Gempa Gayo Dan Bocah Romi Adittia || Gayo Earthquake And Boy Rommy Aditya

in #story7 years ago (edited)

Salam Sahabat Steemian, hari ini saya hanya membagi sedikit tulisan saya tentang Gempa 6,2 SR menguncang Tanoh Gayo 2013 silam. Kebetulan Foto Korban Gempanya tadi Muncul di Dinding Facebook Saya. Sayapun mencoba Merefleksi kembali untuk sahabat steemian, sebagai ungkapan selamat Sore Saya. Oya sahabat steemian dimanapun anda berada tulisa ini juga pernah ditayang di http://riaupos.co pada 2013 silam... @nauval.



2 Juli 2013 Silam, menjadi sejarah Pahit bagi bocah Romi Aditia (6). Romi Satu dari 420 korban cendera saat empa berkekuatan 6,2 SR menguncang Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Siang hari itu sekitar pukul 14.37 WIB. Guncangan Maha Dahsyat  telah merengut kaki kiri bocah baru duduk di bangku Kelas satu Sekolah Dasar.

Romi Aditia merupakan Anak bungsu dari tiga Bersaudara, pasangan Sunardi (48), dan Nurmawati (44) , warga Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Sebelum musibah itu terjadi, Romi pangilan akrab kawan- kawannya tengah bermain bersama teman sebayanya, sambari menunggu datang Guru Ngaji Mereka , di Masjid Babussalihin, terletak didesa kelahiran Romi. Mesjid ini salah satu Mesjid yang roboh saat gempa mengguncang Tanah Gayo, bahkan beberapa anak- anak juga tertimbun dibawah reruntuhan mesjid.

Dijumpai di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Datu Beru, Takengon, Kamis (4/7).  Atau dua hari setelah musibah tersebut Romi terbaring lemah di tempat tidur. Kaki kiri anak 6 tahun itu tidak lagi utuh. Bagian bawahnya putus. Meski begitu, Romi terlihat tegar. Dia tidak merintih kesakitan. Dia didampingi orang tuanya, Sunardi (48), dan Nurmawati (44). Kakak Romi, Andri Pramama (19), juga setia menemani sang adik.

Kaki kiri Romi tidak terselamatkan setelah tertimpa beton Masjid. Dia tidak sadar telah kehilangan kaki kiri. Yang mencengangkan, Romi dapat berlari untuk menyelamatkan diri.  Dalam keadaan panik pascagempa, Andri Pramama mencari adik bungsunya tersebut. Betapa terkejutnya Andri tatkala melihat adiknya berlari meski kaki kiri telah tiada dan hilang di bawah reruntuhan Masjid.
 

“Anak saya sempat berjalan sambil berlari-lari kecil keluar dari reruntuhan menuju gerbang Masjid Babussalihin, lalu bertemu abangnya, si Andri, langsung digendong,” terang dua orang tua Romi.

Saat dalam dekapan sang abang, Romi sempat menangis menahan sakit dan mengeluarkan kalimat, “ Bang, kaki Romi sakit Bang.,” Orang tua Romi dan abangnya menyeka air mata saat menceritakan kisah tragis yang dialami Romi.  Selamatnya jiwa Romi bagai mukjizat karena sebagian besar temannya tidak selamat dan tertimpa bangunan masjid. Bagian wajah dan beberapa tubuh Romi juga terluka dan masih menyisakan darah yang baru dibersihkan.
 

Dengan tatapan tanpa dosa, bocah kecil itu serius menyimak kata-kata orang tuanya. Setengah berbisik Romi berkata ,“Kepala teman saya, ada yang nancap dengan batu,” ucap Romi lirih.

Hal sama juga dirasakan ratusan warga Desa Pilar, Kecamatan Bies, Takengon, kehilangan tempat tinggal. Rumah mereka rata dengan tanah. “ Sudah tidak ada lagi rumah kami,” ujar Inen Sari, warga Bies, sambil menahan isak tangis. Dengan suara serak karena terlalu lama menangis dia menceritakan situasi ketika gempa terjadi. Setelah gempa pertama, dia bersama tetangga mencari tempat berlindung ke lokasi datar. Kemudian mereka kembali ke rumah masing-masing. Rumah masih berdiri kukuh.

Menjelang malam sebagian warga Desa Pilar kembali mencari tempat berteduh yang dirasakan aman, setelah gempa susulan terus berlangsung kendati berskala kecil. Ditambah lagi hujan dan listrik padam sehingga warga di kawasan perbukitan itu tidak nyaman tinggal di rumah.

Rasa cemas, khawatir, dan takut akhirnya terjawab dengan datangnya suara gemuruh bagai suara air bah yang disusul guncangan keras kembali terjadi sekitar pukul 21.15 WIB. “ Banyak rumah di kawasan ini yang hancur ketika gempa susulan,” ujar Sugiarto, warga setempat.  “Kami membutuhkan perhatian pemerintah untuk membangun kembali rumah yang sudah rata dengan tanah ini,” katanya. Di tengah cuaca yang sedikit berkabut, puluhan warga terus memunguti barang-barang yang mungkin masih bisa digunakan. Misalnya, pakaian sehari-hari.

Data menyebutkan, Gempa Di Tanoh Gayo embuat 42 jiwa meninggal dan korban cedera mencapai 420 orang. Dengan rincian Di Bener Meriah, 14 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Lebih dari 100 orang dilarikan ke rumah sakit dan 1.500 rumah hancur di seluruh kabupaten.

Sementara Di Aceh Tengah, 17 orang dilaporkan tewas. Sebuah masjid runtuh dan menewaskan enam anak dan memerangkap 14 orang lainnya. Dan menghancurkan 1.600 rumah.

Tanggal 3 Juli, 40 miliar rupiah (sekitar US$4 juta) digelontorkan untuk pemulihan daerah. Masa tanggap darurat selama satu minggu, bisa diperpanjang jika perlu, diberlakukan di Bener Meriah. Lima lokasi pengungsian berada di Bener Meriah dan 10 lokasi pengungsian terdapat di Aceh Tengah.. (wikipedia)

Namun semenjak berita ini diturunkan empat Tahun Silam, saya tidak pernah bertemu dengan Romi lagi, begitu juga orang tuanya, seperti apa kabarnya saya tidak mengetahui lagi. Besar harapan kalau ada waktu saya akan menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Romi Adittia.





Greetings Friends of Steemian, today I just slightly share my writing about the earthquake 6.2 SR that rocked Tanoh Gayo 2013 ago. Incident Photo of this earthquake victim Appears on my Facebook Wall. I also tried to reflect back my steemian friends, as an expression of my good afternoon. @nauval ...


OK THE FOLLOWING STEEMIANS OF THE STORY


***

2 July 2013 Silam, a bitter history for Romi Aditia's son (6). Roni One of 420 victims of sate when empowerment magnitude 6.2 SR Aceh Tengah, Aceh Province, that afternoon at around 14:37 WIB had frowned this boy. His left leg was lost to the ruins of the mosque that collapsed in the quake shook Tanoh Gayo.

Romi Aditia is the youngest of three children, Sunardi (48), and Nurmawati (44), resident of Blang Mancung, Ketol subdistrict, Central Aceh. Before the accident occurred, Romi called his friends to play with his friends, awaiting the arrival of their Ngaji Guru, at the Babussalihin Mosque, located in the hometown of Romi.

Found in the Emergency Installation Room (IGD) Datu Beru Hospital, Takengon, Thursday (4/7). Or two days after the accident Romi lay limp in bed. The left leg of a 6 year old boy is no longer intact. The bottom is broken. And Harud amputated, though, Romi looks tough. He did not moan in pain. He was accompanied by his parents, Sunardi (48), and Nurmawati (44). Romi's brother, Andri Pramama (19), also faithfully accompanied his brother.

Romi did not realize that he had lost his left leg. Surprisingly, Romi could run to save himself at the time of the devastating event. In a state of panic pascagempa, Andri Pramama looking for his brother. How surprised Andri when he saw his brother ran even though the left leg has been lost and lost under the ruins of the mosque.   "My son had time to walk while jogging out of the ruins to the gate of the mosque of Babussalihin, then met his brother, Andri, immediately lift," said two parents Romi.

When in the arms of his brother, Romi had wept with pain and issued a sentence, "Bang, Romi sick legs Bang.," Parents Romi and his brother wipe tears while telling the tragic story experienced Romi. Congratulations Romi, as a miracle because most of his friends do not survive buried mosque ruins. Parts of the face and some Romi's body are also injured and still leaves freshly cleaned blood.

With innocent eyes, the boy was seriously listening to his parents' words. While whispering Romi said, "The head of my friend, someone is stuck with a stone," Romi said quietly.

Public Anxiety During Earthquake Happens 

The Gayo Earthquake is not just about the Story of Romi, but applies to hundreds of villagers of Pilar, Bies District, Takengon, losing their homes. Their house is flat to the ground.   "No more our house," said Inen Sari, a resident of Bies, holding back her sobs. In a hoarse voice for a long cry he recounts the situation when the earthquake happened. After the first quake, he and his neighbor sought shelter to a flat location. Then they returned to their home. The house is still standing firm.

At night some villagers of Pilar returned to find a safe haven, after aftershocks continued on a small scale. Plus rain and power outages so people in the hills are not comfortable living at home. Anxiety, anxiety, and fear were finally answered with a roar like the sound of a flood followed by a terrible shock occurred again at around 21:15 pm. "Many houses in this area were destroyed during aftershocks," said Sugiarto, a local resident.   "We need the government's attention to rebuild the already flattened house with this land," he said. In the midst of a rather foggy weather, dozens of residents continue to pick up items that may still be usable. For example everyday clothes.

Data said the quake in Tanoh Gayo pinned 42 people dead and wounded reached 420 people. With details In Bener Meriah, 14 people were killed and hundreds more injured. More than 100 people were rushed to the hospital and 1,500 homes were destroyed across the district.

While in Central Aceh, 17 people were reported killed. A mosque collapsed and killed six children and trapped 14 others. And destroyed 1,600 homes.   On July 3, 40 billion rupiah (about US $ 4 million) was disbursed for regional recovery. A one-week emergency period, which can be renewed if necessary, is enforced in Bener Meriah. Five evacuation sites in Bener Meriah and 10 evacuation sites are located in Central Aceh. (Wikipedia)


But since this news was revealed four years ago Silam, I never met Romi again, nor did his parents, as I said I do not know anymore. I hope there will be time to meet Romi Adittia.


@NAUVAL

Sort:  

awesome post/pictures :) @nauval

Thank May Frineds @phamxuan

semoga si adek kita in tabah dan marimendukungnya. @nauval

Semoga dia tetap tabah Aminnnn, dan sekarang dia berusia 10 tahun sepertinya , tapi saya tidak tau lagi dimana keberadaannya sekarang, dulu kami cuma jumpa dirumah sakit di Aceh Tengah..@masriadi

Seandainya tulisan ini dibuat rangkumannya tentu menjadi lebih singkat. Tapi gak apa apa juga, namanya juga usaha agar terus mendaparkan upvote.

Ditunggu tulisan featurenya.

thank my friends...

Tulisan yang sangat panjang dan pasti saya gak sanggup baca hanya bisa melihat gambar nya saja... Sungguh prihatin.

Thanks @yahqan, kamu luar biasa di Steemit, saya senang mengenal anda... dan saya lalu mengikuti pos anda..

Keras, ngon kamoe Paloh pu mayany

hehehhe, kamu bisa aja @mushthfakamal

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 58999.04
ETH 2518.40
USDT 1.00
SBD 2.46