Hipotermia dan Tips Pencegahannya

rizal.konoha2 (57)in #travel • 6 years ago

Selamat malam para Steemian semua, semoga kalian selalu diberikan kesehatan untuk terus berbagi kebaikan dan juga informasi yang kreatif di setiap platform, Amin. Pada kesempatan kali ini, saya kembali hadir untuk berbagi informasi yang mungkin bisa bermanfaat untuk saya pribadi dan juga besar harapan bisa berguna untuk para Steemian semua.

Sumber Gambar

Seperti yang kita ketahui, Hipotermia adalah suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia termasuk kondisi kesehatan yang membutuhkan penanganan medis darurat. Keadaan ini terjadi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35°C. Hipotermia dapat menyebabkan kegagalan sistem pernafasan dan sistem sirkulasi jantung, dan akhirnya menyebabkan kematian.

Jenis-jenis Hipotermia

Berdasarkan tingkat kecepatan hilangnya panas pada tubuh, hipotermia dapat dibedakan menjadi :

Hipotermia akibat kelelahan
Pada kondisi yang terlalu lemah, tubuh tidak akan mampu menghasilkan panas, sehingga orang tersebut akan jatuh pada kondisi hipotermia.
Hipotermia akut atau imersi
Kondisi ini terjadi apabila seseorang kehilangan panas tubuh secara mendadak dan sangat cepat, contohnya saat seseorang jatuh ke kolam yang dingin.
Hipotermia kronis
Jenis ini terjadi bila panas tubuh menghilang secara perlahan. Kondisi ini umum terjadi pada lansia yang tinggal di ruangan dengan kehangatan yang kurang, atau pada tunawisma yang tidur di luar ruangan.

Gejala Hipotermia

Gejala hipotermia sangat beragam dan terkadang sulit dikenali. Gejala yang muncul tergantung pada seberapa rendah suhu tubuh pengidapnya. Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang secara perlahan-lahan sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang mengalami hipotermia ringan akan menunjukkan gejala yang meliputi menggigil yang disertai rasa lelah, lemas, pusing, lapar, mual, kulit yang dingin atau pucat, dan napas yang cepat.

Jika suhu tubuh terus menurun hingga di bawah 32°C, tubuh pengidap hipotermia biasanya tidak bisa memicu respons menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah hingga parah. Apabila tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan berpotensi memicu hiportemia yang parah dengan suhu tubuh 28°C ke bawah. Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala seperti pingsan, pupil mata yang melebar, nafas yang pendek, denyut nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak ada denyut nadi.

Tips mencegah Hipotermia saat mendaki gunung

Bawalah perlengkapan sesuai safety procedure, seperti polar, windbreaker, waterproof jacket, raincoat, T-Shirt, dan celana ganti yang quick dry, kupluk, sepatu, kaos kaki, dan juga sarung tangan.
Saat kamu merasa kedinginan, segera tutupi bagian tubuh yang mudah menyerap dingin, seperti telinga, jari tangan dan kaki, dan pusar.
Segera ganti baju yang basah terkena keringat atau air hujan. Jangan menunda hal ini, karena akan membuat suhu tubuhmu menurun drastis.
Jika situasi mulai hujan atau gerimis, segera pakai raincoat atau waterproof jacket.
Hindari main air di gunung, apalagi berendam di air dingin.
Jangan menggunakan celana jeans. Pakaian berbahan jeans akan susah kering dan basah pada jeans akan mudah diserap tubuh.
Saat tidur, kenakanlah pakaian yang hangat, seperti polar atau thermal, sleeping bag, dan alas dengan matras.
Saat break di jalan, usahakan jangan sampai tertidur. Karena, saat tidur suhu tubuh bisa turun dengan cepat. Untuk itu, tetaplah melakukan gerakan-gerakan kecil.
Minum minuman yang manis dan jangan sampai lupa makan. Tubuh butuh asupan kalori, maka makanlah makanan yang berkalori agar menghasilkan energi baru yang bisa menghasilkan panas tubuh.
Patuhi aturan alam dan aturan keselamatan dalam mendaki gunung maka perjalanan kamu akan menjadi aman dan nyaman.