[#club75] Betterlife – The Diary Game : 16 Januari 2022|REZEKI ANAK SHOLEH...

Sobat steemians dimana saja anda berada, semoga hari ini kita semua dalam keadaan sehat walafiat dan bisa beraktivitas seperti biasa. Pagi ini aku bangun pagi jam 05.00 wib untuk sholat subuh dan memulai akhir pekan ini.

Setelah sholat subuh, aku kembali ke aktivitas rutin, membuka laptop dan menonton video di Youtube agar tidak ketinggalan info-info gress. Babe Aldo semakin sangar aja menggeruduk Kemenkes RI yang sebelumnya pernah berjanji akan memberikan waktu bagi Babe Aldo dan aktivitis lainnya untuk diskusi (debat terbuka) terkait mandatory vaksin dan berbagai kebijakan yang di anggap tidak tepat yang menimbulkan banyak dampak. Pada aksi sebelumnya pihak Kemenkes berjanji memfasilitasi diskusi tersebut, namun pada aksi kali ini pihak Kemenkes RI melanggar janjinya sehingga membuat Babe Aldo dan rekan-rekan menjadi berang dan merasa di khianati. Menurut Babe Aldo cs mereka mempunyai data yang lengkap terkait Pandemi ini sehingga mereka nekad berdiskusi dengan taruhan kalau mereka salah, mereka siap untuk di penjara sedangkan kalau mereka benar maka semua kebijakan yang bermasalah itu harus di hentikan, demikian tuntuan dari Babe Aldo Cs.

Aku juga membuat postingan di steemit di pagi ini karena aku tidak ada agenda latihan Hapkido di Lhokseumawe karena anakku @lutfihakim12 sakit beberapa hari karena telinganya infeksi yang membuatnya demam beberapa hari.

Aku sarapan pagi di rumah lalu kembali menatap layar laptop untuk melanjutkan membuat postingan. Dari arah pintu garasi rumahku terdengar suara memanggil, bang…bang….! Aku membuka pintu rumahku dan ternyata adikku membawa bantuan yang di bagikan oleh para donatur untuk korban banjir yang di bagikan kepada setiap kepala keluarga di desa kami. Dalam banjir kali ini sudah beberapa kali warga kami mendapatkan bantuan, namun yang sangat mengherankan bantuan tersebut berasal dari komponen masyarakat Non Pemerintah yang artinya belum ada bantuan dari Pemerintah kepada Warga kami, miriss……Bahkan Gubernur Aceh pun tidak turun ke Kabupaten Aceh Utara atau sekedar mengutus Sekda Aceh yang katanya “BEREH” itu, padahal Pak Taqwallah sendiri pernah bertugas di Puskesmas Kecamatan Seunuddon dulunya. Ibu Mensos yang cantik pun hanya memberikan santunan kepada ahli waris yang tenggelam beberapa hari lalu saat berkunjung ke Aceh Utara.

Aku berada di depan laptop sampai siang hari dan memposting tulisanku di steemit. Sehabis siang aku berencana untuk jalan-jalan bersama istri dan anakku mumpung hari libur akhir pekan, namun niat itu tidak bisa terlaksana karena aku mendapatkan telefon dari tokoh di desaku bahwa sehabis sholat zuhur akan ada penyerahan bantuan dari pihak KOMPAS TV kepada warga di sepuluh Desa yang terdampak banjir beberapa waktu yang lalu. Bantuan ini di berikan kepada warga 10 desa tersebut yang di pusatkan di Desa Hagu dan para Geuchik serta aparatur desa masing-masing berkumpul di Desa Hagu untuk proses penyerahan bantuan.

Pihak KOMPAS TV baru tiba di Desa Hagu sekitar jam 03 sore yang membawa satu truck Colt yang penuh dengan barang-barang bantuan yang akan di salurkan kepada warga desa yang terdampak banjir. Kedatangan Pihak KOMPAS TV ini bergeser dari jadwal sebelumnya karena ada sedikit kendala saat penyaluran bantuan yang sama di Kecamatan Pirak Timu.

Setelah Pihak KOMPAS TV tiba, selanjutnya warga bersama tim dari KOMPAS TV bekerja bersama-sama menurunkan semua barang batuan dari truk colt tadi dan di susun ke dalam bangunan meunasah di lantai bawah untuk di lakukan proses penyerahan kepada desa masing-masing yang di terima oleh Geuchiek masing-masing.

Setelah semua barang bantuan yang ada di truk selesai di turunkan, selanjutnya Pihak KOMPAS TV menumpuk serta membagikan bantuan tersebut sesuai jumlah KK yang telah di ambil datanya beberapa hari yang lalu. Barang-barang bantuan ini berupa beras, minyak goreng, gula pasir, roti serta barang-barang lain seperti kain sarung, kaos, sabun, odol, sikat gigi, buku tulis dan lain-lain.

Dan tibalah waktu yang di tunggu-tunggu yaitu proses penyerahan bantuan kepada warga yang di terima oleh geuchiek masing-masing yang akan di bagikan nantinya di desa masing-masing.

Geuchik gampong ini terlihat sangat gembira mendapatkan bantuan ini termasuk salah satu steemian dengan nama akun @cektar yang merupakan Geuchik Desa Alue Tho. Biarpun nama desanya Alue Tho, namun Desa ini selalu tergenang banjir ketika banjir datang sejak dulu. Saat ini @cektar selain berprofesi sebagai guru di Kecamatan Tanah Pasir, dia juga menjabat Pj. Kepala Desa Alue Tho yang tidak pernah kering itu.

Proses penyerahan juga di lakukan pelengkapan administrasi berupa penanda tanganan bukti penyerahan sebagai bahan pertanggung jawaban pihak KOMPAS TV kepada donatur karena bantuan ini berasal dari para donatur seperti pembaca Harian Kompas, Serambi Indonesia dan pihak Gramedia drup.

Setelah proses penyerahan selesai masing-masing aparatur desa mengangkut barang bantuan tersebut ke desa masing-masing yang akan di bagikan kepada warga desanya nanti. Mereka menggunakan becak atau mobil pick up untuk mengangkut barang bantuan tersebut.

Usai proses penyerahan bantuan, aku pulang ke rumahku karena hari sudah hampir jam 06 sore dan sebentar lagi waktu sholat magrib akan tiba, sehingga aku harus bersiap-siap untuk sholat magrib.

Usai sholat margin dan makan malam aku hanya istirahat saja sambil menonton video-video Youtube dan membuka steemit sampai aku mengantuk.

Demikian ceritaku hari ini, Semoga anda menyukainya dan terima kasih sudah mampir di postinganku.