Keliru Kata: Akh… Itu kan Sepele

Otak kita tak membaca huruf, tapi kata. Lain kalau angka, akan kita pelototi sampai ke nol (0) terakhir dan mengitungnya berulang-ulang.

[Dok pribadi]

Maka, tiada masalah apapun jika saya menulis seperti di bawah ini:
“Promo-steem sngat bermamfaat untk disampaikn kpada pemula. Pelru juga untk memberikan merka praktek langsng menggunankan steemit.”

Anda pasti paham maksudnya, kendati banyak kesalahan penulisan kata dalam kalimat. Keliru seperti itu sering dinilai sepele oleh sebagian steemians, saya tahu karena pernah menasihati beberapa kawan dekat. “Iya bang, buru-buru tadi nulisnya pakai HP,” begitu salah satu jawaban.

Jangan takut, keliru memakai kata tidak sesuai Ejaan Bahasa Indonesia, tak serta merta membuat orang enggan memberikan upvote. Reward datang biasanya pada keseluruhan isi postingan, mengandung pengetahuan maupun bermanfaat bagi yang lain, juga karena pertemanan. Bukan karena keliru menulis kata.

Lalu apa pentingnya saya menulis ini?
Begini kawan, puluhan tahun saya terus belajar Bahasa Indonesia baik dan benar, menjaganya bukan karena sejak awal terlalu cinta tanah air. Saya dipaksa mencintai bahasa kita oleh para guru, pengajar maupun kawan saat melahirkan karya tulisan.

Saat keliru menulis kata, mereka selalu menasihati memberikan koreksi. “Kita penulis, paling bertanggungjawab untuk menjaga bahasa sendiri,” kata seorang guru. Lagipula saat menulis ini, saya kembali belajar sambil melihat kamus bahasa.

Keliru kecil terlalu sering, kadang memunculkan penilaian orang pada kapasitas kita berbahasa. Walaupun tak terlalu bepengaruh pada reputasi di #steemit, tapi setidaknya mengindari penilaian buruk adalah upaya yang patut dilakukan. Satu lagi, menjaga bahasa adalah tanggung jawab setiap warga negara. Hahaha… Macam kampanye Pemilu saja.

[Arkan belajar membaca | Dok pribadi]

Saya punya hobby baru dalam sebulan terakhir, menilai kekeliruan penulisan bahasa Indonesia dalam postingan steemians. Temuannya paling sering adalah kesalahan penulisan ‘di’ dan ‘ke’. Ada dua pola penulisan, dirangkai dengan kata yang mengikutinya dan disambung dengan kata yang mengikutinya.

Kata ‘di’ dan ‘ke’ memiliki dua fungsi, sebagai awalan atau imbuhan dan kata depan. Sebagai awalan atau imbuhan maka ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya: dikerjakan, dipukul, disampaikan, kesukaan, kebencian dan lainnya.

Sementara sebagai kata depan, ‘di’ dan ‘ke’ ditulis terpisah, misalnya: di sana, di meja, di mobil, ke sana, ke toko dan lainnya. Lengkapnya lihat postingan di sini

Gampangnya, gunakan rumus seperti ini: ‘di’ bertemu dengan kata depan, kata penunjuk, kata tempat, maka dia harus dipisah. Sedangkan ‘di’ bertemu dengan kata kerja atau sifat maka penulisannya disambung.

Selain itu ada kata tak baku yang sering dituliskan keliru oleh steemians karena kebiasaan, saya juga terkadang silap. Berikut beberapa contoh:

Apotek bukan Apotik
Manfaat bukan Mamfaat
Nasihat bukan Nasehat
Embus bukan Hembus
Genius bukan Jenius
Antre bukan Antri
Keruan bukan Karuan
Risiko bukan Resiko
Lubang bukan Lobang
Malapraktik bukan Malpraktik
Praktik bukan Praktek
Napas bukan Nafas
Sopir bukan Supir
Saksama bukan Seksama
Telantar bukan Terlantar

Dan masih banyak lainnya, sila sesekali mencari kebenaran dengan membuka kamus bahasa online yang mudah diakses. Kendati dirasa sepele, tapi penting menjaga agar tidak ada anggapan suatu hari nanti, bahwa steemians salah satu perusak tatanan Bahasa Indonesia. []

@abuarkan