Kontes |perjalanan terbaik" berkunjung Rumah Aceh Cut Meutia bersama siswa kelas empat"

Assalamualaikum..

Halo sahabat steemians dimana pun berada, semoga selalu dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan sang pencipta.

Hari ini siswa siswi kelas empat sekolah Min 4 Kota Lhokseumawe berkunjung ke matang kuli, Aceh Utara tepatnya di rumah Aceh Cut Mutia.

Rumah Aceh merupakan salah satu peninggalan suku aceh, yang di jaga agar tetap lestari yang memiliki nilai kearifan lokal, rumah aceh merupakan kebanggaan dari masyarakat Aceh.

Rumah Aceh dan suasana di halama rumah

Sesampainya di rumah Aceh Cut Mutia, kami mulai masuk pekarangan rumah, yang luas dan asri, siswa mulai dengan kesibukan mencatat semua benda yang memiliki informasi.

Siswa sedang mencatat

Dari bangunnya rumah aceh dapat di kenali dengan bentuk yang persegi panjang dan posisi rumah di buat dari bujur barat ke timur dan memiliki motif ornamen hiasan flora maupun fauna, yang menunjukan kecintaan masyarakat aceh terhadap alam.

Rumah Aceh memiliki banyak ciri khasnya, diantaranya ketika akan memasuki rumah Aceh kita akan menaiki tangga rumah, karena rumah Aceh yang tinggi yaitu sekitar 2,5 meter sampai 3 meter, maka hal pertama jika ingin masuk kedalam rumah yaitu dengan menaiki tangga, dan jumlah anak tangganya menuju ruang utama selalu berjumlah ganjil.

Keberadaan tangga untuk menaiki rumah aceh bukan hanya sebagai alat untuk naik kedalam rumah saja, tetapi juga sebagai titik batas yang hanya boleh di datang tamu yang bukan keluarga atau saudara dekat.

Apa bila ada tamu laki-laki yang datang kerumah, sedangkan di rumah tidak ada anggota laki-laki maka pantang dan tidak boleh bagi tamu laki-laki yang bukan keluarga untuk naik kerumah, jadi fungsi tangga juga sebagai kontrol sosial dalam melakukan interaksi sehari-hari anatar masyarakat.

Setelah menaiki tangga rumah Aceh, maka sampailah kedalam rumah yang memiliki beberapa ruang dan setiap ruang memiliki fungsinya masing-masing, adapun ruang-ruang lain di buat tergantung dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

Rumah Aceh bisa bertahan ratusan tahun, rumah adat aceh tidak menggunakan paku tetapi bahan pengikat dari tali ijok, rotan untuk mengikat atap dan rumbia atau daun kelapa, dengan daun kelapa atau rumbia maka di dalam rumah tidak akan terasa panas akan selalu terasa sejuk, bila cuaca lagi musim panas dan jika hujan deras pun tidak terdengar bising.

Rumah adat aceh juga dapat menunjukan status sosial penghuninya, semakin banyak hiasan pada rumah adat aceh maka pasti lah penghuninya semakin kaya.

Didalam rumah aceh terdapat ruang privat, seperti rumah inong, ruang publik, serambi depan, dan ruang khusus perempuan, serambi belakang, ini menunjukan bahwa masyarakat Aceh menjaga nilai kesopanan dan etika.

Namun kini sudah sangat sedikit rumah Aceh tradisional di aceh, karena perkembangan zaman serta semakin mahalnya biaya pembuatan dan perwatan rumah aceh, maka semakin jarang kita temui rumah tradisional Aceh, dan jumlah rumah Aceh semakin sedikit.

Setelah beberapa jam kami berada di lingkungan rumah Aceh dan banyak ilmu yang sudah siswa siswi kami dapatkan, maka kami pun kembali dengan bus yang sama untuk menuju kesekolah Min 4 Kota Lhokseumawe, anak-anak sudah mendapat mengalaman langsung melihat rumah Aceh Cut Meutia yang berada di matang kuli, Kabupaten Aceh Utara.

Sekian cerita pengalaman saya dan siswa kelas empat mengunjungi rumah Aceh Cut Meutia, semoga bisa bermanfaat bagi saya dan bagi sahabat steeminia di mana pun berada, semoga di lain waktu saya bisa menulis cerita yang lebih bermanfaat.
Saya mengundang @hafizhanmyesha, @megaaulia, @ifatniza untuk bergabung di kontes ini.