News Diary Game : 17 Mei 2024|istri mengalami Typus dan Cholelithiasis

Aku terbangun sekitar jam 05 pagi untuk sholat subuh. Dan aku segera melihat kondisi istri yang rupanya tidak bisa tidur semalam suntuk karena batuk dan juga demam. Menurutnya semalam suhu badannya mencapai 40⁰C.

Sepertinya tidak ada perubahan yang signifikan setelah minum obat dari dokter kemarin. Dan kami memutuskan untuk membawanya opname ke rumah sakit daripada kondisi ini berlanjut dan bertambah parah.

Aku segera sholat subuh dan kemudian menyiapkan barang-barang yang akan dibawa termasuk surat-surat serta perlengkapan lain yang akan digunakan selama menginap di rumah sakit.

Aku memberi makan peliharaan dan menyiram tanaman kami dan kemudian segera bersiap untuk berangkat. Sebelumnya aku singgah di kantor camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint terlebih dahulu.

Kami harus menjemput ponakan yang tinggal di Landing agar nantinya saat di rumah sakit ada yang menemani istri sebelum si kakak pulang kuliah karena si Kakak baru pulang dari kampus di sore hari.

Saat diperjalanan menjemput ponakan, aku membeli kue-kue, pulut dan tape ketan di Simpang Pange untuk sarapan kami karena istri tidak bisa memasak pagi ini. Dan setelah menjemput ponakan, kami segera menuju kota Lhokseumawe dengan tujuan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Abby.

Aku memarkirkan mobil tepat di depan ruang IGD RSIA Abby dan membawa masuk istri kedalam ruang IGD. Para petugas pun segera melakukan penanganan awal seperti memeriksa tensi darah, mengambil darah dan memasang infus.

Ternyata fasilitas ruang inap kelas I yang merupakan hak kami sebagai peserta ASKES sedang penuh dan untuk sementara harus antri di ruang Sal rumah sakit. Karena istri tidak berkeberatan, ya sudah kami lanjut rawat di RSIA Abby sambil menunggu ada pasien di ruang inap kelas I yang pulang.

Aku sering bertanya-tanya bagaimana manajemen fasilitas rawat inap ini? Soalnya menurut pengalamanku di beberapa rumah sakit, ketika kita datang kesana hampir selalu resepsionisnya berkata : Pak, ruang inap kelas I sedang penuh. Yang ada ruang VIP. Untuk ruang VIP dikenakan biaya tambahan.....!

Namun karena kami memang membutuhkan layanan serta ruang inap yang lebih bagus, biasanya kami mengambil resiko membayar lebih untuk bisa segera dirawat. Pada kasus RSIA Abby ini, si petugas tidak menawarkan layanan ruang VIP. Entah memang tidak ada ruang, entah dipikirnya kita orang kere... 😇

Sambil menunggu proses pemindahan istri dari ruang IGD ke ruang Sal di lantai tiga, aku membuat postingan sambil sarapan pagi di ruang resepsionis. Ya, walaupun hanya tape dan pulut ketan, jadilah untuk mengisi perut.

Setelah mengantar istri ke ruang Sal lantai tiga, aku bersama si kecil Alvira mencari makan siang di sebuah warung Padang. Dan setelah makan, kami juga membawa pulang dua bungkus nasi Padang untuk istri dan ponakan.

Sekitar jam 03 sore, pihak rumah sakit menyediakan Snack untuk pasien, namun karena menunya tidak membuat istri selera sehingga si gemoy lah yang menghabiskan Snack tersebut.

Istri masih tampak lemas dan tidur di bed, dan kemudian datang pula dokter spesialis penyakit dalam yang melakukan visit. Dari penjelasan dokter serta hasil pemeriksaan laboratorium, istri mengalami penyakit Typus skala VI.

Dan untuk melihat adanya potensi penyakit lainnya, istri dibawa ke ruang pemeriksaan USG di lantai satu rumah sakit. Ternyata selain mengalami typus, dari hasil pemeriksaan USG juga ditemukan sejumlah batu di kantong empedunya. Hadeuh, borongan kayaknya...! 😟

Penyakit batu empedu (Cholelithiasis) biasanya disebabkan oleh faktor makanan berlemak dan juga faktor keturunan. Dan gejalanya mirip dengan penyakit maag atau dispepsia sehingga kita sering salah menduga. Dikira maag ternyata batu empedu.

Bila batunya sudah berukuran besar dan banyak maka solusinya adalah pengangkatan kantung empedu alias harus dioperasi karena biasanya penyakit ini akan berulang.

Untuk sementara akan dilakukan pengobatan typus dan pengobatan awal batu empedu. Nantinya akan dilakukan penilaian ulang secara komprehensif ke dokter spesialis bedah digestif untuk menentukan apakah tindakan operasi harus dilakukan segera.

Sore harinya aku bersama si kecil pergi ke kantor dinas untuk melakukan fingerprint dan kemudian pulang ke rumah karena aku harus membereskan urusan di rumah. Untuk menemani istri sudah ada ponakan dan si kakak yang sudah pulang dari kampus.

Saat perjalanan pulang, kami singgah sebentar di rumah adik di Buketrata karena si kecil kebelet pipis. Dan setelah mengobrol sebentar dengan adik, kami pun segera pulang ke rumah.

Malam ini kami makan malam di rumah ibu karena ibu sudah mewanti-wanti jangan makan diluar atau membeli di warung. Dan malam ini kami hanya berdua saja di rumah karena si Abang pergi ke Landing dan tidur disana sebagai panitia Jambore TAGANA.

Sekian diaryku kali ini. Terima kasih telah membacanya. Stay healthy and fun. Ciao..!

Regards

@alee75

ABOUT ME