Village guard teenager | Remaja penjaga desa

Sekumpulan remaja bergerak cekatan di bawah sinar lampu jalan. Mereka bergerak teratur dengan mengayunkan lengan ke depan, sesekali mereka melekukkan tangannya ke atas dan ke bawah.

"Ini bukan tarian, ini beladiri. Gerakan kalian harus benar-benar mantap," ujar salah seorang pria paruh baya, yang bertindak sebagai pelatih.

Tidak hanya lelaki, di antara remaja yang berlatih beladiri ini juga terlihat belasan gadis belia.

Berlatarbelakang KN 430, satu unit kapal besi tua yang berlabuh di daratan desa Punge Blang Cut, Banda Aceh, Aceh. Para pemuda yang tergabung dalam perguruan seni beladiri Astrak ini tidak terlihat lelah, meskipun peluh dingin mengalir dari ubun-ubun dan membasahi seragam hitam berles kuning di kerah.

Ya, ini merupakan aktivitas yang dilakukan para pemuda di Punge Blang Cut setiap dua malam dalam sepekan. Olahraga beladiri ini digalakkan para tetua desa untuk mencegah maraknya peredaran narkoba dan tingginya angka kriminalitas di ibukota Aceh, Banda Aceh. Silat diharapkan menjadi tameng dari hal-hal negatif, sekaligus sebagai sarana olahraga yang mengasah kemampuan untuk kesehatan fisik para pemuda.

Pascatsunami menghantam Aceh, Punge Blang Cut sebagai salah satu desa yang berdampak paling parah, kehilangan banyak warganya. Untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang terus menjamur di desa tersebut, para tokoh desa kemudian membuat beberapa kegiatan bermanfaat untuk para anak-anak korban bencana yang kini beranjak dewasa.

Astrak diharapkan menjadi salah satu wahana untuk mengcounter hal-hal negatif tersebut.

Sayang sekali, saya tidak mendapat gambar bagus untuk mendokumentasikan aktivitas mereka dikarenakan kondisi gelap dan kurangnya cahaya.[]

---

English

---

A group of teenagers move deftly in the light of street lights. They move regularly by swinging their arms forward, once in a while they bend their arms up and down.

"This is not a dance, this is martial arts. Your movements must be really steady," said one middle-aged man, who acted as a coach.

Not only men, among teenagers who practice martial arts also seen dozens of young girls.

Set against KN 430, an old iron ship unit anchored on the mainland of Punge Blang Cut, Banda Aceh, Aceh. The young men who joined the Astrak martial arts college did not look tired, although cold sweat flowed from the crown and soaked the yellow-colored black uniform on the collar.

Yes, this is an activity carried out by young people in Punge Blang Cut every two nights a week. This martial arts sport was encouraged by village elders to prevent the rampant drug trafficking and high crime rates in the Aceh capital, Banda Aceh. Silat is expected to be a shield of negative things, as well as a sports facility that hones the ability for the physical health of young people.

After the tsunami hit Aceh, Punge Blang Cut as one of the villages that had the most impact, lost many of its residents. To anticipate the negative things that continue to mushroom in the village, village leaders then made several useful activities for children who were victims of the disaster who are now growing up.

Astrak is expected to be one vehicle to counter these negative things.

Unfortunately, I didn't get good pictures to document their activities due to dark conditions and lack of light. []

---

---

Thank you for visiting my post

---

---