Bias Cinta di Ujung Senja

in #writing4 years ago

qtdv0960ib.jpg


Matahari mulai memendarkan sinar keemasan, di balik pucuk-pucuk bunga di penghujung musim dingin tahun ini. Setiap hari Libur, waktu pagi adalah saat terepot bagiku, apalagi jika hendak bepergian dengan tujuan jauh. Waoaahh ... harus bangun lebih pagi, agar bisa mendapat bus lebih awal.

Sebenarnya aku tinggal di daerah Taipei, tetapi di sini daerah pabrik, sehingga tidak terlalu ramai dan tak memiliki jalur MRT. Aku harus naik bus terlebih dahulu ke Shilin Station, setelah itu baru naik kereta jalur Merah ke arah Taipei Main Stasion, tempat favorite yang sekarang tidak diizinkan lagi untuk kongkow karena mewabahnya Virus Corona (COVID-19).

Seperti biasa, aku menunggu kendaraan di Bus Stop terdekat. Pada hari Minggu, bus sangat telat datangnya, sekitar satu hingga dua jam. Khususnya Bus nokor 215 yang membawaku ke TMS berjeda satu jam, sedangkan Bus No 2 dua jam sekali datangnya. Jadi, aku harus tepat waktu agar tidak ketinggalan.


3b5il5qx4p.jpg


Acapkali Menunggu bus, aku selalu bertemu sepasang kakek dan nenek yang juga menaiki Bus dengan nomor yang sama denganku;Bus Nomor 2. Bias cinta terpancar dari sepasang sejoli yang menyenja. Mereka selalu bergandengan tangan dan beriringan.

Sepasang Lansia tersebut selalu turun di tempat yang sama, yakni Pawankung Temple. Sebuah kuil megah dan terbesar di kota Taipei. Pada hari-hari besar tertentu, kuil ini akan didatangi pejabat pemerintahan. Bahkan pernah suatu kali, Presiden Ma Ying Jiou pernah mengunjungi kuil tersebut.

Menurut cerita dari teman nenek tersebut, beliau datang ke Kuil Pawankung untuk bersih-bersih, sebagai ucapan terima kasih, karena menurut kepercayaan mereka Budha penunggu kuil tersebut telah menyembukan penyakit anaknya.

Beberapa tahun lalu, putri bungsu mereka mengalami kecelakaan fatal, hingga mengakibatkan putri mereka stroke dan hilang ingatan. Segala pengobatan telah dilakukan, tetapi kesehatan putri mereka tak kunjung membaik. Sehingga suatu hari, kakek dan nenek tersebut pergi ke Pawankung Kuil dan berdoa di hadapan patung dewa.

“Jika engkau menyembuhkan anakku, aku akan setiap hari datang membersihkanmu.”

Setelah waktu berlalu, secara perlahan-lahan putri bungsu dari kakek dan nenek tersebut sembuh. Itu sebabnya setiap hari Kakek dan nenek datang ke Pawankung kuil untuk bersih-bersih Beliau akan berangkat pukul 08.00 pagi sampai pulang pukul 11.00. Itu sebabnya setiap hari Minggu, jika saya menunggu bus akan bertemu beliau.


4392rn9b0j.jpg


Sungguh terinspirasi dari beliau berdua, betapa cinta dan kesetian mereka selalu terpupuk subur meskipun usia tak muda lagi. Cinta yang memberi kekuatan untuk melakukan perbuatan baik, sebagai wujud syukur dan terima kasih yang dilakukan bersama-sama atas anugerah yang dirasakan.

Note: Foto hanya pemanis, karena saya tidak berani memoto mereka secara diam-diam.

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work!
Dear reader, Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.me/esteem

Apa kabar mba?

Hii Mba, Alhamdulilah aku baik.
Mba apa kabar?
WA KU ganti Mba
+886912079473

Ini WA kU mba

Walah pantesan aku susah ngehubunginya. Aku save ya...

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63855.79
ETH 3113.00
USDT 1.00
SBD 4.04