EUROTRIP #3: MELEMPAR KOIN DI TREVI FOUNTAIN, MITOS YANG MENDUNIA

Beranjak dari Colosseum, meninggalkan arena pertarungan gladiator tersebut, kami menuju Trevi Fountain. Kolam air mancur yang dalam bahasa Italia Fontana di Trevi ini merupakan salah satu yang paling tersohor di dunia. Kolam yang telah menjadi destinasi wisata favorit wisatawan seluruh dunia ini adalah yang terbesar di Roma, dibangun pada tahun 1732 bergaya Baroque style. Kami tidak sabar ingin segera tiba disana. Kami ingin membuktikan mitos melempar koin ke dalam kolam air mancur indah dan megah ini. Bila berhasil, kita akan kembali ke Roma.

Perjalanan dengan bus dari Colosseum ke Trevi Fountain tidak lama, sekira 20 menit. Lokasinya masih di dalam kota, sehingga kami dapat menikmati keindahan kota Roma. Keindahan yang tidak seluruhnya dapat dilukiskan dengan kata-kata. Keindahan yang kadangkala hanya bisa disimpan dalam ingatan, dalam memori jangka panjang. Detil lekuk bangunan yang dirancang dengan seni arsitektur tingkat tinggi, yang terpampang sepanjang jalan menuju kolam air mancur, telah membuat saya terkesima sedemikian rupa. Begitu eloknya negeri orang, begitu sempurnanya pembangunan, begitu rapinya tata letak ruang. Semuanya pas dipandang mata.

Terjaga saya dari lamunan, bus berhenti di sebuah pertigaan. Kami turun disini, sedangkan bus akan menuju lokasi parkir yang telah disediakan pemerintah setempat, khusus untuk bus atau mobil parawisata. Kami turun, dan menuju Trevi Fountain. Kami sangat penasaran bagaimana rupa kolam yang sangat terkenal itu, kami menyebarang jalan. Kami berjalan kaki, memasuki sebuah jalan, agak sempit, di kiri kanan jalan tersebut berderet pertokoan. Mereka menjual pakaian, pernak-pernik, makanan, es krim, dan aneka barang lainnya.

Jalan tersebut disesaki wisatawan dari berbagai bangsa di dunia. Ada yang baru datang, ada yang beranjak pulang. Kami terus menyusuri jalan itu dengan riang. Setelah berjalan sekira 150 meter, sampailah kami pada Trevi Fountain yang fenomenal itu. Disana telah ada ratusan wisatawan yang bejubel di sekitaran kolam.

Kami mendekat. Tampaklah di hadapan kami sebuah kolam air mancur yang berukuran sangat besar, baru kali ini saya lihat kolam air mancur sebesar ini. Tinggi dan lebarnya mencapai puluhan meter, yang dihiasi banyak patung. Patung-patung tersebut, menurut cerita beberapa turis disana yang kami ajak bincang-bincang, menggambarkan cerita kiasan tentang menjinakkan air. Konon, disini merupakan bagian akhir dari saluran air kuno yang memberikan persediaan air bagi Kota Roma selama ratusan tahun.

Saya senang sekali dapat berada disini, bersama turis dari berbagai negara, berbagai warna kulit. Sekarang tiba saatnya melakukan mitos lempar koin. Saya merogoh saku celana, menemukan beberapa koin 1 euro. Kami mencari lokasi yang nyaman untuk melempar koin, jangan sampai nanti, bukannya masuk ke kolam, tapi mengenai kepala orang.

Agak sulit mencari lokasi sebab padatnya pengunjung. Kami tidak menyerah begitu saja. Kami berusaha antri dibelakang turis Jepang, memberi beberapa isyarat bahwa setelah mereka lempar koin, kami menyusul. Mereka tersenyum dan angguk-angguk pertanda setuju.

Melempar koin disini harus dengan posisi membelakangi Trevi Fountain, dan melemparnya lewat atas bahu. Akhirnya tiba giliran kami. Deg degan. Berhasil tidak, berhasil tidak. Teman saya lempar pertama, dan berhasil! Lalu giliran saya. Ambil ancang-ancang, dengan agak gugup saya melemparkan koin melewati bahu kiri saya. Koin tersebut melesat, membentuk lengkungan, berputar-putar, lalu menurun. Plung! Jatuh masuk ke dalam air kolam tak jauh dari patung-patung itu.

Horee.. Kami girang. Sama-sama senang. Suatu hari kami akan kembali ke kota bersejarah ini, Roma, Italy. Kami tentu percaya saja dengan mitos ini, bahwa kalau berhasil melempar koin ke kolam, kita akan kembali lagi ke Roma. Tapi menurut saya, ada tidaknya mitos tersebut, saya tetap sangat ingin kembali ke kota asal klub sepakbola AS Roma ini.

Kami sangat puas. Malam kian larut, kami pun melangkah meninggalkan kawasan kolam yang masih sesak oleh turis. Kami menuju jalan yang kami lalui tadi. Disana kami masuk ke sebuah toko es krim, dan menyicipi kelezatan es krim disana. Saya terpikir, apakah es krim Fountain yang banyak kita jumpai di mall-mall Indonesia, ada hubungannya dengan es krim di Trevi Fountain? Mungkin saja.

Kami membeli beberapa pernak-pernik, syal, dan topi di toko lainnya. Setelah semuanya kami rasa cukup, kami menuju bus yang telah menunggu di persimpangan jalan. Kolam yang indah ini menjadi destinasi terakhir kami di Roma. Selanjutnya, kami menuju hotel untuk check-in dan istirahat. Besok kami akan ke Menara Pisa.

By @razack-pulo