Banjir Hari Kedua di Aceh Utara (Keep Smile)
Diary Game: Wednesday, 05 October 2022
Hari rabu ini adalah hari yang berat bagiku dan juga bagi sebagian besar masyarakat di Kabupaten Aceh Utara yang mengalami banjir setiap tahunnya dan sudah tidak terhitung berapa kali sudah kami mengalaminya.
Banjir bukanlah hal baru bagi kami bahkan sejak aku masih kecil dulu banjir sudah kami alami, namun saat ini frekuensinya semakin sering dengan derajat keparahan yang semakin meningkat.
Seperti sudah aku prediksi bahwa banjir akan berlanjut hari ini karena semalam hujan turun dengan derasnya sementara sisa banjir kemarin masih ada.
Dan ketika bangun pagi ini aku mendapatkan kondisi banjir sudah sangat tinggi sekitar setinggi dada orang dewasa atau lebih satu meter. Aku segera mengecek kondisi rumah ibuku di sebelah dan ternyata ibu dan ayahku sudah diungsikan menggunakan perahu oleh adikku ke rumah adik di Keude Matangkuli sejak subuh tadi karena air naik dengan derasnya.
Sementara rumahku juga semakin tergenang terutama diteras depan. Air pun mulai masuk ke kolam ikanku yang hampir mirip dengan kejadian tahun lalu dimana saat itu air naik dengan cepat dan aku tidak sempat menyelamatkan ikan-ikan koi yang ada di kolam.
Kejadian itu membuatku menyerah dan tidak memelihara ikan koi lagi namun beralih ke ikan nila merah yang lebih murah harganya.
Pagi ini aku berlomba dengan derasnya air yang masuk ke kolam dan memasang jaring agar ikan-ikan tidak keluar dari kolam. Mudah-mudahan jaring yang sudah kupasang ini aman dan bisa mencegah ikan-ikan hanyut.
Air semakin meninggi sehingga rumah panggung ibuku yang ada disebelah sudah mulai digenangi oleh air. Adik serta kakakku menelopon meminta agar kami segera keluar dari rumah, namun aku bersama keluarga serta adikku tetap bertahan di rumah untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu. Perahu sudah kami siapkan apabila dibutuhkan sewaktu-waktu.
Selanjutnya aku membuat pengaman agar pot-pot bunga tidak terbawa banjir karena air naik dengan cepatnya yang hampir masuk ke dalam rumah kami. Pengaman ini juga ku pasang di pintu rumah agar lumpur tidak masuk terlalu banyak nantinya, juga untuk mencegah barang-barang yang ada di dalam rumah terbawa air nantinya.
Aku juga sempat mencuci dan membersihkan beberapa perlengkapan rumah menggunakan air banjir ini termasuk mencuci kandang si Muezza, kucing kami yang sudah pergi dari rumah sejak lebaran idul adha kemarin.
Setelah semuanya siap aku mencoba membuat postingan namun beberapa saat kemudian listrik yang menerangi kampung kami padam karena dipadamkan pihak PLN demi keamanan sehingga aku tidak bisa meneruskan membuat postingan.
Usai sholat zuhur dan makan siang aku istirahat dirumah sambil berharap air tidak masuk ke rumah kami. Sementara di grup-grup WA terpantau banjir cukup tinggi kali ini yang hampir sama dengan kejadian tahun lalu.
Kejadian banjir hari ini lebih luas dan lebih tinggi dibandingkan kemarin. Beberapa kecamatan lain juga sudah tergenang air yang meluap dan ada juga tanggul yang jebol yang ikut memperparah banjir hari ini.
Sekitar jam 03 siang aku mencoba keluar dari rumah untuk membeli logistic yang sudah menipis di rumah. Karena ini adalah banjir besar pertama tahun ini, jadi aku belum sempat membuat persiapan di rumah.
Aku menuju simpang empat menggunakan perahu (jalo) bersama adikku yang cukup capek hari ini karena membantu mengevakuasi beberapa warga yang sakit dan juga para manula yang tidak mungkin bertahan lagi di rumah karena banjir semakin tinggi.
Tiba di simpang empat terlihat banyak warga mengungsi disana dan juga di mesjid yang sudah digenangi banjir. Masjid ini sering digunakan oleh warga untuk tempat pengungsian karena letaknya cukup tinggi.
Sekolah Dasar yang ada di simpang empat tersebut juga sudah digenangi oleh banjir sejak kemarin.
Meskipun banjir ini sudah sangat sering kami alami namun kami tetap cinta terhadap kampung kami, tempat kami lahir dan dibesarkan. Anak-anak kampung ini sudah terbiasa dengan kondisi ini.
Aku sempat mengopi bersama warga di warung kopi yang ada di simpang empat lalu setelah membeli beberapa barang aku pun kembali ke rumah.
Menjelang sore banjir sedikit surut sehingga tidak sempat masuk ke dalam rumahku. Aku membersihkan lumpur yang ada diteras rumah menggunakan air yang masih ada karena kalau menunggu kering maka akan sangat capek untuk mengangkut air nantinya.
Sore ini hujan kembali turun dan menurut informasi air di bendungan Krueng Keureutoe sedang naik. Ya Allah, semoga tidak menyebabkan banjir yang lebih tinggi.
Banjir adalah rahmat, meulungkop dpt..... Heheh,... Insya Allah uroenyo ka surot, meu sinthop u lhoksukon mandum
he..he..he... :)
Oh no! Just when we "spoke" about floods the other day.
It is true what you are saying, it is happening more and more and that is the scary thing.
I hope that the water level is not going to rise more.
Please stay safe! 🙏
Yes. That is the condition in our area. Currently, the flood has entered its fifth day. The flood height is about 1 meter. Currently the rainfall is high enough that it could cause flooding to last a long time or recede briefly and then rise again. Thank you for your wishes for us..🙏
May Allah Almighty keep you all safe from floods. All of you will be alert in flood situation. A few months ago, the situation in some cities was very dire due to floods in our country.
Thanks brother....🙏