Berolahraga pagi dan membujuk mertua untuk opname
Matangkuli : July 13th 2024
Sabtu akhir pekan, aku melakukan olahraga pagi bersama istri dan si kecil. Ya, hanya jalan santai seperti biasa dengan menempuh jalan di sekitar tempat tinggal kami. Namun pagi ini kami memilih rute yang agak berbeda dari biasanya.
Aku sengaja memilih rute yang beda ini (Gampong Lawang) dengan tujuan agar istriku bisa mengenal lingkungan sekitar tempat tinggal kami, karena dia bukan berasal dari lingkungan kami sehingga belum banyak tahu tentang jalan-jalan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal kami.
Minimal nantinya tidak kesasar saat pergi ke acara-acara atau undangan dari orang-orang di seputar Kecamatan Matangkuli.
Suasana Gampong Lawang di pagi hari
Aku yang memang besar dan menghabiskan masa kecil di kampung saja, sangat jarang menempuh jalan kampung ini karena memang jalannya sedikit jelek sejak dulu.
Seingat ku, terakhir kali aku melewati jalan kampung ini beberapa puluh tahun yang lalu, sangking jarangnya aku lewat jalan ini, dimana saat itu jalannya rusak karena sering dilanda banjir.
Benar saja dugaanku bahwa jalan ini belum dilakukan pengaspalan, hanya dilakukan perkerasan jalan. Tetapi lumayanlah, sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat.
Jalan ini tembus ke Desa Keude Cibrek, dimana dulunya disini ada sekolah dasar yang merupakan sekolah dimana ayahku mengajar dan menjadi kepala sekolah disana.
Mesjid Keude Cibrek yang belum rampung pembangunannya
Dulu aku sering menjual kerupuk di sekolah ini pada sore harinya. Sedangkan di pagi hari aku sekolah di SD Negeri Teupin Jaloh yang ada di dekat rumah kami.
Jadi, gaes. Jiwa wirausaha ku telah ada sejak aku masih sekolah dasar, walaupun kemudian tidak pernah dikembangkan.
kondisi ekonomi kami saat itu menumbuhkan jiwa wirausaha untuk mendapatkan uang jajan lebih dengan menjadi penjual kerupuk dan es ganefo di sekolah. Kadang aku juga memetik jambu yang ada di rumah dan menjualnya di sekolah.
Ayah kami yang hanya sebagai guru sekolah dasar dengan penghasilan yang sangat minim tentu membuat kami "memutar otak" kecil kami saat itu agar bisa jajan seperti anak-anak yang lain.
Sekolah ini memiliki banyak kenangan bagiku. Namun karena seringnya daerah ini mengalami banjir yang cukup tinggi, sehingga sekolah dasar ini harus ditutup kegiatan belajar-mengajarnya, dan kemudian dipindahkan ke gedung baru sekitar 2 kilometer dari sekolah ini.
Saat ini, bangunan sekolah yang memiliki banyak kenangan bagiku ini sudah menjadi "rumah hantu" karena ditelantarkan dan tidak ada yang tinggal disana.
Bangunan Ex. SD Negeri Pirak telah jadi "rumah hantu", yang banyak meninggalkan kenangan masa kecilku
Begitulah dampak dari banjir ini selama bertahun-tahun yang tidak bisa dicarikan solusinya oleh pemerintah. Bahkan sepanjang jalan tadi, ku lihat ada beberapa rumah yang tidak ditempati lagi oleh pemiliknya karena mereka sudah tidak tahan mengalami banjir sepanjang tahun.
Bangunan meunasah juga sudah digeser dan dibangun lebih tinggi ke tempat lain karena faktor banjir ini.
Jalan memutar yang kami tempuh untuk berolahraga pagi ini membawa kami kembali ke desa kami. Dan kami singgah di tempat kakak sepupu yang menjual lontong dan Mie Caluek untuk sarapan pagi.
Pemandangan di depan rumah kakak sepupu (Kak Butet = Maktet) yang menjual lontong pagi
Kami sarapan di tempat kakak sepupu ini dan juga membicarakan rencana untuk mengadakan pengajian rutin keluarga, karena ada anggota keluarga besar yang merupakan Tengku atau ustad, sehingga kami berinisiatif mengadakan acara pengajian rutin keluarga dimana adik ipar ini sebagai ustadnya.
Setelah sarapan, kemudian kami segera pulang ke rumah untuk melanjutkan kegiatan hari ini. Aku membereskan peliharaan dan menyiram tanaman kami bersama si kecil. Tanaman labu tanah yang sudah tumbuh di dalam pot, kami sirami dan kami tambahkan sampah organik kedalam botol biporinya.
Si kecil Alvira ikut mengurus tanaman labu tanah kami
Usai sholat Zuhur, kami pergi ke rumah mertua untuk membujuknya agar mau diopname di rumah sakit, karena sejak beberapa hari lalu, beliau kurang sehat.
Tetapi beliau tidak juga mau pergi ke rumah sakit untuk diopname. Dan kami pun belum berhasil membujuknya agar mau diopname sore ini. Kita lihat dulu besok, katanya.
Ya, mau gimana lagi. Tidak mungkin juga terlalu dipaksakan bila beliaunya tidak mau diopname. Mudah-mudahan kondisinya bisa segera membaik.
Karena tidak berhasil membujuk mertua agar mau diopname, kami pun kembali ke rumah kami menjelang waktu sholat magrib.
Pemandangan sunset di Kantor DPRK Aceh Utara, di dekat rumah mertuaku pada sore hari
Inilah postingan ku kali ini tentang kegiatan ku hari ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
* Plagiarism Free
* AI Article Free
✔️
@𝘩𝘰𝘵.𝘯𝘦𝘸𝘴 ❌
Moderation note: Keep sharing your best posts and interact with each other in the comments section.
Verified by: @firyfaiz
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Congratulations, your post has been upvoted by @scilwa, which is a curating account for @R2cornell's Discord Community. We can also be found on our hive community & peakd as well as on my Discord Server
Felicitaciones, su publication ha sido votado por @scilwa. También puedo ser encontrado en nuestra comunidad de colmena y Peakd así como en mi servidor de discordia
TEAM 6 : Congratulations!
This post has been curated using steemcurator08. We appreciate your efforts on making quality blogs and post relevant comments. Thank You! 😊
Semoga Mertua Bapak cepat sembuh ya🤲
Aamiin. Makasih Bu...🙏
Sama-sama Pak🙏