[AsaiKana #12]: Dunia Pendidikan Kita

in #story6 years ago (edited)

image
Istock Photo

Tuan dan Puan Steemians...

Apa yang akan saya tulis di sini adalah apa yang saya lihat, dengar dan rasa sendiri, bukan kutipan dari riwayat-riwayat dha'if dari perawi-perawi majhul.

Saya ingin sedikit berkicau atau mungkin meracau sekacau-kacaunya tentang dunia pendidikan kita. Dunia yang saya sendiri terpacak di dalamnya.

Apa yang saya tulis ini mungkin ulah oknum, entah berapa gelintir, saya tidak tahu. Tapi, saya enggan menyebut oknum, sebab hasil amatan saya, semua itu telah menjadi semacam "tradisi." Sebut saja tradisi oknum.

Sudah 15 tahun saya menjelma sebagai sosok guru (mungkin oknum) dengan status PNS di sebuah sekolah rendah di perkampungan, tanpa sinyal HP.

Dalam rentang waktu itu, saya berhasil membuat kesimpulan kecil, bahwa guru memang babu belaka di mata orang-orang yang menyebut diri sebagai tokoh pendidikan. Mungkin oknum, mungkin pula bukan.

Hubungan guru dan kepala sekolah adalah contoh kecil, di mana guru diposisikan sebagai "anak kecil" yang seolah tidak tahu apa-apa. Sementara si kepala sekolah memosisikan dirinya sebagai raja yang tak boleh dibantah dan selalu harus "diamini" dengan sujud sembah tiada henti.

Demikian pula ketika sosok guru berhadapan dengan pengawas, juga harus membungkuk. Di mata guru, pengawas sekolah seperti sosok malaikat maut yang kapan saja bisa mengancam nyawanya. Setiap amaran, meskipun berisi tahi, tetap harus ditelan, tanpa kesempatan berkumur.

Begitu pula ketika guru berhadapan dengan pejabat-pejabat dinas yang saban waktu congkak dengan baju kebesarannya, harus merayap.

image

Istock Photo

Pejabat-pejabat itu hanya berpikir untuk eksistensi jabatannya belaka. Ketika guru melakukan kesalahan, dikecamnya habis-habisan. Tapi, ketika guru menoreh prestasi, dilupakan sejadi-jadinya. Mungkin oknum.

Saya tidak sepenuhnya menyalahkan sikap atasan-atasan bermuka angkuh, tapi kondisi ini juga tidak terlepas dari mental budak yang dimiliki guru, mungkin juga oknum.

Mental ini selalu saja dipelihara oleh guru demi keselamatan periuk nasi. Sebab melawan akan berbuah petaka. Saya pribadi sudah beberapa kali dipencilkan oleh atasan-atasan berwajah malaikat, berhati setan.

Ini hanya sedikit gambaran kondisi yang terjadi di banyak tempat. Bagaimana hendak melahirkan pendidikan beradab, jika pelakunya minus adab.

Mungkin saja semua itu oknum, mungkin juga bukan. Saya tidak tahu.

Entah sampai kapan guru akan menjadi babu dan membabukan diri. Saya juga tidak tahu.

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali...

image

Sort:  

Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition
IndonesiaPhillipinesArab
@sevenfingers@steemph.antipolo@arabsteem

You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers

@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo

Congratulations @tinmiswary! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - The results, the winners and the prizes

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Jangan lupa, Bang... Ini Indonesia...

Ya, Indonesia kita

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63006.70
ETH 3075.91
USDT 1.00
SBD 3.82