggi atau buatlah perusahan sendiri...🤭

Sebenarnya aku masih dalam masa cuti tahunan sampai tanggal 14 Agustus besok, dan Ibu Kepala Dinas pun tahu itu. Karena dialah yang memberi izin padaku untuk mengambil cuti tahunan yang dibuktikan dengan tanda tangan beliau pada surat cuti yang aku ajukan.

Aku tidak tahu pasti alasan beliau tetap menyuruhku untuk menghadiri rapat tersebut, padahal dengan halus pula aku sudah menjawab chat beliau : Insya Allah bisa buk. Tapi saya lagi cuti, apa gak masalah buk? Dan jawaban beliau : Gak lah, tolong wakili saya ..!

Padahal ada pejabat lain yang lebih berkompeten untuk ikut rapat tersebut karena mereka adalah pejabat struktural. Kalo awak apalah, hanya awak sipak oen pulot... sejak aku mundur dari jabatan Eselon III pada tahun 2021 lalu.

Karena tidak ada yang menemani istri di rumah, aku membawanya ke rumah mertua di Landing bersama si kecil yang akan masuk sekolah siang. Abangnya sudah pergi sekolah tadi, dan si kakak akan kampusnya untuk membayar UKTB, sehingga jika aku ikut rapat, maka istri akan sendirian di rumah.

Pukul 08.30 aku sudah berada di ruang Oproom Kantor Bupati di lantai III, dimana rapat sudah dimulai sekitar 15 menit yang lalu. Sedikit telat, tidak apalah. Yang penting aku sudah hadir, dan segera mengambil foto dokumen sebagai laporan kepada ibu Kepala Dinas.

^{Ruang rapat di Oproom kantor Bupati Aceh Utara}

Aku bertemu dengan sahabat kecilku di kampung dulu, pada acara rapat hari ini, dimana kami sama-sama mendapatkan perintah untuk mewakili pimpinan masing-masing untuk ikut rapat pengendalian inflasi.

^{Berjumpa sahabat kecil dulu}

Dia berjuang dari bawah dengan modal ijazah SMA, sampai saat ini ia menjadi kepala UPTD di Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Utara. Setelah lama mengabdi sebagai Kernek Bus Sekolah, akhirnya ia diangkat menjadi PNS, dan saat ini mendapatkan kepercayaan sebagai Kepala UPTD.

Rapat pengendalian inflasi hari ini berlangsung sampai jam 12 siang dan dipending sebentar serta akan dilanjutkan setelah break, karena menunggu Opung Luhut yang dipanggil kembali ke istana oleh Pak Lurah.

Seharusnya rapat selesai pada jam 11 siang seperti biasa. Namun kali ini molor karena Opung akan ikut memberikan arahan terkait Program Food Estate. Dan ketika Opung baru beranjak untuk ikut rapat, ia kembali di panggil ke istana oleh Pak Lurah. Entah ada kegentingan apa, sehingga Opung harus balik kanan menuju istana.

Aku tidak mengikuti lanjutan rapat setelah break, karena aku harus mengantar si kecil ke sekolah. Lagian hanya untuk mendengar arahan Opung saja. Absensi pun sudah aman tadi pagi.

Sore harinya aku menjemput si kecil di sekolah, lalu menemani istri ke Klinik Mandiri Bersama untuk mengambil surat rujukan, karena besok akan melakukan kontrol ulang di Rumah Sakit Umum Cut Meutia.

Aku hanya menunggu di mobil saja. Dan tidak sengaja, pandanganku tertuju pada neon box sebuah toko ponsel. Pikiranku pun segera melayang pada berita tentang anak dan menantu Jokowi terkait Blok Medan yang disampaikan oleh terdakwa kasus korupsi izin tambang yaitu Mantan Bupati Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba.

^{Di depan Klinik Mandiri Bersama Parang Sikureung}

Dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi dan gratifikasi dengan terdakwa Abdul Gani Kasuba itu terungkap adanya istilah Blok Medan yang menurut pengakuan Abdul Ghani Kasuba adalah menantu Jokowi, Bobby Nasution. Nah, loh. Kok bisa? Kita tunggu saja sejauh mana kasus ini akan berlanjut...

Berita-berita terkait dugaan keterlibatan menantu Jokowi di media online pun mendadak tidak bisa diakses dengan notifikasi 404 Not Found. 😅

Kami segera pulang ke rumah setelah mengambil surat rujukan berobat. Dan setelah sholat magrib aku menghadiri pengajian bulanan Majelis Arafah di Desa Alue Buket Lhoksukon.

^{Berangkat ke pengajian dan mengantar si kecil mengaji}

Namun kami hanya sampai setengah jalan karena terperangkap hujan deras dan terpaksa berteduh di emperan toko orang sampai jam 09 malam.

Karena hujan tidak kunjung reda. Kami pun menyerah, dan kembali ke rumah masing-masing dengan kondisi basah kuyup karena kami menerobos lebatnya hujan agar bisa tiba di rumah.

^{Berteduh di emperan toko karena terperangkap hujan deras}

Sekian postingan saya kali ini tentang aktivitas ku hari ini mengikuti rapat inflasi, dan pengajian bulanan Majelis Arafah. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

ABOUT ME

^{We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available. Click Here}